Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />
HIV / <strong>AIDS</strong> Testing HIV<br />
• Takut diberitahu bahwa mereka terinfeksi HIV dan harus menghadapi halhal<br />
yang berkaitan dengan infeksi tersebut.<br />
• Lebih suka mengatasi gejala-gejala yang berkaitan dengan HIV dengan<br />
mempercayai bahwa hal tersebut disebabkan oleh penyakit selain infeksi<br />
HIV.<br />
• Tidak punya uang untuk membayar testing dan konseling, bila pelayanan<br />
tersebut dikenakan biaya, terutama remaja yang tidak memiliki uang<br />
sendiri.<br />
Kegagalan untuk mengambil hasil tes. Di beberapa tempat suatu proporsi<br />
yang tinggi dari orang-orang yang datang untuk konseling dan testing, tidak<br />
kembali untuk mengambil hasil tes. Mereka mungkin:<br />
• Berubah pikiran dan memutuskan bahwa mereka tidak ingin mengetahui<br />
hasil tes setelah memikirkannya, khususnya jika mereka harus menunggu<br />
lama untuk mendapatkan hasil tes tersebut.<br />
• Memutuskan tidak kembali setelah berbicara dengan pasangan, teman<br />
atau anggota keluarganya.<br />
• Tidak benar-benar ingin mengetahui status HIV-nya, tetapi menjalani tes<br />
untuk tidak melukai hati petugas kesehatan atau konselor, atau dipaksa<br />
datang oleh seseorang dalam masyarakatnya.<br />
• Tidak punya waktu atau uang untuk biaya perjalanan ke pusat pelayanan<br />
satu atau dua minggu kemudian (dan menemukan lebih mudah menerima<br />
hasil tes pada hari yang sama).<br />
Mengatasi hambatan-hambatan. Berbagai langkah dapat dilakukan untuk<br />
mengatasi hambatan-hambatan terhadap konseling dan testing dan untuk<br />
meminta lebih banyak orang yang datang mengambil hasil tesnya.<br />
Strategistrategi yang dipakai harus sesuai dengan kebiasaan-kebiasaan<br />
setempat. Strategi-strategi ini meliputi:<br />
70<br />
• Penggunaan tes cepat/sederhana sehingga hasilnya dapat diberikan pada<br />
hari yang sama dan klien tidak perlu datang kembali satu atau dua minggu<br />
kemudian (namun demikian, melakukan dua tes cepat/ sederhana agak<br />
mahal dan sangat penting untuk meyakinkan bahwa klien memiliki cukup<br />
waktu sebelum menjalani tes untuk memikirkan implikasi-implikasinya).<br />
• Pendidikan kepada masyarakat sehingga mengetahui<br />
keuntungankeuntungan mengetahui status HIV-nya baik positif maupun<br />
negatif.<br />
• Meningkatkan pengetahuan akan pelayanan perawatan, pengobatan dan<br />
dukungan yang tersedia bagi orang dengan HIV.<br />
• Penyediaan konseling yang berkualitas tinggi.<br />
• Jaminan bahwa upaya-upaya untuk mempertahankan kerahasiaan<br />
berjalan dengan efektif dan klien mengetahui hal ini.<br />
• Pengintegrasian konseling dan testing HIV ke dalam pelayanan kesehatan<br />
yang ada untuk mengurangi stigma yang berkaitan dengan kemungkinan