17.01.2013 Views

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />

HIV / <strong>AIDS</strong> Testing HIV<br />

• Mendiskusikan pencegahan cara penularan HIV kepada<br />

pasanganpasangan yang mungkin tidak terinfeksi dan memberikan<br />

informasi tentang kondom dan hubungan seks yang lebih aman.<br />

Bagaimana membuat orang untuk hidup secara positif tergantung budaya<br />

setempat. Di banyak tempat, adalah tidak membantu atau tidak cocok secara<br />

budaya untuk memberi tahu orang-orang bahwa mereka mempunyai penyakit<br />

yang fatal. Penekanan pada konseling adalah memberikan harapan kepada<br />

klien untuk tetap ‘sehat’ dan menjalani hidup yang ‘normal’.<br />

� Persiapan menghadapi situasi-situasi yang berbeda<br />

<strong>Konselor</strong> dan petugas kesehatan perlu dipersiapkan untuk menghadapi<br />

bermacam-macam situasi, misalnya orang yang telah dites tanpa<br />

sepengetahuan atau persetujuan mereka, orang yang memutuskan untuk tidak<br />

mengikuti konseling, orang yang memutuskan untuk tidak menjalani tes dan<br />

orang yang memilih untuk tidak mengetahui hasil tesnya atau orang yang<br />

menyangkal hasil tesnya.<br />

Dites tanpa persetujuan. Jika seseorang positif HIV tetapi telah dites tanpa<br />

sepengetahuan atau persetujuan mereka, dan mereka tidak tahu hasilnya,<br />

adalah mungkin untuk mengulangi lagi prosesnya. Orang itu dapat ditawari<br />

konseling pretes. Jika mereka memutuskan untuk tidak menjalani tes atau tidak<br />

ingin tahu hasilnya, keputusan mereka tersebut harus dihormati.<br />

Jika seseorang sudah tahu atau menduga bahwa mereka telah dites tanpa<br />

persetujuan mereka, mungkin lebih baik bagi konselor untuk menggunakan<br />

lebih dari satu sesi konseling. <strong>Konselor</strong> dapat memulai dengan menjelaskan<br />

tentang tes itu dan implikasi-implikasinya dan mengapa darah orang itu telah<br />

dites, mencakup masalah-masalah yang seharusnya telah dibahas selama<br />

konseling pretes. Diskusi tentang apakah orang itu ingin mengetahui hasil<br />

tesnya harus dicakup pada sesi konseling postes berikutnya.<br />

Memutuskan untuk tidak mengikuti konseling. Orang-orang yang tidak<br />

menginginkan konseling pretes atau tidak punya akses untuk ini, tidak boleh<br />

dicegah untuk menjalani tes HIV bila mereka menginginkannya. Walaupun<br />

demikian informed consent selalu diminta.<br />

Memutuskan untuk tidak menjalani tes. Setelah konseling pretes, seseorang<br />

mungkin memutuskan bahwa mereka tidak ingin dites. <strong>Konselor</strong> dan petugas<br />

kesehatan harus ingat bahwa testing HIV bukanlah tujuan dari konseling, dan<br />

harus selalu menerima keputusan seseorang. Orang tidak boleh dipaksa untuk<br />

menjalani tes. Orang yang datang untuk konseling dan testing yang<br />

memutuskan untuk tidak menjalani tes harus diberikan konseling tentang<br />

bagaimana mencegah penularan HIV.<br />

Memilih untuk tidak mengetahui hasil tes. Beberapa orang memutuskan<br />

untuk menjalani tes, tetapi memilih untuk tidak mengetahui hasilnya. Keputusan<br />

65

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!