Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />
HIV / <strong>AIDS</strong> Testing HIV<br />
Karena tidak ada konseling pretes dan postes dan tidak ada testing konfirmasi<br />
yang menyertai suatu hasil tes positif, maka kemungkinan positif palsu atau<br />
suatu tes dilaksanakan pada masa jendela sangat besar. Saat ini tidak ada<br />
pengawasan untuk menjamin bahwa kit tes itu berkualitas tinggi dan hasilnya<br />
telah dikonfirmasi. Penjagaan kerahasiaan secara efektif tidak dapat dijamin.<br />
Kalaupun testing di rumah disetujui, tes tersebut hanya akan bisa dilaksanakan<br />
di tempat-tempat yang ada pelayanan surat menyuratnya dan masyarakat<br />
memiliki akses telepon untuk mengetahui hasilnya dan mendapatkan konseling<br />
postes.<br />
� Tes antigen<br />
Dua jenis utama tes ini adalah biakan virus dan teknologi amplifikasi asam<br />
nukleat (nucleic acid amplification technologies = NAT) seperti tes polymerase<br />
chain reaction (PCR).<br />
• Biakan virus menumbuhkan virus dari suatu sampel darah di laboratorium.<br />
Jika HIV bisa dibiakkan, berarti terdapat virus di dalam darah dan orang<br />
yang punya darah itu terinfeksi. Namun demikian, biakan virus ini mahal<br />
dan sulit serta membutuhkan teknologi canggih dan keahlian, termasuk<br />
laboratorium dengan keamanan khusus (P3) untuk menumbuhkan bahan<br />
yang terinfeksi, sehingga tidak mungkin dikerjakan pada sumber daya<br />
yang terbatas.<br />
• Nucleic acid amplification technologies (NAT) seperti tes PCR bekerja<br />
dengan mendeteksi materi genetik dari virus. Seperti halnya biakan virus,<br />
testing PCR ini mahal, membutuhkan fasilitas canggih dan teknisi yang<br />
terlatih dan tidak dapat dilaksanakan di sebagian besar negara<br />
berkembang. Tes baru ini dapat mendeteksi kadar virus yang sangat<br />
rendah dan dapat digunakan untuk memonitor terapi antiretroviral (ARV).<br />
Walaupun tes antibodi terhadap HIV paling cocok untuk menentukan adanya<br />
infeksi, pada keadaan tertentu teknik lainnya dapat membantu secara lebih<br />
tepat. Isolasi virus melalui biakan, tes asam nukleat untuk mengetahui adanya<br />
RNA virus, dan tes untuk menentukan adanya antigen p24 (protein inti) dapat<br />
menunjukkan adanya virus atau komponen-komponennya dalam darah; semua<br />
hal ini untuk membuktikan adanya infeksi. Cara-cara ini sangat spesifik, dan<br />
hasil positif dapat memastikan adanya infeksi.<br />
Akhir-akhir ini telah diperkenalkan tes untuk asam nukleat, tetapi memerlukan<br />
teknik yang sangat rumit dan tenaga yang trampil dan berpengalaman.<br />
Tes antigen terhadap HIV sekarang dipergunakan untuk skrining darah donor<br />
untuk transfusi di negara-negara maju dan sangat cocok untuk keadaankeadaan<br />
tertentu seperti infeksi HIV akut, testing pada bayi dan pemantauan<br />
pengobatan ARV. Sayangnya tes ini sangat mahal dan banyak negara yang<br />
belum mampu melaksanakannya secara rutin.<br />
60