17.01.2013 Views

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />

HIV / <strong>AIDS</strong> Testing HIV<br />

oleh tes HIV disebut dengan masa jendela (window period). Tes HIV yang<br />

dilakukan pada masa jendela ini akan mendapatkan hasil negatif padahal orang<br />

yang dites sudah terinfeksi. Itulah sebabnya bila tes pertama hasilnya negatif,<br />

mereka harus periksa ulang tiga bulan berikutnya.<br />

Diagnosis infeksi HIV dilakukan dengan menggunakan dua cara pemeriksaan<br />

antibodi, yaitu ELISA dan Western blot. Tes Western blot masih merupakan<br />

standar diagnosis di negara-negara maju sedangkan untuk negaranegara<br />

miskin atau sedang berkembang, WHO menganjurkan 2 atau 3 kali<br />

pemeriksaan ELISA karena lebih murah dan akurasinya tidak berbeda dengan<br />

Western blot. Bila seseorang kemungkinan besar terinfeksi HIV dan kedua<br />

pemeriksaan hasilnya negatif, dapat dilakukan pemeriksaan ulang, pada waktu<br />

antibodi terhadap HIV diperkirakan sudah terbentuk.<br />

Bayi dari ibu yang terinfeksi HIV bisa tertular dan bisa juga tidak, tetapi<br />

semuanya memperoleh antibodi dari ibunya selama beberapa bulan. Bila bayi<br />

tidak cukup menunjukkan gejala-gejala, dokter tidak dapat menentukan<br />

diagnosis adanya infeksi HIV dengan pemeriksaan yang biasa sampai bayi<br />

berumur 18 bulan. Setelah itu, bayi tidak lagi memiliki antibodi dari ibunya dan<br />

akan memproduksi antibodi sendiri, bila bayi tersebut memang terinfeksi.<br />

Pelayanan kesehatan di negara-negara maju dapat menggunakan teknik yang<br />

baru untuk mendeteksi HIV secara lebih akurat untuk menentukan infeksi HIV<br />

pada bayi umur 3-18 bulan. Caranya dengan melakukan tes yang dapat<br />

mendeteksi virusnya sendiri (bukan antibodi) misalnya dengan pemeriksaan<br />

PCR atau biakan virus.<br />

Diagram ini menunjukkan bagaimana kadar antibodi dan jumlah virus per unit<br />

darah yang terinfeksi HIV (viral load) berubah sepanjang waktu.<br />

56<br />

Diagram: viral load dan antibodi pada infeksi HIV

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!