17.01.2013 Views

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />

HIV / <strong>AIDS</strong> Testing HIV<br />

� RINGKASAN<br />

3.1 DIAGNOSTIK<br />

� Mengetahui adanya infeksi HIV sedini mungkin sangat penting karena pengobatan<br />

dan pencegahan penularan secara dini akan memberikan hasil yang paling baik.<br />

� Serokonversi: istilah ini berhubungan dengan waktu saat tubuh mulai memproduksi<br />

antibodi terhadap virus. Umumnya antibodi akan terbentuk dalam 3 sampai 6 bulan<br />

setelah infeksi. Waktu antara masuknya HIV ke dalam tubuh dengan terbentuknya<br />

antibodi dalam jumlah yang cukup untuk dideteksi oleh tes HIV disebut masa jendela<br />

(window period). Hal inilah yang menyebabkan mengapa hasil tes yang negatif pada<br />

pemeriksaan pertama perlu diulang tiga bulan kemudian.<br />

� Pemeriksaan antibodi terhadap virus untuk mengetahui adanya infeksi dilakukan<br />

dengan cara ELISA dan Western blot. Pemeriksaan Western blot saat ini jarang<br />

digunakan karena biayanya yang mahal dan 2 atau 3 kali pemeriksaan ELISA<br />

ditemukan memiliki akurasi yang tidak berbeda dengan Western blot.<br />

� Pemeriksaan antigen virus (p24); merupakan pemeriksaan yang lebih spesifik,<br />

biasanya dipergunakan untuk tes darah donor di negara maju. Pemeriksaan ini juga<br />

penting untuk: (1) mengetahui infeksi dini HIV, (2) skrining darah, (3) mendiagnosis<br />

infeksi pada bayi baru lahir, dan (4) memonitor pengobatan dengan ARV. Kelemahan<br />

utama adalah kurang sensitif untuk tes darah karena jumlah antigen yang rendah<br />

dalam darah dan antigenemia (antigen yang tinggi) terjadi hanya bersifat sementara<br />

pada fase infeksi yang berbeda-beda.<br />

� Konseling: sangat perlu sebelum maupun sesudah melakukan tes. Hal ini penting<br />

untuk memperoleh informasi yang rinci terhadap hasil tes, baik negatif maupun<br />

positif. Apalagi bila hasilnya positif, oleh karena hasil yang positif dapat<br />

menimbulkan reaksi yang beragam pada orang yang terinfeksi HIV.<br />

� VCT (Voluntary Counseling and Testing):<br />

� Memerlukan suatu pelayanan konseling yang efektif.<br />

� Pelatihan yang baik merupakan faktor yang paling penting dalam konseling yang<br />

baik.<br />

� Setelah pelatihan konselor perlu mendapatkan supervisi dan bekerja ber-samasama<br />

dengan konselor yang lebih berpengalaman.<br />

� <strong>Konselor</strong> sendiri kadang-kadang memerlukan konseling, karena konselor itu<br />

sendiri takut pada HIV atau takut terinfeksi HIV.<br />

51

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!