Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />
HIV / <strong>AIDS</strong> Fakta-fakta tentang HIV<br />
HIV sebenarnya dapat dideteksi pada setiap penderita <strong>AIDS</strong><br />
Tes yang sensitif yang dikembangkan akhir-akhir ini, termasuk polymerase<br />
chain reaction (PCR) dan teknik kultur yang lebih maju, memungkinkan para<br />
peneliti mampu menemukan HIV pada penderita <strong>AIDS</strong> dengan beberapa<br />
perkecualian. HIV berkali-kali telah diisolasi dari darah, cairan sperma dan<br />
cairan vagina penderita <strong>AIDS</strong>, temuan-temuan yang konsisten dengan data<br />
epidemiologis yang menunjukkan penularan <strong>AIDS</strong> melalui aktivitas seksual<br />
dan kontak dengan darah yang terinfeksi.<br />
Kembaran yang terinfeksi HIV berkembang menjadi <strong>AIDS</strong>, sedangkan<br />
kembaran yang tidak terinfeksi tidak berkembang menjadi <strong>AIDS</strong><br />
Peneliti-peneliti telah mendokumentasikan kasus ibu-ibu yang terinfeksi HIV<br />
yang melahirkan bayi kembar, dan satu diantaranya terinfeksi HIV dan yang<br />
lainnya tidak. Anak yang terinfeksi HIV berkembang menjadi <strong>AIDS</strong>, dan yang<br />
lainnya tetap normal baik klinik maupun imunologik.<br />
Penelitian-penelitian tentang kasus <strong>AIDS</strong> yang diperoleh dari transfusi<br />
secara konsisten menemukan HIV pada penerima darah seperti halnya<br />
pada pendonor darah.<br />
Banyak penelitian menunjukkan hubungan yang hampir sempurna antara<br />
kejadian <strong>AIDS</strong> dalam darah penerima dan darah pendonor, dan fakta<br />
tentang strain (tipe) HIV yang serupa pada penerima dan pendonor.<br />
HIV menyebabkan kematian limfosit T CD4+ in vitro dan in vivo (di<br />
dalam tubuh).<br />
Sel T CD4+ adalah sel yang menyusut pada penderita <strong>AIDS</strong>. Walaupun<br />
hilangnya sel T CD4+ bukan merupakan satu-satunya kerusakan imun pada<br />
penderita <strong>AIDS</strong>, pemeriksaan bahwa HIV juga menginfeksi dan merusak<br />
selsel ini in vitro (di luar tubuh) membuktikan suatu hubungan yang jelas<br />
antara HIV dan kemampuan regenerasi <strong>AIDS</strong>.<br />
Diantara penderita yang terinfeksi HIV yang mendapat pengobatan anti<br />
HIV, yang menunjukkan respons penurunan viral load sampai tingkat<br />
yang rendah ternyata jauh lebih kecil jumlahnya berkembang menjadi<br />
<strong>AIDS</strong> atau meninggal dibandingkan dengan yang tidak menunjukkan<br />
respon terhadap pengobatan. Hal tersebut tidak akan terjadi bila HIV<br />
tidak memegang peran sentral sebagai penyebab <strong>AIDS</strong>.<br />
Uji klinik pada anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi HIV<br />
menunjukkan adanya hubungan antara respons virologik yang baik terhadap<br />
pengobatan dan penurunan risiko timbulnya <strong>AIDS</strong> dan kematian.<br />
Efek ini juga terlihat dalam praktek klinik sehari-hari. Misalnya, pada analisis<br />
2.674 penderita yang terinfeksi HIV yang mulai dengan pengobatan dengan<br />
41