Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />
HIV / <strong>AIDS</strong> Infeksi Oportunistik<br />
Pengobatannya bisa lokal atau sistemik. Pengobatan lokal dilakukan pada<br />
tempat infeksi ditemukan. Pengobatan sistemik mengenai seluruh tubuh.<br />
Banyak dokter lebih suka menggunakan pengobatan lokal terlebih dahulu.<br />
Pengobatan lokal menempatkan obat langsung di tempat yang dibutuhkan.<br />
Pengobatan lokal memiliki efek samping lebih sedikit daripada pengobatan<br />
sistemik. Juga risiko kandida menjadi kebal terhadap pengobatan lebih<br />
sedikit. Obat yang digunakan untuk mengobati kandida adalah obat-obat<br />
anti jamur. Nama-nama obat ini hampir selalu diakhiri dengan “-azole.”<br />
� Pengobatan lokal meliputi krim, tablet vagina untuk mengobati<br />
vaginitis, cairan, dan tablet isap yang larut di dalam mulut. Pengobatan<br />
lokal dapat menyebabkan sedikit rasa perih atau iritasi.<br />
� Pengobatan sistemik diperlukan jika pengobatan lokal tidak berhasil,<br />
atau jika infeksi telah meluas ke tenggorokan (esofagitis). Beberapa<br />
obat sistemik berupa pil. Efek samping yang paling umum adalah mual,<br />
muntah, dan sakit perut. Kurang dari 20% penderita mengalami<br />
efek samping ini.<br />
Kandidiasis dapat datang kembali secara berulang-ulang. Beberapa dokter<br />
meresepkan obat anti jamur untuk waktu yang lama. Hal ini dapat<br />
menyebabkan resistensi. Jamur tersebut dapat mengalami mutasi sehingga<br />
obatnya tidak lagi efektif.<br />
Amphotericin B dapat digunakan pada kasus yang parah yang tidak<br />
membaik dengan pengobatan yang lain. Obat ini sangat kuat dan beracun<br />
(toksik), yang diberikan secara intravena (melalui pembuluh darah balik).<br />
Efek samping yang utama adalah masalah terhadap ginjal dan anemia.<br />
Reaksi lainnya meliputi demam, dingin, mual, muntah, dan sakit kepala.<br />
Efek samping ini biasanya menghilang setelah beberapa dosis pertama.<br />
Pengobatan alamiah<br />
Beberapa penyembuhan tanpa obat tampaknya dapat membantu. Belum<br />
ada penelitian untuk membuktikan kemanjuran cara pengobatan ini.<br />
� Mengurangi jumlah gula yang Anda makan.<br />
� Teh Pau d’Arco dibuat dari kulit kayu di Amerika Selatan. Teh ini<br />
dilaporkan memiliki kemampuan anti jamur.<br />
� Bawang putih memiliki khasiat anti jamur dan anti bakteri. Namun demikian,<br />
ia dapat mengganggu obat-obat golongan protease inhibitor.<br />
� Minyak pohon teh dapat dilarutkan dalam air dan dikumur-kumurkan.<br />
� Lactobacillus (acidophilus), yang ditemukan dalam yogurt, adalah<br />
bakteri yang dapat mengontrol jamur. Mungkin ada gunanya<br />
meminumnya setelah memakai antibiotika.<br />
� Asam gammalinoleat (GLA) dan biotin keduanya tampaknya<br />
membantu mencegah penyebaran kandida. GLA ditemukan pada<br />
241