17.01.2013 Views

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />

HIV / <strong>AIDS</strong> HIV dan Gizi<br />

144<br />

rantai. Vitamin E menghalangi proses ini dengan memasuki membran<br />

lipid dan bersatu dengan radikal bebas tersebut. Molekul yang dihasilkan<br />

memiliki bentuk yang berbeda; menempelkan kepalanya ke luar<br />

membran, sehingga dapat terlihat oleh vitamin C. Bila diserang oleh<br />

vitamin C, bisa direduksi kembali menjadi molekul yang stabil, dan rantai<br />

kerusakan akan terhenti.<br />

Penting untuk diketahui, vitamin E jenis apa yang dimakan. Bila bukan αtokoferol,<br />

yang dihasilkan secara alami, vitamin C tidak dapat mengenalinya,<br />

dan efek ini tidak akan terjadi. Bila γ-tokoferol, seperti yang dijumpai<br />

pada minyak kacang kedele, akan diekresikan dengan cepat. Jadi harus<br />

diusahakan untuk mendapatkan suplemen yang mengandung αtokoferol.<br />

Ini memiliki aktivitas yang paling tinggi. Kebanyakan vitamin E<br />

yang dipasarkan adalah dalam bentuk α-tokoferol.<br />

Efek antioksidan vitamin E dipergunakan dalam berbagai keadaan.<br />

Kombinasi dengan vitamin C dan β-karotin sedang dalam penelitian,<br />

misalnya pada pengobatan tambahan penderita yang mengalami<br />

kelainan kolesterol, bersama-sama obat-obat penurun kolesterol yang<br />

cocok. Suplementasi tersebut terlihat dapat meningkatkan mediator sel<br />

imun pada orang tua yang masih sehat. Ini adalah salah satu contoh<br />

yang baik dari respon imun yang mengalami gangguan, dan akhirnya<br />

rusak, oleh penyakit HIV. Pada penelitian ini, dosis yang dipergunakan<br />

adalah 800 unit/ hari. Vitamin E juga merupakan salah satu vitamin yang<br />

dapat diminum dalam jumlah yang relatif tinggi tanpa toksisitas.<br />

Suplementasi diet vitamin E diperkirakan dapat meningkatkan efektifitas<br />

AZT melawan virus. Pada infeksi HIV asupan vitamin E mungkin dapat<br />

memperlambat progresivitas terjadinya <strong>AIDS</strong>.<br />

Dalam kultur HIV di laboratorium, antioksidan dapat memperlambat<br />

perkembangan virus. Dengan dosis vitamin E yang cukup tinggi,<br />

perkembangan mungkin bisa terhenti; akan tetapi dosis tersebut cukup<br />

tinggi untuk membunuh sel-sel tempat virus dikultur. Jadi toksisitas<br />

vitamin E dengan dosis yang ekstrim tinggi ternyata mempersempit<br />

perluasan penggunaan efek vitamin E tersebut. Dosis tinggi yang<br />

sedang, mungkin merangsang dan mungkin melindungi beberapa sel<br />

imun yang diketahui dirusak oleh virus.<br />

Kadar vitamin E yang rendah telah diketahui berhubungan dengan HIV<br />

dan infeksi lainnya, khususnya pada imigran dari negara sedang<br />

berkembang. Penelitian di Italia yang melaporkan temuan ini tidak<br />

meneliti mana yang terjadi lebih dahulu, apakah kelainan oleh karena<br />

infeksi atau defisiensi vitamin E. Tetapi dilaporkan bahwa orang dengan<br />

HIV mengalami defisiensi vitamin E, dan sepertiga dari pengguna obat

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!