17.01.2013 Views

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />

HIV / <strong>AIDS</strong> Perawatan dan Dukungan<br />

118<br />

• Ibu dengan HIV yang tinggal di tempat di mana banyak anak-anak<br />

mati karena penyakit infeksi atau banyak kasus kurang gizi,<br />

sebaiknya dianjurkan untuk menyusui bayinya.<br />

• Bila si ibu memungkinkan memberikan susu pengganti ASI, hal ini<br />

juga merupakan pilihan yang baik, asalkan bisa memenuhi<br />

persyaratan yang ada. Syarat tersebut adalah memakai air matang,<br />

peralatan (dot, botol, sendok, mangkok) yang bersih, mengikuti<br />

aturan pakai (takaran harus sesuai, jangan diencerkan karena ingin<br />

menghemat biaya). Bila tidak sanggup, sebaiknya si ibu dianjurkan<br />

untuk menyusui bayinya.<br />

� Melakukan imunisasi.<br />

• Semua bayi dengan HIV/<strong>AIDS</strong> harus diberikan imunisasi standar<br />

yaitu BCG, DPT (Difteri, Pertusis,Tetanus), Polio dan Campak.<br />

Imunisasi tersebut diberikan sedini mungkin sesuai jadwal yang ada<br />

di masing-masing negara.<br />

• Catatan: dijumpai beberapa kasus bayi dengan HIV yang<br />

mendapatkan imunisasi BCG ternyata menderita komplikasi berupa<br />

abses pada lokasi penyuntikan. Kenyataannya pada suatu<br />

penelitian kohort prospektif dijumpai tidak ada perbedaan risiko<br />

menderita komplikasi tersebut baik pada bayi dengan HIV maupun<br />

bayi tanpa HIV (besarnya risiko komplikasi adalah sama). Dengan<br />

demikian disimpulkan pemberian imunisasi BCG tetap aman dan<br />

direkomendasikan pada bayi dengan HIV.<br />

� Bayi/anak-anak harus mendapatkan pengobatan segera bila terkena<br />

infeksi. Akan lebih baik bila keluarga mempunyai dokter keluarga<br />

tetap, yang tahu benar riwayat penyakit si anak. Jangan biasakan<br />

untuk berpindah-pindah dokter.<br />

� Perlakukan anak seperti orang normal. Biarkan mereka bermain,<br />

bersekolah seperti biasanya. Tetapi, bila terjadi wabah penyakit<br />

infeksi, jangan biarkan mereka di luar rumah.<br />

� Mengenal dan mengelola gejala yang timbul pada ODHA<br />

� Demam<br />

ODHA seringkali mengalami gejala ini. Penyebabnya bisa karena<br />

infeksi oportunistik seperti TBC, penyakit lain (diare/infeksi saluran<br />

napas), maupun karena infeksi HIV itu sendiri. Tetapi kenyataannya<br />

sulit mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan munculnya<br />

demam itu.<br />

Mengetahui ODHA demam/tidak, yang terbaik adalah memeriksa<br />

dengan termometer. Bila tidak ada, dapat digunakan cara sebagai

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!