Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
Buku Pegangan Konselor - Komunitas AIDS Indonesia
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
<strong>Buku</strong> <strong>Pegangan</strong> <strong>Konselor</strong><br />
HIV / <strong>AIDS</strong> Pengobatan ARV<br />
98<br />
• Kriptokokosis di luar paru.<br />
• Sitomegalovirus pada organ selain hati, limpa dan kelenjar getah<br />
bening.<br />
• Infeksi virus Herpes simpleks pada kulit atau mukosa lebih dari 1 bulan<br />
atau dalam rongga perut tanpa memperhatikan lamanya.<br />
• PML (progressive multifocalencephalopathy) atau infeksi virus dalam<br />
otak.<br />
• Setiap infeksi jamur yang menyeluruh, misalnya: histoplasmosis,<br />
kokidioidomikosis.<br />
• Kandidiasis pada kerongkongan, tenggorokan, saluran paru dan paru.<br />
• Mikobakteriosis tidak spesifik yang menyeluruh.<br />
• Septikemia salmonela bukan tifoid.<br />
• TB di luar paru.<br />
• Limfoma.<br />
• Kaposi’s sarkoma.<br />
• Ensefalopati HIV sesuai definisi CDC.<br />
Dan/atau tingkat aktivitas 4: terbaring di tempat tidur, lebih dari 15<br />
hari dalam 1 bulan terakhir.<br />
4.3 CARA MEMILIH OBAT<br />
Sampai saat ini, tidak ada yang tahu kombinasi obat mana yang paling baik.<br />
Setiap orang menunjukkan reaksi yang berbeda-beda, jadi suatu kombinasi<br />
obat menunjukkan hasil yang efektif pada penderita tertentu, tapi belum<br />
tentu efektif bagi penderita lainnya.<br />
Hasil pemeriksaan viral load dan hitung CD4 akan memberikan indikasi yang<br />
lebih jelas kombinasi obat mana yang memberikan hasil yang paling baik.<br />
Misalnya, bila viral load termasuk sedang dan mungkin dokter memilih<br />
kombinasi obat tertentu, apabila sangat tinggi kombinasi yang sangat<br />
berbeda mungkin menjadi pilihan.<br />
Hal lain yang harus diperhatikan sebelum memilih obat yang dipergunakan<br />
adalah aktivitas penderita. Bagaimana kemampuan penderita untuk<br />
mengingat penggunaan obatnya. Pertimbangan yang baik adalah memilih<br />
obat sesuai jadwal kerja dan pola hidup. Mungkin penderita akan memakai<br />
obat tersebut dalam jangka waktu yang lama, maka perlu dipilih obat yang<br />
mudah cara minumnya. (Bila penderita berulang-ulang lupa, obat tidak akan<br />
ber-manfaat dan juga merupakan risiko terjadinya resistensi).<br />
Untuk kebanyakan orang, obat yang paling mudah dipergunakan adalah<br />
obat yang diminum sewaktu makan. Dalam hal ini, makanan bertindak<br />
sebagai alat untuk mengingatkan minum obat. Beberapa kombinasi obat<br />
diminum 3 kali se-hari, yang lainnya hanya 2 kali sehari. Kekurangan suatu<br />
obat adalah bila obat harus disimpan dalam lemari es. Apakah selalu