Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne
Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne
Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne
You also want an ePaper? Increase the reach of your titles
YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.
Hal17(106-13)nangs 6/12/12 8:13 PM Page 17<br />
IHSG<br />
Kurs Rupiah terhadap USD<br />
JAKARTA – Nilai ekspor subsektor<br />
busana (fashion) dan kerajinan<br />
nasional pada tahun ini<br />
diperkirakan akan naik 5–7%<br />
dibandingkan realisasi tahun<br />
lalu yang sekitar USD13 miliar.<br />
Dirjen Industri Kecil dan Menengah<br />
(IKM) Kementerian Perindustrian<br />
(Kemenperin) Euis<br />
Saedah mengatakan, ekspor<br />
dua subsektor itu didorong oleh<br />
meningkatnya permintaan dari<br />
Eropa dan Amerika Serikat<br />
(AS), terutama menjelang<br />
momen Natal dan Tahun Baru.<br />
Terkait tenaga kerja,lanjutnya,satu<br />
unit UKM bisa menyerap<br />
1–2 tenaga kerja tetap. Dia<br />
mengungkapkan, saat ini ada<br />
sekitar 500 unit UKM di Indonesia.“Potensinya<br />
bisa menyerap<br />
1,5 juta tenaga kerja.Kalau<br />
tambah tenaga, kerja informal<br />
potensinya bisa 8 juta orang,”<br />
kata Euis seusai pembukaan<br />
Pameran Dekranas di Kemenperin,Jakarta,kemarin.<br />
Menurut dia, pada kuartal<br />
I/2012 jumlah tenaga kerja bisa<br />
bertambah sekitar 10–15% dibandingkan<br />
kuartal III dan IV<br />
tahun lalu. Namun, Euis mengatakan,<br />
inovasi IKM di dalam<br />
negeri masih kalah diban-<br />
EKONOMI<br />
BISNIS<br />
” HENRY FORD<br />
Pendiri Ford Motor Company<br />
Tiga Pilar Targetkan Penjualan Rp300 M Hal 22 ))<br />
PT Tiga Pilar Sejahtera Food<br />
Tbk (AISA) menargetkan<br />
penjualan snack Taro senilai<br />
Rp300 miliar di tahun ini.<br />
Untuk itu, perseroan akan<br />
meningkatkan brand image<br />
produk makanan ringan yang<br />
diakuisisi dari PT Unilever<br />
Indonesia Tbk (UNVR) pada<br />
akhir 2011 lalu itu.<br />
Kualitas berarti tetap melakukan sesuatu dengan<br />
baik meski tidak ada orang lain yang memperhatikan.<br />
- 65,14 13,63<br />
3.852,58<br />
3.980,50<br />
10/5 6/6 11/5 7/6 14/5 8/6 11/6 15/5 12/6 16/5<br />
Indeks Saham 11 Jun 12 Jun Perubahan %<br />
IHSG 3.866,21 3.852,58 13,63 0,35<br />
Straits Times 2.787,81 2.797,08 9,27 0,33<br />
Nikkei 225 8.624,90 8.536,72 88,18 1,02<br />
Hang Seng 18.953,63 18.872,56 81,07 0,43<br />
Dow Jones * 12.554,20 12.411,23 142,97 1,14<br />
Ket : *) Indeks per tanggal 8 & 11Juni 2012<br />
- 15<br />
9.448<br />
9.280<br />
10/5 6/6 11/5 7/6 14/5 8/6 11/6 15/5 12/6 16/5<br />
Kurs Valas 11 Jun 12 Jun Perubahan %<br />
AUD 9.409,00 9.353,00 56,00 0,60<br />
EUR 11.914,00 11.805,00 109,00 0,92<br />
GBP 14.673,00 14.635,00 38,00 0,26<br />
HKD 1.216,00 1.218,00 2,00 0,16<br />
JPY (100) 11.847,00 11.881,00 34,00 0,29<br />
SGD 7.388,00 7.365,00 23,00 0,31<br />
Nilai Ekspor Fashion<br />
Berpotensi Naik 7%<br />
dingkan dengan negara lain.<br />
Dia menjelaskan, potensi dan<br />
keragaman material Indonesia<br />
jauh lebih bagus dibandingkan<br />
Amerika.Tetapi, bisnis manajemen<br />
dan inovasi Indonesia<br />
belum begitu bagus.<br />
Menteri Perindustrian MS<br />
Hidayat mengatakan, fashion,<br />
kerajinan, komputer, dan peranti<br />
lunak merupakan subsektor<br />
yang dominan memberikan<br />
kontribusi ekonomi, baik dalam<br />
nilai tambah,tenaga kerja,<br />
jumlah perusahaan dan ekspor.“Nilai<br />
tambah yang dihasilkan<br />
subsektor fashion dan kerajinan<br />
adalah 44,3% dan 24,8%<br />
terhadap total kontribusi<br />
sektor industri kreatif,” kata<br />
Hidayat.<br />
Dominasi kedua subsektor<br />
tersebut karena populasinya<br />
menyebar di seluruh Indonesia<br />
serta didukung kekayaan budaya<br />
etnis di masing-masing<br />
daerah. Euis menambahkan,<br />
saat ini pihaknya tengah menjajaki<br />
kerja sama dengan Turki<br />
terkait pengadaan mesin perkakas<br />
tekstil. Selama ini Indonesia<br />
masih bergantung pada<br />
China.<br />
● sandra karina<br />
&<br />
Direktur Grup Humas BI Difi A<br />
Johansyah mengatakan, demi<br />
mengelola tekanan pelemahan<br />
nilai tukar dari memburuknya<br />
krisis Eropa serta sentimen negatif<br />
pasar keuangan global, BI<br />
mendorong peningkatan pasokan<br />
valuta asing ke pasar agar<br />
pergerakan rupiah sejalan<br />
dengan nilai tukar mata uang<br />
lainnya di kawasan Asia dan<br />
menjaga kondisi fundamental<br />
perekonomian Indonesia.<br />
”Di tengah meningkatnya<br />
ketidakpastian perekonomian<br />
global, Dewan Gubernur (BI)<br />
meyakini daya tahan perekonomian<br />
domestik sejauh ini masih<br />
baik,”ujar Difi dalam keterangan<br />
persnya di Jakarta,kemarin.<br />
Prospek ekonomi global memang<br />
masih dihadapkan pada<br />
krisis Eropa yang memburuk<br />
dan semakin tidak pasti, serta<br />
kondisi ekonomi Amerika Serikat<br />
yang masih rentan dan melambatnya<br />
ekonomi India dan<br />
China. Namun, pertumbuhan<br />
ekonomi pada kuartal II/2012<br />
dan keseluruhan 2012 diperkirakan<br />
dapat mencapai kisaran<br />
6,3–6,7%.<br />
Menurut Difi, untuk menjaga<br />
keseimbangan pasar valuta<br />
asing, BI terus mengambil<br />
langkah-langkah dalam menjaga<br />
kecukupan likuiditas pasar.Langkah<br />
yang dilakukan an-<br />
JAKARTA – Pertumbuhan industri<br />
keuangan nonbank perlu<br />
didorong sehingga struktur industri<br />
keuangan di Indonesia<br />
tidak terlalu tergantung kepada<br />
sektor perbankan. Keinginan<br />
tersebut disampaikan Firdaus<br />
Djaelani saat menjalani<br />
uji kelayakan dan kepatutan<br />
(fit and proper test) calon Dewan<br />
Komisioner (DK) Otoritas Jasa<br />
Keuangan (OJK) di hadapan<br />
Komisi XI DPR kemarin.<br />
Firdaus yang dicalonkan sebagai<br />
Kepala Eksekutif Perasuransian,<br />
Dana Penisun, dan<br />
Lembaga Pembiayaan OJK<br />
mengungkapkan, saat ini terjadi<br />
ketimpangan dalam pangsa<br />
pasar industri keuangan di<br />
mana perbankan menguasai<br />
76,1% total aset (Rp3.708 triliun)<br />
sementara nonbank hanya<br />
23,9% (Rp165,46 triliun). Ketidakseimbangan<br />
juga bisa dilihat<br />
dari perbandingan total<br />
aset di masing-masing lembaga<br />
keuangan.<br />
Bila total aset perbankan Indonesia<br />
sudah mencapai 74,9%<br />
maka nonbank seperti asuransi<br />
hanya 9,9%,dana pensiun 2,8%,<br />
perusahaan penjaminan 0,1%,<br />
perusahaan sekuritas 1,1%,perusahaan<br />
pembiayaan dan modal<br />
tara lain didukung dengan penguatan<br />
operasi moneter melalui<br />
pengembangan instrumen<br />
moneter valuta asing seperti<br />
term deposit valuta asing, serta<br />
memperkuat koordinasi dengan<br />
pemerintah untuk memitigasi<br />
dampak negatif dari risiko<br />
pemburukan ekonomi global.<br />
Terpisah, Kepala Pusat<br />
Studi Ekonomi dan Kebijakan<br />
Publik Universitas Gadjah Mada<br />
Tony Prasentiantono mengatakan,<br />
BI tampaknya ingin mengirim<br />
sinyal kepada pasar<br />
bahwa bank sentral tetap konsisten<br />
di jalur untuk menegakkan<br />
rezim suku bunga rendah<br />
agar dapat mendorong ekspansi<br />
kredit. Apalagi diindikasikan,tahun<br />
ini loan growthbakal<br />
melambat. Namun di sisi lain,<br />
BI kehilangan kesempatan<br />
ventura 6,0%, dan pegadaian<br />
hanya 0,6%.Rendahnya pangsa<br />
pasar nonbank inilah yang menjadi<br />
perhatian Firdaus bila dia<br />
terpilih sebagai salah satu dari<br />
sembilan anggota DK OJK.<br />
“Dalam 10 tahun ke depan pertumbuhan<br />
industri keuangan<br />
nonbank setidak-tidaknya<br />
20–30%,”kata Firdaus.<br />
Mantan Kepala Eksekutif<br />
Lembaga Penjamin Simpanan<br />
(LPS) itu mengingatkan,belum<br />
seimbangnya pangsa pasar perbankan<br />
dan nonbank membuktikan<br />
industri keuangan Indonesia<br />
belum sepenuhnya berkembang.<br />
Ketergantungan<br />
untuk berbagai tugas menjaga<br />
kurs rupiah yang akhir-akhir<br />
ini melemah.<br />
Menurut Tony, sebenarnya<br />
jika BI Rate dinaikkan,bisa mengurangi<br />
beban untuk melakukan<br />
intervensi pasar agar rupiah<br />
stabil.Intervensi ini tentunya<br />
berakibat kepada penurunan<br />
cadangan devisa. Merosotnya<br />
cadangan devisa secara drastis<br />
bisa menimbulkan kepanikan<br />
besar dan harus dijaga. ”Kini<br />
cadangan devisa USD111 miliar<br />
(atau mungkin sudah turun<br />
lagi),dibandingkan posisi April<br />
USD116 miliar. Cukup riskan<br />
jika cadangan devisa terus<br />
turun dengan cepat,”ujarnya.<br />
Sementara, Ketua Perhimpunan<br />
Bank-Bank Umum Nasional<br />
(Perbanas) Sigit Pramono<br />
mengatakan, BI Rate seha-<br />
yang terlalu besar terhadap<br />
perbankan, menurut Firdaus,<br />
juga bisa membahayakan karena<br />
industri perbankan cenderung<br />
memiliki risiko instabilitas<br />
lebih tinggi terhadap gejolak<br />
perekonomian.<br />
Firdaus menambahkan, ke<br />
depan, industri keuangan nonbank<br />
perlu didorong sehingga<br />
masyarakat semakin tertarik<br />
untuk berinvestasi di luar perbankan,<br />
seperti asuransi ataupun<br />
pasar modal.<br />
Lemahnya peran industri<br />
keuangan nonbank dalam industri<br />
keuangan Indonesia juga<br />
diakui calon DK OJK lain, Ilya<br />
SEPUTAR INDONESIA<br />
rusnya dinaikkan. Jika BI Rate<br />
dinaikkan, akan memberikan<br />
sinyal ke perbankan untuk mengerem<br />
kredit perbankan. Menurut<br />
Sigit,BI Rateharus pelanpelan<br />
dinaikkan karena tandatanda<br />
krisis sudah masuk ke<br />
Indonesia.<br />
Tanda-tanda tersebut terlihat<br />
dari indikasi seperti pelemahan<br />
rupiah, penurunan Indeks<br />
Harga Saham Gabungan<br />
(IHSG), dan menipisnya likuiditas<br />
valas yaitu dolar AS. ”Itu<br />
tanda-tanda yang harus diperhatikan,<br />
krisis ini benarbenar<br />
sudah menular ke kita<br />
dampaknya. Ini tandanya harus<br />
hati-hati dan kredit harus<br />
direm. Harusnya (BI Rate) dinaikkan<br />
supaya mengerem kredit,tapi<br />
minimal tidak diturunkanlah,”ujarnya.<br />
Avianti. Mantan auditor utama<br />
VII BPK tersebut menilai pertumbuhan<br />
nonbank tidak terlalu<br />
menggembirakan karena<br />
minimnya edukasi mengenai<br />
produk-produk keuangan di<br />
masyarakat. Lembaga keuangan<br />
nonbank juga kebanyakan<br />
memiliki modal yang<br />
tidak terlalu besar sehingga untuk<br />
bermain di level besar<br />
mengalami kesulitan.<br />
“Ini masalah edukasi. Rakyat<br />
kita kalau punya duit kanke<br />
bank, nggak mau susah. Di China,<br />
ibu-ibu kalau pulang pasar<br />
langsung ke kantor pos beli saham.Mereka<br />
itu edukasi terha-<br />
RABU 13 JUNI 2012<br />
BI Rate Dipertahankan 5,75%<br />
Efek Krisis Global Sudah Menular, Penyaluran Kredit Harus Direm<br />
JAKARTA – Bank<br />
Indonesia (BI) kembalimempertahankan<br />
suku bunga<br />
acuan (BI Rate)<br />
pada level 5,75%.<br />
Tingkat suku<br />
bunga tersebut dinilai<br />
masih konsisten<br />
dengan perkiraan<br />
inflasi yakni<br />
4,5% plus minus<br />
1% pada 2012 dan<br />
2013.<br />
F<br />
SINDO/MASYHUDI<br />
it and Proper Test Calon DK OJK<br />
HAL<br />
21<br />
Tol Gempol-Pandaan<br />
Dapat Kredit Rp817 Miliar<br />
Industri Keuangan Nonbank Perlu Didorong<br />
FOTO-FOTO:SINDO/HASIHOLAN SIAHAAN<br />
(Dari kiri ke kanan) Tiga calon Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK); Ilya Avianti, Rijani<br />
Tirtoso, dan Firdaus Djaelani saat menjalani fit and proper test di Komisi XI DPR, Jakarta, kemarin.<br />
17<br />
Sigit memaklumi bahwa<br />
dampak dari menaikkan BI<br />
Ratepasti mahal bagi BI.Jika BI<br />
tidak menaikkan suku bunga,<br />
Sigit meminta perbankan lebih<br />
hati-hati.Perbankan harus terbiasa<br />
mengurangi pertumbuhan<br />
kredit ke tingkatan hatihati,<br />
sehat, dan persiapan menuju<br />
potensi perlambatan perekonomian.<br />
Sigit menilai, pertumbuhan<br />
ekonomi akan terkoreksi<br />
di bawah 6,5%.<br />
Kepala Ekonom BNI Ryan<br />
Kiryanto memperkirakan, BI<br />
Rate akan bertahan di level<br />
5,75% hingga akhir tahun di tengah<br />
tren penurunan bunga<br />
acuan negara-negara maju<br />
yang butuh amunisi untuk perekonomiannya.Menurut<br />
Ryan,<br />
pasar masih akan fluktuatif sejauh<br />
penyelesaian krisis Yunani<br />
dan Spanyol tidak segera dicapai.Bahkan,mungkinkondisinya<br />
akan lebih buruk hingga<br />
akhir tahun ini jika Spanyol<br />
juga jatuh seperti halnya Yunani.<br />
”Rupiah juga masih akan<br />
bergantung kondisi Eropa secara<br />
umum dengan fluktuasi<br />
yang tajam,”ujarnya.<br />
● erichson sihotang<br />
dap instrumen investasinya sudah<br />
tinggi sekali. Sementara<br />
kita, jangankan yang di pelosok,<br />
yang di kota juga malas<br />
(membeli saham),”tandas Ilya.<br />
Selain menyoroti lemahnya<br />
perkembangan lembaga keuangan<br />
nonbank, Ilya menggarisbawahi<br />
sistem pembiayaan<br />
OJK.Menurutnya,untuk waktu<br />
3–5 tahun ke depan, OJK harus<br />
tetap dibiayai APBN guna menjaga<br />
independensi.Bila setelah<br />
masa itu nantinya ada pungutan<br />
iuran untuk OJK dari anggota<br />
industri keuangan seperti<br />
bank, Ilya berharap ada pembagian<br />
yang tegas.<br />
Sementara, Rijani Tirtoso<br />
yang juga dicalonkan sebagai<br />
Ketua Dewan Audit OJK juga<br />
menekankan pentingnya dewan<br />
audit dalam struktur organisasi<br />
OJK. Menurut Executive Vice<br />
President Coordinator Internal<br />
Audit Bank Mandiri tersebut,dewan<br />
audit akan sangat menentukan<br />
kesuksesan OJK. “Fungsi<br />
audit harus terwujud secara<br />
efektif sejak awal dan berperan<br />
penting dalam menentukan kesuksesan<br />
OJK sebagai lembaga<br />
pengawasan keuangan yang<br />
terintegrasi,”ujar Rijani.<br />
● maesaroh