11.01.2013 Views

Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne

Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne

Republik Ceko Buka Peluang - ScraperOne

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

Hal01-15 6/13/12 12:50 AM Page 15<br />

C M Y K<br />

C M Y K<br />

SEPUTAR INDONESIA<br />

RABU 13 JUNI 2012<br />

BERITA UTAMA<br />

<strong>Republik</strong> <strong>Ceko</strong> <strong>Buka</strong> <strong>Peluang</strong> Panitia Jamin Perjokian<br />

(( dari Hal 1<br />

Sebelum laga berlangsung,<br />

menyadari pentingnya laga<br />

melawan Yunani, ratusan pendukung<br />

Rep <strong>Ceko</strong> berbondongbondong<br />

memberikan dukungan<br />

penuh negaranya.Meskipun<br />

sebelumnya di laga perdana<br />

Grup A Piala Eropa 2012, Rep<br />

<strong>Ceko</strong> dipermalukan 1-4 oleh<br />

Rusia,dukungan para suporter<br />

sama sekali tidak berkurang.<br />

Mereka tetap setia mendukung<br />

Petr Cech dkk. Fans<br />

Rep <strong>Ceko</strong> ini memang sangat<br />

menonjol. Mereka hampir selalu<br />

memenuhi stadion di mana<br />

armada Narodak––julukan <strong>Republik</strong><br />

<strong>Ceko</strong>––bertanding. Mengalirnya<br />

suporter Rep <strong>Ceko</strong><br />

Apa Artinya Berkecukupan?<br />

(( dari Hal 1<br />

Namun, realita masa kini<br />

menunjukkan tidak semua<br />

kelas menengah punya daya<br />

saing, kekuatan banting, dan<br />

daya dorong untuk perubahan.<br />

Yang perlu diwaspadai adalah<br />

karena kelemahan itu akan memenjarakan<br />

negara dalam<br />

ketidakberdayaan berkepanjangan<br />

ketika berhadapan dengan<br />

kekuatan ekonomi dari<br />

negara-negara lain, apalagi<br />

karena tren ekonomi masa kini<br />

cenderung memburuk. Bagaimana<br />

bisa demikian?<br />

Pertama, karena sejumlah<br />

studi yang berkembang, terutama<br />

yang dilakukan untuk<br />

menganalisis negara-negara<br />

berkembang termasuk yang<br />

baru-baru ini dilakukan oleh<br />

World Bank, mengambil margin<br />

bawah yang lebih rendah<br />

dalam klasifikasi kelas menengah.<br />

Umumnya, seseorang<br />

baru bisa dianggap sebagai<br />

kelas menengah bila ia mampu<br />

menghabiskan antara USD10-<br />

100 per hari. Di sini orang yang<br />

menghabiskan USD2 per hari<br />

pun dianggap sudah masuk<br />

kelas menengah. Artinya secara<br />

studi,kita perlu lebih hatihati<br />

dalam menarik kesimpulan<br />

tentang kekuatan dan<br />

karakter kelas menengah di<br />

rata-rata negara berkembang<br />

termasuk Indonesia.<br />

memang bisa dipahami mengingat<br />

jarak antara Rep <strong>Ceko</strong><br />

dan Polandia tidak terlalu<br />

jauh.<br />

Dari ibu kota Rep <strong>Ceko</strong>,<br />

Praha, ke Wroclaw, tempat digelarnya<br />

partai kontra Yunani,<br />

hanya sekitar 213 kilometer.<br />

Jarak itu bisa ditempuh dengan<br />

kereta kurang dari 1,5<br />

jam.Tak heran hal itu akhirnya<br />

membuat suporter Tomas<br />

Rosicky dkk membeludak<br />

memenuhi stadion.<br />

Meskipun jumlah suporter<br />

yang memberikan dukungan<br />

kepada Rep <strong>Ceko</strong> sangat banyak,<br />

mereka tetap tertib. Sejauh<br />

ini belum ada kabar<br />

bahwa mereka melakukan aksi<br />

Kedua, karena kelas menengah<br />

di Asia dibesarkan dengan<br />

sistem kredit yang diberikan<br />

perbankan, tetapi belum<br />

ada pelembagaan yang<br />

kuat bagi daya beli kelas menengah<br />

itu. Rata-rata negara<br />

berkembang di Asia belum<br />

cukup ditopang oleh sistem<br />

jaminan sosial yang terpadu<br />

sehingga ketika mereka tibatiba<br />

sakit, mengurus anggota<br />

keluarga yang sakit,atau mengalami<br />

kecelakaan kerja serta<br />

kematian, mereka berisiko jatuh<br />

miskin. Karena rata-rata<br />

pergerakan naik dari kelas bawah<br />

ke kelas menengah tergolong<br />

lambat, kerentanan kelas<br />

menengah untuk jatuh miskin<br />

akan memperbesar pula beban<br />

negara dalam kondisi ekonomi<br />

global yang tak menentu.<br />

Ketiga, karena kelas menengah<br />

belum masuk dalam<br />

kategori penghasilan minimal<br />

USD10 per hari, sebenarnya<br />

mereka belum punya cukup<br />

kemampuan untuk menggerakkan<br />

perubahan. Mereka masih<br />

berkutat pada kesenangan<br />

membeli ini dan itu, termasuk<br />

yang sifatnya sesaat dan sebatas<br />

menguntungkan diri sendiri.<br />

Belum terpikirkan dalam benak<br />

mereka untuk meluncurkan<br />

ide-ide segar yang mendorong<br />

perubahan, meningkatkan<br />

daya saing, atau menjaga<br />

brutal atau tindakan anarkistis<br />

lain seperti yang selama ini<br />

identik dengan perilaku suporter.<br />

Sejauh ini pendukung Rusia<br />

justru yang menjadi keluhan.<br />

Ketika Rusia menghadapi<br />

Rep <strong>Ceko</strong> di laga perdana,<br />

mereka melakukan tindakan<br />

rasisme dengan menghina<br />

pemain belakang <strong>Ceko</strong>,<br />

Theodor Gebre Selassie.Hal ini<br />

tentu merupakan pukulan bagi<br />

UEFA yang di Piala Eropa 2012<br />

Polandia-Ukraina ini terus<br />

mengampanyekan antirasisme<br />

di lapangan hijau.Terkait<br />

kasus rasisme tersebut,saat ini<br />

UEFA masih melakukan penyelidikan.<br />

Perilaku suporter<br />

keragaman dalam demokrasi.<br />

Karena itu,hasil survei Kompas<br />

minggu lalu tentang gaya<br />

hidup kelas menengah<br />

Indonesia yang semata senang<br />

dengan ornamen kemewahan,<br />

gaya hidup konsumtif, tidak<br />

mau ambil pusing, dan cenderung<br />

mencari aman bagi diri<br />

sendiri dengan berlindung di<br />

balik ideologi yang diamini mayoritas<br />

orang (tidak berani<br />

tampil beda) menjadi catatan<br />

penting bagi kita semua.<br />

Meskipun di situ dikenali ada<br />

dua kelompok kelas menengah<br />

di Indonesia, yakni menengah<br />

bawah dan menengah atas. Di<br />

mana, yang menengah bawah<br />

cenderung bekerja delapan<br />

jam saja dalam sehari.Dan yang<br />

menengah atas cenderung bekerja<br />

lembur lebih dari 10 jam<br />

per hari. Namun, secara umum<br />

perilaku mereka sama. Mereka<br />

kritis, terutama dalam celoteh<br />

di jejaring sosial,tetapi enggan<br />

bertindak secara konkret dalam<br />

mendorong perubahan.<br />

Artinya bahwa kelas menengah<br />

di Indonesia baru sampai<br />

di tahapan menjadi konsumen<br />

belaka. Itu pun mereka<br />

rentan diombang-ambingkan<br />

kekuatan ekonomi pasar global.<br />

Mereka bertopang semata<br />

pada penghasilan rutin, tanpa<br />

perlindungan sistem jaminan<br />

sosial, sehingga daya beli me-<br />

Rep <strong>Ceko</strong> yang sejauh ini kompak<br />

serta tertib setidaknya<br />

patut menjadi contoh. Selain<br />

itu, dukungan penuh suporter<br />

tersebut juga ternyata membuat<br />

ciut nyali lawan-lawan<br />

Rep <strong>Ceko</strong>. Hal tersebut diakui<br />

gelandang Rusia, Alan Dzagoev.<br />

Pemain muda yang mencetak<br />

dua gol saat timnya mengalahkan<br />

Rep <strong>Ceko</strong> ini<br />

menjelaskan bahwa suporter<br />

tim lawan membuat dia dan<br />

rekan-rekannya sangat tertekan.<br />

“Saya harus mengatakan<br />

bahwa pendukung Rep <strong>Ceko</strong><br />

sangat fantastis. Mereka<br />

membuat kami semua sangat<br />

gugup. Jumlah mereka sangat<br />

reka pun rentan terhadap gejolak<br />

pasar.<br />

Kelas menengah di Indonesia<br />

perlu paham positioningnya<br />

di tataran global. Saat ini,<br />

menurut data OECD, ada 1,8<br />

miliar manusia yang masuk dalam<br />

kategori kelas menengah<br />

yang sesungguhnya, dengan<br />

konsentrasi jumlah di Asia sebanyak<br />

525 juta,Eropa 664 juta,<br />

dan Amerika Utara 328 juta.<br />

Daya beli yang saat ini terkuat<br />

adalah di Asia,tetapi saat ini hal<br />

itu hanya dimanfaatkan untuk<br />

mendorong pertumbuhan ekonomi.<br />

Negara di kawasan lain<br />

berlomba-lomba memanfaatkan<br />

kelas menengah di Asia sebagai<br />

pasar dan konsumen.Tak<br />

heran bila mereka rapuh karena<br />

sekadar menikmati pertumbuhan<br />

ekonomi,bukan ikut berproduksi<br />

atau memperbaiki<br />

sistem ekonomi dan politik yang<br />

jelas-jelas sedang di titik krisis,<br />

sehingga dengan mentalitas ini<br />

mereka dikhawatirkan akan<br />

tergerus oleh pasar dan oligarki<br />

kekuasaan.<br />

Kecukupan dalam hal ekonomi<br />

perlu dimanfaatkan oleh<br />

manusia yang ada di kelas menengah<br />

untuk sebaik mungkin<br />

membangun sistem berkelanjutan<br />

dalam kehidupan bernegara.<br />

Dalam komunitas di<br />

rumah, tempat kerja, sekolah,<br />

kita harus berani melawan arus<br />

banyak jika dibandingkan<br />

dengan fans kami. Tetapi<br />

beruntung kami bisa menghadapinya<br />

dengan baik,” ujar<br />

Dzagoev. “Siapa pun yang<br />

bertemu Rep <strong>Ceko</strong>, mereka<br />

harus berhati-hati. Fans mereka<br />

akan membuat Anda begitu<br />

tersudut. Mereka sangat<br />

kompak dan membuat Anda<br />

ketakutan,”sambungnya.<br />

Sedangkan bagi seluruh<br />

pemain Rep <strong>Ceko</strong>,keberadaan<br />

suporter membuat mereka sangat<br />

nyaman. Mereka sangat<br />

tersanjung dengan antusiasme<br />

seluruh masyarakat Rep <strong>Ceko</strong><br />

yang rela datang langsung ke<br />

Polandia untuk menyaksikan<br />

mereka beraksi.�<br />

yang menggerogoti persatuan<br />

bangsa dan Bhineka Tunggal<br />

Ika. Sistem yang korup, serbatidak<br />

toleran terhadap perbedaan,<br />

dan mencari untung<br />

sendiri adalah sistem yang<br />

rapuh dan sakit. Sistem semacam<br />

itu adalah cikal bakal<br />

dari negara yang gagal. Jika<br />

Indonesia, sebagai bagian dari<br />

Asia, gagal mendorong pembangunan<br />

sistem baru yang<br />

berkelanjutan, premis yang<br />

berkembang saat ini tentang<br />

rapuhnya kelas menengah di<br />

Asia akan menjadi kenyataan<br />

penuh. Mustahil mengharapkan<br />

Indonesia jaya bila kelas<br />

menengah di dalam negerinya<br />

melempem dan tidak punya<br />

antusiasme visi ke depan.<br />

Dari pihak negara, jejaring<br />

kelas menengah perlu difasilitasi<br />

untuk mendorong penguatan<br />

praktik-praktik dan<br />

kelembagaan demokrasi. <strong>Buka</strong>n<br />

sekadar keterbukaan berpendapat<br />

yang dijamin, melainkan<br />

juga pelembagaan<br />

cara berpikir ilmiah berbasis<br />

data keilmuan karena dengan<br />

cara itu kaum kelas menengah<br />

terlatih untuk menerima perbedaan,<br />

mengupayakan kemajuan,<br />

dan berpartisipasi dalam<br />

politik. Cara itu juga memupuk<br />

kreativitas dan daya<br />

saing di tengah kompetisi yang<br />

makin tajam di dunia.�<br />

SNMPTN Terdeteksi<br />

(( dari Hal 1<br />

Kemarin merupakan hari<br />

pertama pelaksanaan SNMPT.<br />

Dari pantauan di berbagai panitia<br />

lokal di beberapa wilayah<br />

di Tanah Air, mereka berusaha<br />

maksimal melakukan pengawasan<br />

SNMPTN dengan<br />

mengerahkan ratusan pengawas<br />

lapangan. Seperti di<br />

Malang Jawa Timur, sebanyak<br />

2.884 pengawas diterjunkan<br />

untuk menjaga pelaksanaan<br />

tes tulis.<br />

Koordinator Humas SNM-<br />

PTN Malang,Yahya, mengatakan,ribuan<br />

pengawas tersebut<br />

disebar di sejumlah lokasi<br />

yang terbagi di 1.422 ruang.<br />

“Untuk peserta SNMPTN<br />

kelompok IPA akan diawasi<br />

1.126 orang, IPS sebanyak<br />

1.130 orang,dan IPC sebanyak<br />

588 orang. Untuk ruangan<br />

yang dibutuhkan, kelompok<br />

IPA menggunakan 563 ruangan,<br />

IPS 565 ruangan, dan IPC<br />

294 ruangan,”katanya.<br />

Dari Makassar, Universitas<br />

Negeri Makassar (UNM)<br />

mengerahkan 2.137 pengawas<br />

yang terdiri atas<br />

sivitas akademika dan karyawan<br />

UNM serta dari unsur kepolisian<br />

sebanyak 80 orang.<br />

Untuk mengantisipasi berbagai<br />

kemungkinan, para<br />

pengawas bahkan baru diberi<br />

informasi di tempat mana dia<br />

akan menjalankan tugasnya<br />

pada hari H.<br />

“Pengawas baru diberi tahu<br />

pada hari H sehingga tidak memungkinkan<br />

pendaftar bekerja<br />

sama dengan pengawas,” kata<br />

Rektor UNM Prof Dr H Arimunandar<br />

di Makassar kemarin.<br />

Adapun di Jakarta, pelaksanaan<br />

ujian pada hari pertama<br />

SNMPT berjalan lancar.<br />

Penanggung jawab lokasi<br />

SNMPTN di Fakultas Ilmu Sosial<br />

dan Ilmu Politik UI Risahwan<br />

Habalymengaku mengatakan<br />

belum menerima<br />

ada laporan kecurangan dalam<br />

pelaksanaan ujian tersebut.<br />

“Pelaksanaan ujian berlangsung<br />

lancar, belum ada<br />

laporan kecurangan yang dilakukan<br />

para peserta<br />

15<br />

SNMPTN,” katanya kemarin.<br />

Di Jakarta panitia lokal yang<br />

ditunjuk ialah Universitas<br />

Negeri Jakarta, Universitas<br />

Indonesia, Universitas Islam<br />

Negeri Syarief Hidayatullah,<br />

Universitas Pancasila, serta<br />

91 sekolah yang menjadi<br />

lokasi digelarnya ujian tertulis.<br />

61 PTN Siap Menampung<br />

Akhmaloka menjelaskan,<br />

ada 61 PTN yang disiapkan<br />

untuk menampung 106.368<br />

peserta SNMPTN dari jalur<br />

tertulis. Lulusan sekolah<br />

menengah atas yang mendaftar<br />

tahun ini mencapai 618.804<br />

peserta. Jurusan favorit pada<br />

SNMPTN tahun ini ialah Fakultas<br />

Kedokteran dan Fakultas<br />

Teknik. “Perbandingannya<br />

untuk kedokteran 1:30. Persaingannya<br />

sangat tinggi,”<br />

ujarnya.<br />

Dia menuturkan, para<br />

rektor berpandangan bahwa<br />

SNMPTN adalah sistem seleksi<br />

yang mengandung nilai<br />

edukasi nasional untuk kejujuran<br />

dan melek informasi<br />

teknologi (IT) bagi generasi<br />

muda lulusan pendidikan menengah<br />

sekaligus wahana pemersatu<br />

bangsa.<br />

“Bersatunya PTN dalam<br />

satu sistem seleksi juga memberikan<br />

kemudahan dan<br />

fleksibilitas dalam memilih<br />

PTN dan program studinya,”<br />

lugasnya.<br />

Selain itu,keuntungan bagi<br />

PTN ialah SNMPTN sebagai<br />

salah satu patokan dasar kualitas<br />

akademik karena mempunyai<br />

satu standar nasional<br />

untuk calon mahasiswanya.<br />

Validitas dan reabilitas sistem<br />

serta instrumen seleksi sangat<br />

baik karena sudah teruji secara<br />

sistemik melalui penjaminan<br />

mutu yang konsisten.<br />

Sementara itu, Mendikbud<br />

Mohammad Nuh menilai, persaingan<br />

untuk masuk kampus<br />

negeri tahun ini sangat ketat.<br />

“Maka mereka yang berhasil<br />

sangat beruntung atau cerdas,”<br />

ungkapnya.<br />

� neneng zubaedah/r<br />

ratna purnama/ant<br />

C M Y K<br />

C M Y K

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!