10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

OASE<br />

Puisi Pelarian Wiji Thukul<br />

ditinggal mati suaminya itu, telah meletakkan gelas berisi teh manis. Seperti<br />

biasanya ia meletakkan di sudut meja kayu panjang itu, dalam posisi yang gampang<br />

diambil.<br />

Istriku sudah mandi pula. Ketika berpapasan denganku kembali kalimat itu<br />

meluncur. ”Namamu di televisi....” ternyata istriku jauh lebih cepat mengendus<br />

bagaimana kekejaman kemanusiaan itu dari pada aku.<br />

Rupanya Thukul memilih meninggalkan Solo dengan<br />

menumpang sebuah kendaraan truk. Menumpang truk barangkali<br />

adalah pilihan sadarnya menghindari masuk kota atau terminal di mana<br />

kemungkinan dia akan diketemukan oleh aparat yang mencari-carinya.<br />

aku diburu pemerintahku sendiri<br />

layaknya aku ini<br />

penderita penyakit berbahaya<br />

aku sekarang buron<br />

tapi jadi buron pemerintah yang lalim<br />

bukanlah cacat<br />

pun seandainya aku dijebloskan<br />

ke dalam penjaranya<br />

aku sekarang terlentang<br />

di belakang bak truk<br />

yang melaju kencang<br />

berbantal tas<br />

dan punggung tangan<br />

kuhisap dalam-dalam<br />

segarnya udara malam<br />

langit amat jernih<br />

oleh jutaan bintang<br />

sungguh<br />

baru malam ini<br />

begitu merdeka paru-paruku<br />

94

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!