10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pembentukan PRD di Kaliurang, Yogyakarta. Dalam kongres tersebut<br />

PRD mengambil keputusan penting di mana Jakker bersama Solidaritas<br />

Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID), Pusat Perjuangan<br />

Buruh Indonesia (PPBI) dan beberapa organisasi lain secara resmi<br />

menyatakan berafiliasi secara organisasi dan Politik dengan PRD.<br />

Pada 22 Juli 1996 Thukul ikut hadir dalam pendeklarasian Partai<br />

Rakyat Demokratik (PRD) di Ruang Adam Malik di Gedung Yayasan<br />

Lembaga Bantuan Hukum Indonesia YLBHI), Jakarta. Pada<br />

kesempatan ini dia membacakan sebuah puisinya yang terkenal berjudul<br />

”Peringatan”. Ia juga dinyatakan terpilih terpilih menjadi Ketua Bidang<br />

Pengembangan Kebudayaan PRD, selain memimpin Jaringan Kerja<br />

(JaKer) Kebudayaan bersama dengan Semsar Siahaan. Keterlibatan Wiji<br />

Thukul dalam PRD ini jelas adalah sebuah pilihan politik.<br />

Sejak dideklarasikan, PRD selalu mendapat sorotan dari pihak<br />

aparat keamanan, termasuk kalangan intelijen. Nama PRD disebutsebut<br />

sebagai dalang beberapa aksi petani maupun buruh. Nama PRD<br />

kembali disebut-sebut saat terjadi peristiwa penyerbuan kantor PDI<br />

yang dikuasai oleh pengikut Megawati Sukarnoputri secara paksa oleh<br />

kelompok pendukung PDI Suryadi yang didukung preman dan<br />

2<br />

kelompok aparat tak berseragam. Peristiwa itu disebut sebagai Peristiwa<br />

2. Soeharto dan pembantu militernya merekayasa Kongres PDI di Medan dan mendudukkan kembali<br />

Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Rekayasa pemerintahan Orde Baru untuk menggulingkan Megawati<br />

itu dilawan pendukung Megawati dengan menggelar mimbar bebas di Kantor DPP PDI. Aktivitas berupa<br />

mimbar bebas yang menghadirkan sejumlah tokoh kritis dan aktivis penentang Orde Baru, telah mampu<br />

membangkitkan kesadaran kritis rakyat atas perilaku politik Orde Baru. Sehingga ketika terjadi<br />

pengambilalihan secara paksa, perlawanan dari rakyat pun terjadi. Kepala Staf Sosial Politik ABRI Letjen<br />

Syarwan Hamid dalam penjelasannya kepada perwakilan negara asing di Departemen Luar Negeri pada 5<br />

Agustus 1996 menegaskan bahwa Peristiwa 27 Juli 1996 merupakan upaya sekelompok orang untuk<br />

menghidupkan kembali faham komunis di Indonesia. Upaya untuk menghidupkan kembali komunisme<br />

itu dilakukan dengan menggunakan konflik internal di tubuh Partai Demokrasi Indonesia sebagai "kuda<br />

troya". Penggunaan PDI sebagai "kuda troya" adalah karena PDI menyimpan konflik internal yang dapat<br />

dieksploitasi dan diprovokasi. Status PDI sebagai lembaga politik formal mengakibatkan kelompokkelompok<br />

yang bermain politik praktis tak dicurigai.<br />

Di antara kelompok ekstrem itu adalah PRD dengan berbagai faksinya yang dapat disamakan dengan PKI.<br />

Panglima ABRI Jenderal Feisal Tanjung menuding mimbar bebas yang digelar di halaman Kantor DPP<br />

PDI adalah embrio makar terhadap kepemimpinan Presiden Soeharto. Sebelumnya, tanggal 19 Juli 1996,<br />

Soeharto memanggil sejumlah pembantu militernya untuk membahas mimbar bebas tersebut. Soeharto<br />

mengingatkan agar pembantu militer mewaspadai makar. Lihat harian Kompas 14 Juli 2003. Analisis<br />

mendalam mengenai Peristiwa 27 Juli 1996 bisa dilihat pada Lukas Luwarso (penyunting), Peristiwa 27<br />

Juli, ISAI, Jakarta, 1997.<br />

91<br />

dignitas<br />

Volume VIII No. 1 Tahun 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!