10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

DISKURSUS<br />

Penanganan Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu<br />

ingat bersama?<br />

Dalam kontroversi tersebut signifikansi pembentukan KKR<br />

bukan sekadar alternatif Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc, tetapi<br />

juga sebagai kawan seiring. Ia merupakan upaya kunci yang kental<br />

menggunakan perspektif hak asasi manusia dan paradigma humanis<br />

yang mengedepankan kepentingan para korban di satu sisi dan<br />

menyelamatkan kehidupan masyarakat umum di sisi lain. Ia merupakan<br />

wahana untuk menerapkan konsep keadilan restoratif dan reparatif di<br />

satu sisi dan konstruktif di sisi lain.<br />

Ia mengimplikasikan konsep keadilan yang keluar dari pakem<br />

klasik khas Aristotelian (keadilan komutatif/kontraktual, distributif,<br />

korektif, dan punitif) dan pakem Rawlsian-Habermasian yang<br />

menumbuhkan keadilan di atas kesetaraan (justice as fairness) yang hanya<br />

dapat diterapkan dalam situasi normal yang makin jauh panggang dari<br />

api kini. Ia memperkenalkan konsep keadilan progresif yang<br />

mengedepankan penghukuman kejahatan (keadilan kriminal),<br />

pembongkaran sejarah (keadilan historis), pengutamaan dan<br />

penghormatan terhadap korban (keadilan reparatoris), pembenahan<br />

serta pembersihan sistem penyelenggaraan negara (keadilan<br />

administratif), dan perombakan konstitusi (keadilan konstitusional)<br />

yang ditegakkan di atas prinsip rule of law, kedaulatan rakyat atau<br />

legitimasi demokratis yang mengedepankan hukum, dan bukan sekadar<br />

ruled by law, kedaulatan hukum yang belum tentu demokratis.<br />

Dengan gambaran signifikansi keberadaan KKR di atas<br />

sungguh sebuah kekeliruan bila ada anggapan bahwa pembentukan<br />

komisi ini hanya memperbanyak daftar komisi di negeri ini. Keliru pula<br />

bila ada kecurigaan bahwa ia hanya sebuah usaha parsial dan mengadaada.<br />

Lebih keliru lagi bila ada sinisme ia hanya memperpanjang rantai<br />

impunitas atau sebaliknya hanya akan menyeret dan memadati penjara<br />

dengan semua orang bersalah di masa lalu.<br />

Mengikuti Luc Huyse (1995), truth is both retribution and deterrence,<br />

kebenaran selalu bermakna sebagai dera penghukum dan penggentar.<br />

Selain itu, dalam spektrum retribusi-rekonsiliasi, responsibilitas atau<br />

sikap ideal yang kita ambil adalah selective punishment, model yang<br />

mengedepankan penagihan tanggung jawab formal atau legal secara<br />

selektif. Oleh karena itu, tipe transisi kita adalah replacement<br />

(penggantian) yang diinisiasi rakyat sendiri, yang cocok dengan model<br />

80

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!