10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

DISKURSUS<br />

Kerangka Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat<br />

Sejak pendiriannya, ICC setidaknya telah memeriksa 16 kasus<br />

atas tujuh peristiwa yang terjadi di Uganda, Kenya, Kongo, Sudan,<br />

Afrika Tengah, Libya, dan Pantai Gading. Terdakwa pertama yang<br />

dijatuhi hukuman oleh ICC adalah Thomas Lubanga Dyilo dari Kongo,<br />

yang didakwa melakukan kejahatan perang, dimana dia diduga<br />

memerintahkan anak buahnya melakukan pelanggaran HAM yang<br />

massif, termasuk kekejaman etnis, pembunuhan, penyiksaan,<br />

pemerkosaan, mutilasi dan memaksa anak-anak untuk menjadi tentara.<br />

Lubaga Dyilo akhirnya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara dengan<br />

terbuktinya melakukan pemaksaan kepada anak-anak untuk menjadi<br />

30<br />

tentara.<br />

Pengalaman sejumlah pengadilan tersebut telah jelas<br />

memberikan pesan bahwa para pelaku kejahatan-kejahatan serius harus<br />

dibawa ke pengadilan dan diadili. Sejumlah instrumen HAM<br />

internasional telah dibentuk untuk memastikan adanya penghukuman<br />

bagi para pelaku kejahatan-kejahatan serius. Pelanggaran hak asasi<br />

manusia yang berat, misalnya genosida dan penyiksaan, juga telah diakui<br />

sebagai ”jus cogens” atau ”peremptory norms” yang karenanya pelaku<br />

kejahatan tersebut merupakan adalah musuh semua umat manusia (hostis<br />

humanis generis) dan penuntutan terhadap para pelakunya merupakan<br />

31<br />

kewajiban seluruh umat manusia (obligatio erga omnes).<br />

Hal ini juga berarti bahwa untuk kejahatan-kejahatan serius tidak<br />

diperkenankan adanya amnesti. Sejumlah dokumen PBB menyebutkan<br />

secara tegas bahwa amnesti tidak dapat diberikan kepada pelaku<br />

32<br />

pelanggaran HAM berat. Resolusi Komisi Hak Asasi Manusia PBB<br />

tahun 2004, dalam Point 3 menegaskan sebagai berikut:<br />

”…amnesties should not be granted to those who commit violations of<br />

human rights and international humanitarian law that constitute crimes,<br />

30. http://www.icc-cpi.int/Menus/ICC/Situations+and+Cases/<br />

31.Lihat ”Report of the Independent Expert to Update the Set of Principles to Combat Impunity”<br />

(E/CN.4/2005/102/Add.1 08 Februari 2005).<br />

32. Lihat General Comment 20 Pasal 7 [Kovenan Hak Sipil dan Politik] menyatakan bahwa "that some States<br />

have granted amnesty in respect of acts of torture. Amnesties are generally incompatible with the duty of the States to<br />

investigate such acts” (General Comment 20 concerning Article 7, replaces General Comment 7 concerning Prohibition of<br />

Torture and Cruel Treatment or Punishment); lihat juga Laporan Sekjen PBB mengenai pembentukan<br />

Pengadilan Khusus untuk Sierra Leone S/200/915), 4 Oktober 2000 dalam paragraph 22-24, Laporan<br />

Sekjen PBB tentang The Rule of Law and Transitional Justice in Conflict and Post-Conflict Societies, (S/2004/616),<br />

23 Agustus 2004, Independent Study on Best Practices, Including Recommendations, to Assist States In Strengthening<br />

Their Domestic Capacity to Combat All Aspects Of Impunity (E/CN.4/2004/88).<br />

58

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!