10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

FOKUS<br />

Kekerasan Politik Massal dan Kultur Patriarkhi<br />

selalu mengontrol segala hal yang dibaca, didengar, ditonton dan<br />

dibicarakan oleh suaminya. Tindakan ini dilakukan Bu Siti agar sang<br />

suami tidak mengikuti perkembangan situasi politik. Suaminya dilarang<br />

membaca surat kabar, dilarang mendengarkan atau menonton siaran<br />

berita radio maupun televisi. Begitu pula suaminya juga dia kontrol agar<br />

jangan terlalu sering bertemu dan berbicara dengan kakak iparnya, yang<br />

sejak kecil selalu menjadi panutan suaminya sampai dalam soal ideologi<br />

politik. (Kakak iparnya itu juga ditahan dan dilepaskan pada akhir 1969).<br />

Pendek kata, Bu Siti mengendalikan hampir segala gerak langkah<br />

suaminya, sesuatu yang tidak terjadi sebelum suaminya ditahan.<br />

Tetangga dan kerabat dekatnya bukannya tidak melihat adanya<br />

perubahan relasi komunikasi antara Bu Siti dan suaminya. Dengan sinis<br />

mereka melihat hal itu sebagai upaya Bu Siti menutupi kesalahannya. Bu<br />

Siti bukannya tidak sadar akan sinisme mereka itu. Hal itu tampak dalam<br />

sikap tertutup terhadap tetangga dan kerabat dekatnya. Kalau toh ada<br />

komunikasi, biasanya komunikasi itu penuh kepuraan-puraan atau<br />

sekadar basa-basi. Bu Siti hingga kini cenderung mengurung diri.<br />

Suaminya pun terkurung dalam pengurungan diri istrinya itu.<br />

Kisah Bu Sri<br />

Sama dengan Bu Surti dan Bu Siti, Bu Sri adalah seorang ibu rumah<br />

tangga sebelum suaminya ditahan. Dia memiliki empat anak, yang terdiri<br />

dari dua putri dan dua putra. Ketika suaminya masuk penjara pada akhir<br />

Oktober 1965, anaknya yang sulung berusia tujuh tahun, sedangkan<br />

yang bungsu setengah tahun.<br />

Berbeda dari pengalaman hidup Bu Surti dan Bu Siti,<br />

pengalaman hidup Bu Sri sewaktu ditinggal suaminya di penjara relatif<br />

tidak berliku-liku. Untuk menyambung hidup dirinya dan keempat<br />

anaknya dia sepenuhnya ditopang oleh orang tuanya dan mertuanya.<br />

Dua putrinya dia titipkan di rumah mertuanya, sedangkan dia bersama<br />

kedua putranya tinggal bersama orang tuanya. Selain menyandarkan<br />

pada uang pensiun ayahnya, Bu Sri juga bersandar pada hasil kerja<br />

ibunya, yang mulai membuka usaha jual beli pakaian bekas semenjak<br />

ketempatan anak dan kedua cucunya. Bu Sri sendiri sepenuhnya<br />

mengurusi kedua putranya yang masih balita.<br />

Setelah suaminya dilepas dari penjara pada akhir 1969, Bu Sri<br />

dan keempat anaknya serta suaminya kembali hidup bersama. Mereka<br />

46

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!