10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

situasi penuh kebimbangan itu dia hamil. Tanpa seizin suaminya yang<br />

masih berada di tahanan, Bu Siti membiarkan Pak Polisi itu hidup<br />

bersama dirinya dan kedua anaknya, tanpa ikatan perkawinan dengan<br />

dirinya.<br />

Menjelang akhir 1969 tersiar kabar akan terjadi pelepasan besarbesaran<br />

para tapol yang termasuk kategori golongan C. Bu Siti pun<br />

bertanya-tanya apakah suaminya termasuk yang akan segera dilepaskan.<br />

Ternyata betul. Dia mendapat informasi dari kerabat suaminya bahwa<br />

suaminya akan dilepaskan pada akhir 1969. Lalu Bu Siti meminta<br />

pengertian kepada Pak Polisi itu agar pergi meninggalkan dirinya dan<br />

ketiga anaknya—termasuk anak hasil hubungan tidak sah<br />

dengannya—karena suaminya akan segera pulang.<br />

Ketika suaminya pulang, Pak Polisi itu memang telah pergi.<br />

Tetapi kini suami Bu Siti mendapati tiga anak di rumahnya, di mana anak<br />

ketiga itu bukan hasil hubungan antara dirinya dengan istrinya. Suami Bu<br />

Siti tidak terkejut akan hal itu. Sebab, sewaktu masih di tahanan dia sudah<br />

mendengar kabar tentang perselingkuhan istrinya dari tetangga yang<br />

sering dititipi kiriman makanan untuk dirinya. Mendengar kabar tak<br />

sedap itu, suami Bu Siti langsung menderita depresi berat, bahkan dia<br />

hampir—dalam istilah di kalangan para tapol—terkena ”PA” atau<br />

pikiran abnormal.<br />

Suami Bu Siti waktu itu disadarkan oleh teman-temannya<br />

sesama tapol bahwa apa yang terjadi dengan keluarga di rumah sungguh<br />

berada di luar kendali mereka. Bahkan apa yang terjadi pada mereka pun<br />

juga tidak berada dalam kendali mereka. Semuanya itu harus diterima<br />

sebagai kenyataan. Dan kini, selepas dari penjara, dia langsung<br />

menghadapi kenyataan tersebut.<br />

Suami Bu Siti sebenarnya rela menghadapi kenyataan istrinya<br />

telah berselingkuh sewaktu dia di penjara, dan dari hasil perselingkuhan<br />

itu lahir seorang anak. Dia memaafkan perbuatan istrinya walau istrinya<br />

tidak pernah meminta maaf. Tetapi masalahnya, istrinya bukan hanya<br />

tidak pernah meminta maaf, melainkan malah menyalahkan dirinya. Bu<br />

Siti mengatakan bahwa dia telah berselingkuh dan kemudian<br />

membuahkan seorang anak adalah akibat suaminya ditahan, dan<br />

penahanan dirinya karena dia ikut-ikutan berpolitik. Dengan kata lain,<br />

bagi Bu Siti, sumber segala kenyataan pahit itu adalah 'politik'.<br />

Itu sebabnya semenjak suaminya dilepas dari tahanan, Bu Siti<br />

45<br />

dignitas<br />

Volume VIII No. 1 Tahun 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!