10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

FOKUS<br />

Kekerasan Politik Massal dan Kultur Patriarkhi<br />

bertahun-tahun untuk mempertahankan hidup dirinya dan kedua<br />

anaknya, tetapi saat suaminya tidak mampu melihat realitas yang telah<br />

berubah. Ingatan atas sikap dan perilaku suaminya selepas dari penjara<br />

itu senantiasa dia coba simpan untuk dirinya. Sebab, setiap kali ingatan<br />

itu muncul, dia tak kuasa menahan kekecewaannya yang mendalam<br />

terhadap suaminya. Dalam kekecewaan semacam itu, dia pun bertanyatanya<br />

apakah setiap suami selalu ingin menang sendiri, seperti suaminya<br />

itu.<br />

Kisah Bu Siti<br />

Bu Siti adalah istri seorang guru sekolah menengah atas. Dia mempunyai<br />

dua anak, yang masing-masing putra berusia tiga setengah tahun dan<br />

putri berusia satu setengah tahun ketika suaminya mulai ditahan pada<br />

akhir Oktober 1965. Pada mulanya dia adalah seorang ibu rumah tangga.<br />

Tetapi ketika suaminya mulai dipenjara, dengan modal pinjaman dari<br />

orang tuanya dia mencoba membuka warung kelontong di bagian teras<br />

rumahnya. Usaha itu dia kerjakan sambil mengasuh kedua anaknya yang<br />

masih balita.<br />

Pada suatu hari ada seorang polisi datang hendak membeli<br />

sesuatu di warung kelontong Bu Siti. Pada mulanya dia hanya hendak<br />

membeli sesuatu. Tetapi ketika Pak Polisi itu tahu bahwa suami pemilik<br />

warung kelontong tersebut tengah menjadi tahanan politik, dia pun<br />

bersimpati. Bermula dari rasa simpati, polisi itu pun mulai menaruh hati.<br />

Semenjak itu Pak Polisi tersebut semakin sering berbelanja di warung<br />

kelontong Bu Siti. Dalam perkembangan selanjutnya, dia datang bukan<br />

untuk membeli sesuatu, tetapi sekedar bertandang untuk mengobrol<br />

kesana-kemari.<br />

Bu Siti bukannya tidak tahu kalau Pak Polisi tersebut telah jatuh<br />

hati kepadanya. Tetapi, dalam situasi di mana dia tidak tahu, dan tak<br />

seorang pun tahu sampai kapan suaminya akan berada di tahanan, dia<br />

pun bingung. Di satu sisi dia memang mendambakan seorang laki-laki<br />

yang selain bisa membantu upaya untuk bertahan hidup juga bisa<br />

menciptakan rasa aman bagi dirinya dan kedua anaknya yang masih<br />

balita, sementara di hadapannya telah ada seorang laki-laki yang<br />

menawarkan diri sebagai pengganti suaminya.<br />

Di sisi lain, Bu Siti tahu kalau suaminya masih hidup. Hanya saja<br />

dia tidak tahu sampai kapan suaminya akan berada di tahanan. Dalam<br />

44

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!