10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

pelanggaran HAM dalam UU Pemerintahan Aceh, serta ikhtiar<br />

organisasi masyarakat sipil (OMS) untuk mendorong adanya sebuah<br />

qanun tentang komisi kebenaran.<br />

1. Martti: ”Merumitkan Hidup”<br />

Jika merujuk pada catatan proses perundingan di Helsinki versi Hamid<br />

Awaluddin, sebenarnya tidak ada agenda untuk membahas masalah<br />

penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM selama konflik. Delegasi<br />

RI tidak memasukkannya dalam agenda perundingan secara spesifik.<br />

Delegasi RI hanya mengusulkan pembahasan terkait topik<br />

1<br />

”penghargaan pada prinsip demokrasi dan hak asasi manusia.”<br />

Baru pada perundingan putaran kedua, Nurdin Abdul Rahman,<br />

salah seorang delegasi GAM melontarkan topik ini. Nurdin sendiri<br />

memang ditangkap pada 1990 di masa Aceh distatuskan oleh Rezim<br />

Orde Baru sebagai Daerah Operasi Militer (DOM) dengan sandi<br />

Operasi Jaring Merah. Lalu, setelah dijatuhi hukuman 13 tahun penjara.<br />

Tetapi dengan adanya Reformasi 1998, ia bebas setelah menjalani<br />

2<br />

hukuman selama 10 tahun.<br />

Dalam perundingan Helsinki putaran kedua itu Nurdin<br />

mengatakan:<br />

”Untuk urusan hak asasi manusia dan keadilan, kita harus lakukan<br />

investigasi yang dilaksanakan oleh lembaga mandiri internasional. Saya<br />

3<br />

telah mengalami penganiayaan dalam penjara.”<br />

Pengajuan masalah pelanggaran HAM oleh Nurdin dinilai<br />

4<br />

Hamid Awaluddin sebagai sesuatu hal yang sangat personal Nurdin<br />

Abdul Rahman. Menurut Hamid Awaluddin, pengalaman Nurdin itu<br />

selalu dijadikan titik tolak pembicaraan masalah pelanggaran HAM dan<br />

permintaan untuk adanya solusi.<br />

Hamid Awaluddin, sebagai ketua delegasi RI, merespon<br />

panjang-lebar untuk persoalan HAM tersebut secara normatif, setelah<br />

diinterupsi oleh Martti Ahtisaari dengan istirahat minum teh dan kopi<br />

terlebih dahulu.<br />

1. Awaluddin, Damai Di Aceh: Catatan Perdamaian RI-GAM di Helsinki. Jakarta: CSIS, 2008. Halaman 72.<br />

2. http://www.analisadaily.com/news/read/2012/04/18/46237/turut_membidani_mou_helsinki/<br />

3. Ibid, halaman 129.<br />

4. Ibid, halaman 111.<br />

27<br />

dignitas<br />

Volume VIII No. 1 Tahun 2012

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!