10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

TINJAUAN<br />

”Mengindonesiakan” Anak Timor Leste<br />

kebudayaan dan identitas anak itu. Mereka sehari-hari menggunakan<br />

bahasa daerah Jawa, jika tinggal di Jawa Tengah, dan berbahasa Sunda<br />

bila tinggal di Jawa Barat. Mereka berbicara di depan kelas atau<br />

berdiskusi dengan bahasa Indonesia dan menyanyikan lagu kebangsaan<br />

Indonesia. Intinya mereka bersekolah di Indonesia dipaksa untuk<br />

menjadi orang Indonesia.<br />

Dalam penyusunan buku ini Helen menggunakan dokumendokumen<br />

terkait dari Departemen Sosial, Departemen Tenaga Kerja<br />

dan lain-lain. Menurut penelitian Helen, anak-anak Timor Leste yang<br />

dibawa ke Indonesia berumur antara 2 hingga 10 tahun, dan ada yang<br />

berumur belasan tahun. Anak di bawah umur 10 tahun digemari untuk<br />

dibawa oleh pelaku karena mudah dipengaruhi.<br />

Penutup<br />

Tanpa disadari tindakan rezim Orde Baru mendukung pemindahan anak<br />

adalah melanggar salah satu poin Convention Genocide (pemusnahan) PBB<br />

tahun 1951. Anak-anak adalah sumber penting untuk menyambung<br />

nilai-nilai kebudayaan dari suatu kelompok bangsa. Asumsinya bila<br />

anak-anak dalam satu periode perjalanan bangsa banyak hilang, maka<br />

bangsa itu mengalami hambatan dalam perkembangan.<br />

Anak-anak yang dibawa baik oleh individu maupun institusi<br />

yang didukung negara tidak memperhatikan faktor kejiwaan atau<br />

psikologis anak-anak itu. Banyak orang tua mati terbunuh atau dianiaya<br />

disaksikan oleh anak-anak itu. Faktor yang mencekam itu berada dalam<br />

benak anak tanpa pernah diperhatikan oleh pihak pelaku.<br />

Memasuki tahun 2003 Pemerintah Indonesia mengumumkan<br />

penghapusan status pengungsi bagi warga Timor Leste. Pengumuman<br />

itu mempunyai arti anak-anak yang dibawa mempunyai kesempatan<br />

untuk bisa bergabung kembali ke Timor Leste. Mereka yang diambil<br />

paksa masa itu sekarang sudah dewasa. Ada yang kembali ke Timor<br />

Leste, ada yang tidak.<br />

Salah satu anak yang menjadi korban tersebut adalah Biliki.<br />

Perempuan ini telah menikah dengan seorang tentara di Jakarta dan<br />

mempunyai tiga orang anak. Biliki berkesempatan untuk kembali<br />

sementara ke Dili saat memberikan kesaksian di CAVR. Anak korban<br />

pengambilan lainnya adalah Petrus Kanisius. Beda dengan Biliki, Petrus<br />

menyatakan pulang ke Timor Leste. Sekarang ini dia telah diangkat<br />

122

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!