10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

TINJAUAN<br />

”Mengindonesiakan” Anak Timor Leste<br />

Islamiyah Indonesia (DDII) untuk mengembangkan sayap di sana.<br />

Mereka membangun sekolah Islam dan langgar. Akan tetapi islamisasi<br />

oleh DDII tidak berlangsung mulus. Terjadi perlawanan terhadap<br />

pembangunan sarana ibadah tersebut yang membuat DDII<br />

memutuskan untuk mengirim anak-anak Timor-Timur ke Indonesia<br />

untuk dididik.<br />

Pada 1982, DDII mendirikan Yayasan Kesejahteraan Islam<br />

Nasrullah (Yakin), organisasi yang kelak menyebarkan anak-anak Timor<br />

Leste ke pesantren-pesantren di Jawa Barat dan Sulawesi. Dalam<br />

pengiriman anak itu, Yakin dibantu oleh militer, Departemen Agama,<br />

dan keluarga Arab Timor-Timur berdomisili di kampung Alor, Dili<br />

Barat. Motivasi Yakin mengirim anak-anak itu ke Indonesia agar setelah<br />

mereka selesai pendidikan sekolah pesantren dapat menjadi guru dan<br />

pendakwah di Timor Leste.<br />

Proses Pemindahan Anak dari Timor Leste ke Indonesia<br />

Bagaimana proses pengambilan anak-anak itu terjadi? Dalam<br />

menjelaskan proses pemindahan anak-anak Timor Leste, terdapat<br />

empat sasaran kelompok anak yang dipindahkan ke Indonesia. Ini<br />

persepsi Helene sebagaimana ditulis di buku? Atau opini pribadi?<br />

Pertama, anak-anak di wilayah pertempuran tahun 1976-1978<br />

saat tentara Indonesia melakukan operasi pengepungan dan<br />

pemusnahan di basis-basis perlawanan Timor Leste. Operasi militer<br />

Indonesia awal-awal masa invasi itu banyak menelan korban perempuan<br />

dan anak-anak. Mereka terpaksa turun dari pegunungan menyerah.<br />

Mereka kelaparan dan kekurangan obat-obatan.<br />

Banyak anak-anak itu kemudian dibawa ke Indonesia ketika<br />

prajurit pulang kampung. Mereka dititipkan terlebih dulu di rumah<br />

yatim-piatu Seroja. Dalam situasi seperti ini anak-anak itu dianggap telah<br />

yatim piatu dan hidup dalam kemiskinan.<br />

Kedua, anak-anak yang berada di kamp-kamp penahanan yang<br />

tinggal bersama orang tua atau dengan walinya—biasanya paman—dan<br />

orang dewasa lainnya. Anak-anak itu hidup miskin dan kekurangan<br />

makanan. Biasanya tentara memberikan makanan dan pakaian. Ketika<br />

tentara habis masa tugasnya, anak-anak itu dibawa ke Indonesia.<br />

Ketiga, anak-anak yang menjadi Tenaga Bantuan Operasi<br />

(TBO). Biasanya anak-anak yang menjadi TBO berumur 8-13 tahun.<br />

120

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!