10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

OASE<br />

Puisi Pelarian Wiji Thukul<br />

bernafas panjanglah<br />

mendengar para aktivis ditangkapi<br />

bernafas panjanglah<br />

para kambing hitam yang diadili<br />

bernafas panjanglah<br />

dengan pemutar-balikan ini<br />

mereka ingin sejarah dibaca bersih<br />

bagaimana mungkin<br />

jika mereka menulis dengan sobekan daging<br />

laras senapan<br />

dan kubangan darah<br />

baca kembali semuanya<br />

dan bernafas panjanglah<br />

bernafas panjanglah akal<br />

bernafas panjanglah hati<br />

bangun<br />

dan bernafas panjanglah!<br />

Dalam persembunyian yang dilakukannya, Thukul sangat<br />

berdisiplin menjaga diri. Dia sadar bahwa ada banyak orang mengintai<br />

tempat-tempat yang dicurigai. Dia hanya bangun membuka kran air dan<br />

menggunakan toilet saat tuan rumah ada di rumah. Dia tak menyalakan<br />

lampu meski hari telah gelap. Dia lebih memilih menunggu sang pemilik<br />

rumah pulang. Dia diam dalam sunyi. Karena itulah Thukul sangat peka<br />

dengan keadaan sekelilingnya.<br />

di ruang ini yang bernafas cuma aku<br />

cecak dan serangga<br />

air menetes rutin dari kran ke bak mandi<br />

semakin dekat aku dengan detak jantungku<br />

dingin ubin, lubang kunci, pintu tertutup, kurang cahaya<br />

108

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!