10.01.2013 Views

RH7yFQ

RH7yFQ

RH7yFQ

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

OASE<br />

Puisi Pelarian Wiji Thukul<br />

tak bisa diubah meskipun penguasa menggunakan cara-cara represif<br />

kepada rakyatnya.<br />

ketika datang malam<br />

aku menjadi gelap<br />

ketika pagi datang<br />

aku menjadi terang<br />

aku rakyatmu<br />

hidup di delapan penjuru<br />

kau tak bisa menangkapku<br />

karena kau tak mengenalku<br />

kau tak bisa mendengarkan aku<br />

karena kau terus berbicara<br />

berbicara dan berbicara<br />

dengan mulut senapan<br />

pembantaian- pembantaian<br />

dan pembantaian<br />

mayat-mayat bergelimpangan<br />

mayat-mayat disembunyikan<br />

kau tak bisa menguburkan aku<br />

kau tak bisa menyembuhkan lukaku<br />

karena kau tak kenal aku<br />

karena kau terus berbicara<br />

berbicara dan berbicara<br />

dengan tembakan dan ancaman<br />

dan penjara<br />

Meski terus bergerak dengan cara berpindah-pindah untuk<br />

menghindari pencarian dan penangkapan, Thukul merasa dirinya<br />

nyaman dan sama sekali tak cemas. Dirinya merasa waras sepenuhnya.<br />

Berikut puisi yang menggambarkan hal ini.<br />

102

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!