21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

tertutup, karena penipuan kepausan. Pada waktu ia memalingkan wajahnya dari Roma,<br />

hatinya juga ikut berpaling, dan sejak waktu itu jurang perpisahanpun semakin melebar,<br />

sampai akhimya ia memutuskan semua hubungannya dengan gereja kepausan.<br />

Sekembalinya dari Roma, Luther menerima gelar Doctor of Divinity dari Universitas<br />

Wittenberg. Sekarang ia bebas membaktikan dirinya kepada Alkitab yang dicintainya, seperti<br />

belum pemah sebelumnya. Ia telah berna-zar untuk mempelajari dengan teliti firman Allah<br />

dan dengan setia akan mengkhotbahkannya seumur hidupnya, bukan kata-kata dan ajaranajaran<br />

para paus. Ia bukan lagi sekedar biarawan atau guru besar, tetapi juga juru kabar yang<br />

berkuasa perihal Alkitab. Ia telah dipanggil sebagai gembala untuk memberi makan kawanan<br />

domba Allah, yang telah lapar dan haus akan kebenaran. Dengan tegas ia menyatakan bahwa<br />

orang Kristen tidak boleh menerima ajaran lain selain yang berdasarkan otoritas Alkitab yang<br />

suci. Kata-kata ini menghantam dasar supremasi kepausan. Kata-kata ini mengandung prinsip<br />

vital Reformasi.’ Luther melihat bahayanya meninggikan teori-teori manusia di atas firman<br />

Allah. Tanpa gentar ia menyerang ketidakpercayaan pada agama yang spekulatif dari para<br />

dosen, dan menentang filsafat serta teologi yang telah begitu lama mempunyai pengaruh<br />

menguasai orang-orang. Ia mencela pe-layanan yang seperti itu sebagai bukan saja tidak<br />

berguna, tetapi juga ber-bahaya. Dan ia mencoba mengalihkan pikiran pendengarnya dari<br />

argumentasi yang tidak benar dengan tujuan menipu dari para ahli filsafat dan ahli teologi,<br />

kepada kebenaran kekal yang diletakkan oleh para nabi dan rasul.<br />

Begitu berbahaya pekabaran yang disampaikannya kepada para pendengar yang rindu dan<br />

yang lapar akan kata-katanya. Belum pemah pengajaran seperti itu mereka dengar<br />

sebelumnya. Berita kesukaan mengenai kasih Juruselamat, jaminan pengampunan dan<br />

kedamaian melalui penebusan darah-Nya, memberikan sukacita dan mengilhamkan suatu<br />

pengharapan kekal di dalam hati mereka. Di Wittenberg satu terang sudah dinyalakan yang<br />

sinarnya harus meluas sampai ke hujung bumi, dan yang terangnya bertambah menjelang<br />

akhir zaman. Akan tetapi terang dan kegelapan tidak bisa berbaur. Antara kebenaran dan<br />

kesalahan ada pertentangan yang tidak bisa dihilangkan. Untuk me-ninggikan dan<br />

mempertahankan yang satu kita harus melawan dan mem-buangkan yang lain. Juruselamat<br />

kita sendiri berkata, “Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang” (Matius<br />

10:34). Luther berkata beberapa tahun setelah Reformasi, “Allah tidak menuntun saya, Ia<br />

men-dorong saya ke depan. Ia membawa saya. Aku bukan tuan atas diriku. Aku rindu hidup<br />

dengan tenang, tetapi aku telah dilemparkan ke tengah-tengah keributan dan revolusi.”—D<br />

‘Aubigne, b. 5, psl. 2. Sekarang ia hampir ter-bujuk memasuki pertarungan.<br />

Gereja Roma telah membuat rahmat Allah menjadi barang dagangan Meja-meja<br />

penukaran uang (Matius 21:12) disediakan di samping mezbahmezbah, dan udara dipenuhi<br />

hiruk-pikuk teriakan para penjual dan para pembeli. Oleh karena kebutuhan dana yang besar<br />

untuk mendirikan gereja St. Petrus di Roma, surat-surat pengampunan dosa telah dijual secara<br />

ter-buka atas persetujuan paus. Dengan hasil kejahatan sebuah rumah perbaktian akan<br />

didirikan, tempat berbakti kepada Allah - batu penjuru telah diletakkan dengan upah kejahatan<br />

83

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!