21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

rendah, dan meminta-minta dari rumah ke rumah. Pada waktu itu ia berada pada tingkat umur<br />

di mana penghormatan dan penghargaan sangat didambakan. Dan pekerjaan yang cocock<br />

untuk seorang hamba ini sangat melukai perasaan alamiahnya. Te-tapi dengan tabah dan sabar<br />

ia bertahan dalam pekerjaan yang merendah-kan diri ini, sebab ia percaya bahwa hal itu<br />

diperlukan oleh sebab dosadosanya.<br />

Setiap saat di waktu senggangnya ia gunakan untuk belajar, sehingga mengurangi tidurnya,<br />

bahkan sebagian menghabiskan waktu untuk makan yang tidak mencukupi itu. Di atas<br />

segalanya yang lain, ia bersuka cita mempelajari firman Allah. Ia menemukan sebuah Alkitab<br />

yang dirantai ke dinding biara, dan untuk ini ia sering pergi ke situ. Sementara keyakinannya<br />

mengenai dosa semakin mendalam, ia mulai mencari pengampunan dan kedamaian atas<br />

usahanya sendiri. Ia menghidupkan suatu kehidupan yang ketat, dengan berpuasa, berjaga dan<br />

berdoa sepanjang malam, dan menyiksa diri untuk menundukkan keadaannya yang jahat,<br />

yang untuk ini kehidupan biara tidak dapat membebaskannya. Ia tidak segan-segan berkorban,<br />

dengan harapan, mudah-mudahan oleh itu ia memperoleh kesucian hati yang akan<br />

menyanggupkannya berdiri berkenan di hadapan Allah. “Sesungguhnya saya adalah seorang<br />

biarawan yang taat,” katanya kemudian, “dan mematuhi semua peraturan ordo lebih ketat<br />

daripada yang dapat saya katakan. Jikalau pemah seorang biarawan memperoleh surga oleh<br />

pekerjaannya sebagai biarawan, saya merasa pasti berhak untuk itu.... Jika pekerjaan itu<br />

diteruskan lebih lama lagi, pekerjaan penyiksaan diri itu akan menewaskan saya.”’—D<br />

‘ Aubigne, b. 2, psl. 3. Sebagai akibat disiplin yang menyakitkan, ia kehilangan kekuatannya,<br />

dan menderita pingsan kejang. kejang, yang tidak pernah sembuh benar dari pengaruhnya.<br />

Tetapi dengan semua usahanya ini jiwanya yang menanggung beban tidak menemukan<br />

kelegaan. Akhimya ia berada di tepi jurang keputusasaan.<br />

Bilamana tampaknya semua sudah hilang bagi Luther, Allah memberi, kan seorang<br />

sahabat dan penolong baginya. Staupitz yang saleh membuka firman Allah ke dalam pikiran<br />

Luther dan mengajaknya mengalihkan pan-dangannya dari dirinya sendiri, berhenti<br />

merenungkan hukuman tanpa batas karena pelanggaran hukum Allah, dan memandang<br />

kepada Yesus, Juru. selamat yang mengampuni dosa itu. “Daripada menyiksa dirimu oleh<br />

kare-na dosa-dosamu, jatuhkanlah dirimu ketangan Penebus. Percayalah kepada-Nya, kepada<br />

kebenaran kehidupan-Nya, kepada penebusan kematian-Nya . . . .Dengarkanlah Anak Allah.<br />

Ia menjelma menjadi manusia untuk memberikan kepadamu jaminan perkenan Ilahi.”<br />

“Kasihilah Dia yang telah lebih dahulu mengasihimu ” — Ibid, b. 2, psl. 4. Demikianlah<br />

pesuruh kemurahan itu berbicara. Kata-katanya itu membawa kesan mendalam di pikiran<br />

Luther. Setelah bergumul dengan kesalahan-kesalahan kesayangan yang lama, ia akhimya<br />

mampu menerima kebenaran, dan kedamaian pun datang kepada jiwanya yang susah.<br />

Luther ditahbiskan menjadi imam, dan telah dipanggil keluar dari biara menjadi guru besar<br />

di Universitas Wittenberg. Di sini ia mempelajari Alkitab dalam bahasa aslinya. Ia mulai<br />

memberi ceramah mengenai Alkitab. Dan kitab-kitab Mazmur, Injil, dan surat rasul-rasul<br />

telah dibukakan kepada pe-ngertian para pendengar yang bergembira. Staupitz, sahabatnya<br />

81

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!