21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

dilakukannya sebelum ia berdamai dengan Roma. Jalan yang sekarang ia lalui bisa berakhir<br />

hanya dengan kemurtadan penuh. Akhirnya ia membuat keputusan: ia tidak akan menyangkal<br />

Tuhannya hanya untuk kelepasan sementara dari penderitaan.<br />

Kemudian ia dibawa kembali menghadap konsili. Penyerahannya belum memuaskan para<br />

hakimnya. Kehausan mereka akan darah yang dirangsang oleh kematian Huss, mendesak<br />

mereka untuk mendapatkan korban baru. Hanya dengan penyerahan tanpa syarat kebenaran<br />

itu Jerome dapat mempertahankan hidupnya. Tetapi ia telah menetapkan untuk berpegang<br />

pada imannya, dan mengikuti jejak saudara martirnya, Huss, ke pembakaran la membatalkan<br />

penarikan pernyataannya yang sebelumnya. Dan sebagai seorang yang sedang sekarat, dengan<br />

sungguh-sungguh ia memohon kesempatan untuk memberikan pembelaannya. Takut akan<br />

pengaruh katakatanya, para pejabat tinggi gereja bertahan agar ia hanya menguatkan atau<br />

menolak kebenaran tuduhan yang dituduhkan kepadanya. Jerome memprotes perlakuan yang<br />

begitu kejam dan tidak adil.<br />

“Kamu telah menutup saya di penjara yang mengerikan selama tiga ratus empat puluh<br />

hari,” katanya, “di tengah-tengah kekotoran, di dalam ruangan yang pengap dan bau busuk,<br />

dan di mana sangat kekurangan segala sesuatu. Dan sekarang kamu membawa saya<br />

menghadap dan mendengarkan musuh-musuhku, tetapi kamu tidak mau mendengarkan<br />

saya . . . Jikalau kamu benar-benar orang bijaksana dan terang dunia ini, hati-hatilah jangan<br />

berdosa kepada keadilan. Bagiku, saya hanya seorang manusia yang lemah. Hidupku tidak<br />

begitu penting. Dan bilamana saya mengimbau kamu agar jangan mengu-capkan satu pun<br />

kalimat yang tidak adil, saya bukan berkata-kata untuk diriku, tetapi untuk kamu.”—Ibid, him.<br />

146, 147.<br />

Akhirnya permohonannya disetujui. Di hadapan hakimnya Jerome berlutut dan berdoa<br />

agar Roh Ilahi dapat kiranya menguasai pikirannya dan kata-katanya, agar ia dapat berbicara<br />

dengan tidak bertentangan dengan kebenaran atau yang tidak menghormati Tuhannya.<br />

Baginya pada hari itu telah digenapi janji Allah kepada murid-murid yang pertama itu:<br />

“Karena Aku kamu akan digiring kemuka penguasa-penguasa dan raja-raja .... Apabila<br />

mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang kamu<br />

harus katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena<br />

bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang berkata-kata di dalam<br />

kamu ” (Matius 10:18-20).<br />

Kata-kata Jerome menimbulkan keheranan dan kekaguman juga kepada musuh-musuhnya.<br />

Karena sepanjang tahun ia telah dikurung di dalam penjara bawah tanah, ia tidak bisa<br />

membaca bahkan melihat. Ia menanggung penderitaan fisik yang berat dan kecemasan mental.<br />

Namun argumenargumennya disampaikan dengan begitu jelas dan dengan kuasa seolah olah<br />

ia tidak pernah mengalami gangguan kesempatan belajar. Ia menunjukkan kepada para<br />

pendengarnya barisan panjang orang-orang kudus yang telah dihukum oleh hakim-hakim<br />

yang tidak adil. Hampir di setiap generasi terdapat orang-orang yang, sementara berusaha<br />

72

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!