21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

yang telah mengenakan mahkota duri untukku”‘ Setelah itu, “para pejabat tinggi gereja<br />

berkata, ‘Sekarang kami serahkan jiwamu kepada Setan.’ ‘Dan saya,’ kata John Huss, dengan<br />

menengadah ke langit, ‘menyerahkan rohku kedalam tangan-Mu, O, Tuhan Yesus, oleh<br />

karena Engkau telah menebus aku.’”—Wylie, b. 3, psl. 7.<br />

Sekarang ia diserahkan kepada pejabat-pejabat pemerintah, dan dibawa ke tempat<br />

pelaksanaan hukuman mati. Suatu arak-arakan besar mengikuti dia, ratusan orang bersenjata,<br />

para imam dan para uskup dengan berpakaian yang mahal-mahal, dan penduduk kota<br />

Constance. Pada waktu ia diikat ke tiang gantungan, dan semua sudah siap untuk menyalakan<br />

api, orang martir (mati syahid) ini sekali lagi diimbau untuk menyelamatkan dirinya dengan<br />

meninggalkan kesalahannya. “Kesalahan apa,” kata Huss, “yang saya harus tinggalkan? Saya<br />

tahu saya tidak bersalah. Saya memohon Allah untuk menyaksikan bahwa semua yang saya<br />

telah tuliskan dan khotbahkan adalah demi penyelamatan jiwa-jiwa dari dosa dan kebinasaan.<br />

Dan oleh sebab itu, dengan sangat senang saya akan pastikan dengan darahku, kebenaran yang<br />

telah kutuliskan dan kukhotbahkan.”—Wylie, b. 3, psl 7. Ketika api menyala disekelilingnya,<br />

ia mulai menyanyi, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku,” dan demikianlah seterusnya ia<br />

menyanyi sampai suaranya terdiam untuk selamanya.<br />

Musuh-musuhnya sendiri pun merasa terpukul melihat keperkasa-annya. Seorang<br />

pengikut paus yang bersemangat, menerangkan kematian Huss dan Jerome, yang mati segera<br />

sesudah itu, demikian: “Keduanya mereka menetapkan hati pada waktu saat-saat terakhir<br />

datang menjelang. Mereka telah bersedia menghadapi api itu seperti mereka menghadapi<br />

pesta perni-kahan. Mereka tidak mengeluh kesakitan. Ketika nyala api menjulang, mereka<br />

menyanyikan nyanyian puji-pujian. Dan kehebatan api tidak dapat menghentikan nyanyian<br />

mereka.”—Wylie, b, psl. 7.<br />

Setelah tubuh Huss seluruhnya hangus terbakar, maka abunya bersama tanah tempat abu<br />

itu, dikumpulkan dan dibuangkan ke Sungai Rhine, yang kemudian dihanyutkan arus ke laut.<br />

Para penganiaya memba-yangkan bahwa mereka telah berhasil membasmi kebenaran yang<br />

telah dikhotbahkan Huss. Tidak terbayang bagi mereka bahwa abu jenazah yang dihanyutkan<br />

arus ke laut akan menjadi benih yang tersebar ke-seluruh negeri di dunia ini. Dan bahwa<br />

negeri yang belum diketahui itu akan memberikan buah-buah yang limpah sebagai saksi<br />

kebenaran. Kata-kata yang diucapkan di gedung konsili di Constance telah mem-bahana, dan<br />

gaungnya akan terdengar sampai ke masa-masa yang akan datang. Huss tidak ada lagi, tetapi<br />

kebenaran yang diperjuangkannya de-ngan kematiannya tidak akan pernah binasa. Teladan<br />

iman dan ketetapan hatinya akan mendorong banyak orang untuk berdiri teguh demi kebenaran,<br />

dalam menghadapai siksaan dan kematian. Kematiannya telah mem-beberkan kepada<br />

seluruh dunia tentang kekejaman pengkhianatan Roma. Musuh-musuh kebenaran, meskipun<br />

mereka tidak menyadarinya, telah memajukan kebenaran itu, yang dengan sia-sia mereka<br />

berusaha memusnahkannya.<br />

70

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!