21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

bercampur dengan api -- begitu berkilau-kilau dengan kemuliaan Allah -- berhimpunlah<br />

rombongan yang "telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya."<br />

(Wah. 15:2). Mereka berdiri bersama Anak Domba di Bukit Sion memegang "kecapi Allah"<br />

bersama 144,000 orang yang ditebus dari antara manusia. Dan kemudian terdengarlah,<br />

bagaikan desau air bah, dan bagaikan deru guruh yang dahsyat, "bunyi pemain-pemain kecapi<br />

yang memetik kecapinya." (Wah. 15:1-2). Dan mereka menyanyikan "nyanyian yang baru"<br />

di hadapan takhta itu, suatu nyanyian yang tak seorangpun dapat mempelajarinya selain dari<br />

yang 144,000 orang itu. Nyanyian itu ialah nyanyian Musa dan Anak Domba, -- suatu<br />

nyanyian kelepasan. Tak seorangpun, kecuali yang 144,000 orang itu, dapat mempelajari<br />

nyanyian itu, karena naynyian itu adalah nyanyian pengalaman mereka -- suatu pengalaman<br />

yang tidak pernah dialami oleh rombongan lain. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti<br />

Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi.<br />

Mereka ini, setelah diubahkan dari dunia ini, dari antara yang hidup, dianggap sebagai<br />

"korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu." (Wah. 14:4). "Mereka ini<br />

adalah orang- orang yang keluar dari kesusahan besar" (Wah. 7:14), mereka telah melewati<br />

masa kesesakan seperti yang belum pernah terjadi sejak adanya suatu bangsa. Mereka telah<br />

menanggung penderitaan masa kesesakan Yakub. Mereka telah berdiri tanpa pengantara<br />

selama pelaksanaan terakhir penghakiman Allah. Tetapi mereka telah dilepaskan, karena telah<br />

"mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba." "Di dalam<br />

mulut mereka tidak terdapat dusta, mereka tidak bercela" di hadapan Allah. "Karena mereka<br />

berdiri di hadapan takhta Allah dan melayani Dia siang dan malamdi Bait Suci-Nya. Dan Ia<br />

yang duduk di atas takhta itu akan membentangkan kemah-Nya di atas mereka." (Wah. 7:14-<br />

15). Mereka telah melihat dunia ini dilanda kelaparan dan bala sampar, matahari berkuasa<br />

menghanguskan manusia dengan panasnya yang hebat, dan mereka sendiri telah menanggung<br />

penderitaan, kelaparan dan dahaga. Akan tetapi "mereka tidak akan menderita lapar dan<br />

dahaga lagi, dan matahari atau panas terik tidak akan menimpa mereka lagi. Sebab Anak<br />

Domba yang di tengah-tengah takhta itu, akan menggembalakan mereka dan akan menuntun<br />

mereka ke mata air kehidupan. Dan Allah akan menghapus segala air mata dari mata mereka."<br />

(Wah. 7:16-17).<br />

Dalam segala zaman umat pilihan Juru Selamat telah dididik dan didisiplin di sekolah<br />

pencobaan. Mereka berjalan dalam jalan-jalan sempit di dunia ini. Mereka dimurnikan di<br />

dalam dapur api penderitaan. Demi Yeus mereka menanggung perlawanan, kebencian dan<br />

fitnahan. Mereka mengikuti Dia melalui pertentangan yang menyakitkan. Mereka<br />

menanggung penyangkalan diri dan mengalami kekecewaan pahit. Dari pengalaman mereka<br />

yang menyakitkan, mereka mengetahui bahayanya dosa, kuasanya, jahatnya, kutuknya, dan<br />

mereka memandangnya dengan kebencian. Suatu kesadaran akan pengorbanan yang tak<br />

terhingga yang dilakukan untuk menyembuhkan akibat-akibat dosa itu membuat mereka<br />

merendahkan hatinya dalam pandangan mereka sendiri, dan hati mereka dipenuhi dengan rasa<br />

syukur dan pujian. Mereka yang tidak pernah jatuh dalam dosa tidak bisa mengerti dan<br />

466

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!