21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

Sementara umat yang sudah ditebus disambut ke dalam kota Allah, berkumandanglah di<br />

udara sorak pujian. Dua Adam sudah hampir bertemu. Anak Allah berdiri dengan<br />

mengedangkan tangan untuk menerima bapa umat manusia, -- makhluk yang diciptakan-Nya,<br />

yang telah berdosa terhadap Pencipta-Nya, dan yang dosanya telah memberikan tanda- tanda<br />

penyaliban di tubuh Juru Selamat. Pada waktu Adam melihat dengan jelas bekas-bekas paku<br />

yang kejamitu, ia tidak merebahkan dirinya di pangkuan Tuhan-Nya, tetapi dalam kerendahan<br />

menjatuhkan dirinya di kaki-Nya sambil berseru, "Layaklah Anak Domba yang tersembelih<br />

itu!" Dengan lembut Juru Selamat mengangkat dia berdiri, dan menyuruhnya untuk melihat<br />

sekali lagi rumah taman Firdaus, dari mana ia telah lama terbuang.<br />

Setelah ia diusir dari taman Firdaus, kehidupan Adam di dunia ini telah dipenuhi dengan<br />

kesedihan. Setiap daun yang mati, setiap korban persembahan, setiap kutukan pada wajah<br />

alam yang indah, setiap noda pada kemurnian manusia, semuanya mengingatkan dosadosanya.<br />

Sangat mengerikan penderitaan penyesalan itu pada waktu ia melihat kejahatan<br />

merajalela, dan dalam jawaban kepada amaran-amaran-Nya, menghadapi teguran-teguran<br />

yang dilemparkan kepadanya sebagai penyebab dosa. Dengan kesabaran dan kerendahan hati<br />

ia menanggung hukuman pelanggaran hampir seribu tahun lamanya. Dengan setia ia<br />

menyesali dosa-dosanya dan berharap kepada jasa-jasa Juru Selamat yang dijanjikan, dan ia<br />

mati di dalam pengharapan akan suatu kebangkitan. Anak Allah menebus kegagalan dan<br />

kejatuhan manusia, dan sekarang, melalui pekerjaan pendamaian, Adam dikembalikan kepada<br />

kedudukannya yang semula.<br />

Dengan diliputi sukacita ia memandang pepohonan yang dahulu pernah menjadi<br />

kesenangannya, -- pohon-pohon yang buahnya dikumpulkannya sendiri pada waktu ia masih<br />

belum berdosa dan masih dalamkesukaan. Ia melihat pokok anggur yang telah dirawatnya<br />

sendiri dengan tangannya sendiri, dan bunga-bunga yang pada suatu waktu ia senang<br />

memeliharanya. Pikirannya menangkap realitas pemandangan itu. Ia mengerti bahwa<br />

sesungguhnya inilah Eden (Firdaus) yang telah dipulihkan, sekarang lebih indah daripada<br />

waktu ia dihalau dari dalamnya. Juru Selamat menuntunnya ke pohon kehidupan, dan<br />

memetik buahnya yang mulia, lalu menawarkannya kepada Adam untuk dimakan. Ia melihat<br />

ke sekelilingnya, dan melihat rombongan besar keluarganya yang telah ditebus, berdiri di<br />

Firdaus Allah. Kemudian ia meletakkan mahkotanya di kaki Yesus, dan merebahkan dirinya<br />

ke dada-Nya dan memeluk Penebus itu. Ia memetik kecapi emas dan kubah-kubah Surga<br />

menggemakan naynyian kemenangan, "Layaklah, layaklah Anak Domba yang tersembelih,<br />

namun hidup kembali!" Keluarga Adam menyanyikan nyanyian mereka sambil meletakkan<br />

mahkota mereka di kaki Juru Selamat dan tunduk di hadapan-Nya dengan pujian.<br />

Pertemuan ini disaksikan oleh malaikat-malaikat yang menangis pada waktu kejatuhan<br />

Adam, dan bersukacita pada waktu Yesus, sesudah kebangkitan-Nya naik ke Surga, telah<br />

membuka kuburan bagi semua yang akan percaya kepada nama-Nya. Sekarang mereka<br />

melihat pekerjaan penebusan itu diwujudkan, dan mereka menyatukan suara dalamnaynyian<br />

pujian. Di atas laut kristal yang di depan takhta itu, laut kaca yang bening itu seakan-akan<br />

465

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!