21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

tangan yang memegang dua loh batu yang digabung bersama. Nabi itu berkata, "Langit<br />

memberitahukan keadilan-Nya sebab Allah Sendirilah hakim." (Maz. 50:6). Hukum yang<br />

kudus itu, kebenaran Allah, yang diumumkan dari gunung Sinai, di tengah-tengah guntur dan<br />

nyala api, sebagai penuntun hidup, sekarang dinyatakan kepada manusia sebagai ukuran untuk<br />

penghakiman. Tangan itu membuka loh-loh batu itu, dan di sana tampaklah perintah-perintah<br />

sepuluh hukum itu, yang dituliskan, seolah-olah dengan pena api. Kata-katanya begitu jelas<br />

sehingga semua orang bisa membacanya. Ingatanpun dibangkitkan, kegelapan ketakhyulan<br />

dan bidat dihapuskan dari setiap pikiran, dan sabda Allah yang sepuluh, yang singkat,<br />

mendalam dan berkuasa itu, ditunjukkan kepada segenap penduduk dunia ini.<br />

Tidak mungkin menggambarkan ketakutan dan keputusasaan mereka yang telah<br />

menginjak-injak tuntutan hukum Allah yang kudus. Tuhan memberikan kepada mereka<br />

hukum-Nya, agar mereka dapat membandingkan tabiat mereka dengan hukumitu, dan<br />

mengetahui kekurangan-kekurangan mereka sementara masih ada kesempatan untuk bertobat<br />

dan mengadakan pembaharuan. Tetapi agar mereka memperoleh perkenan dunia ini, mereka<br />

mengesampingkan ajaran-ajaran hukumitu dan mengajar oarng-orang lain untuk<br />

melanggarnya. Mereka memaksa umat Allah untuk menajiskan Sabat-Nya. Sekarang mereka<br />

dipersalahkan oleh hukum yang mereka hinakan. Jelas sekali mereka lihat bahwa mereka<br />

tidak punya dalih. Mereka memilih siapa yang akan mereka layani dan sembah. "Maka kamu<br />

akan melihat kembali perbedaan antara orang benar dan orang fasik, antara orang beribadah<br />

kepada Allah dan orang yang tidak beribadah kepada-Nya." (Mal. 3:18).<br />

Musuh-musuh hukum Allah, mulai dari pendeta-pendeta sampai kepada yang terkecil di<br />

antara mereka, mempunyai suatu konsep kebenaran dan kewajiban baru. Terlambat mereka<br />

melihat bahwa Sabat hukumkeempat adalah meterai Allah yang hidup. Terlambat mereka<br />

melihat sifat yang sebenarnya dari sabat mereka yang palsu, dan dasar yang rapuh di mana<br />

mereka membangun. Mereka mendapati bahwa mereka telah berjuang melawan Allah. Guruguru<br />

agama telah menuntun jiwa-jiwa kepada kebinasaan sementara mereka mengaku<br />

menuntun jiwa-jiwa itu ke pintu gerbang Firdaus. Pada perhitungan terakhirlah nanti akan<br />

diketahui betapa besar tanggungjawab orang-orang yang memegang jabatan suci, dan betapa<br />

mengerikan akibat-akibat dari ketidaksetiaan mereka. Hanya dalam kehidupan kekallah dapat<br />

kita mengerti dengan sebenarnya arti hilangnya satu jiwa. Mengerikanlah hukuman orangorang<br />

yang kepadanya Allah berkata, "Enyahlah dari pada-Ku, hai hamba yang jahat."<br />

Suara Allah terdengar dari Surga, menyatakan hari dan jam kedatangan Yesus, dan<br />

menyampaikan perjanjian yang kekal kepada umat-Nya. Bagaikan bunyi guntur yang paling<br />

keras, firman-Nya menggemuruh ke seluruh dunia. Umat Israel Allah berdiri mendengarkan<br />

dengan matanya memandang ke atas. Wajah mereka diterangi kemuliaan-Nya, dan bercahaya<br />

seperti wajah Musa pada waktu ia turun dari gunung Sinar. Orang-orang fasik tidak dapat<br />

memandang mereka. Dan bilamana berkat-berkat diumumkan bagi mereka yang<br />

menghormati Allah oleh pemeliharaan Sabat-Nya yang kudus, akan terdengar sorak<br />

kemenangan yang luar biasa.<br />

459

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!