21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

kepada semua orang suatu bukti tentang hal itu dengan membangkitkan Dia dari antara orang<br />

mati." (Kis. 17:31). Rasul itu dengan jelas menyatakan di sini bahwa waktu yang tertentu,<br />

pada waktu yang akan datang, telah ditetapkan bagi penghakiman dunia ini.<br />

Yudas menyinggung mengenai waktu yang sama, "Dan bahwa Ia menahan malaikatmalaikat<br />

yang tidak taat pada batas-batas kekuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan<br />

tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadididalamdunia kekelaman sampai<br />

penghakiman pada hari yang besar." Dan lagi ia mengutip kata-kata Henokh, "Sesungguhnya<br />

Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang."<br />

(Yudas 6,14,15). Rasul Yohanes menyatakan bahwa ia "melihat orang mati, besar dan kecil,<br />

berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab . . . . Dan orang mati dihakimi menurut<br />

perbuatan mereka, berdasarkan apa yang tertulis di dalam kitab itu." (Wah. 20:12).<br />

Akan tetapi jika orang mati sudah menikmati kebahagiaan Surga atau menggeliat-geliat di<br />

nyala api neraka, apakah lagi gunanya penghakiman yang akan datang itu? Pengajaran firman<br />

Allah mengenai hal-hal penting ini tidak semu atau bertentangan; semuanya dapat dimengerti<br />

oleh pikiran-pikiran biasa. Tetapi apakah pikiran yang jujur dapat melihat hikmat atau<br />

keadilan di dalam teori umum yang populer itu? Apakah orang-orang benar, setelah<br />

penyelidikan kasus mereka di penghakiman, menerima pujian, "Baik sekali perbuatanmu itu,<br />

hai hamba-Ku yang baik dan setia; . . . . Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu"<br />

(Mat. 25:21), bilamana mereka sudah tinggal di hadirat-Nya, mungkin selama bertahun-tahun<br />

lamanya? Apakah orang-orang jahat itu dipanggil dari tempat penyiksaannya untuk menerima<br />

putusan dari Hakim seluruh dunia, "Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang<br />

terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal"? (Mat. 25:41). Oh, betapa suatu ejekan! Betapa<br />

suatu tuduhan yang memalukan terhadap himat dan keadilan Allah!<br />

Teori kebakaan atau kekekalan jiwa adalah salah satu doktrin palsu, yang diambil Roma<br />

darikekafiran yang kemudian dimasukkan ke dalam agama Kekristenan. Martin Luther<br />

mengelompokkannya dengan "cerita-cerita dongeng yang mengerikan yang merupakan<br />

bagian dari keputusan-keputusan Roma yang menjijikkan." -- Petavel, E., "The Problem of<br />

Immortality," p. 255 (ed. 1892). Mengomentari kata-kata Salomo dalam buku Pengkhotbah,<br />

yang mengatakan bahwa orang mati tidak mengetahui apapun, Pembaharu itu berkata, "Suatu<br />

tempat lain membuktikan bahwa orang yang mati tidak mempunyai . . . perasaan. Katanya,<br />

tidak ada kewajiban, tidak ada ilmu, tidak ada pengetahuan dan tidak ada hikmat di sana.<br />

Salomo berpendapat bahwa orang mati adalah tidur, dan tidak merasa sama sekali. Orangorang<br />

yang mati terbaring di sana, tidak memperhitungkan hari atau tahun, tetapi bilamana<br />

mereka bangun, mereka akan tampak seperti tidur semenit saja." -- Luther's Exposition of<br />

Solomon'sBooke Called Eclesiastes, p. 152 (ed. 1573, London).<br />

Di manapun di dalam Alkitab tidak didapati kalimat yang menyatakan bahwa orang-orang<br />

benar menerima upah mereka atau orang-orang jahat menerima hukuman mereka pada waktu<br />

meninggal. Para bapa dan nabi tidak meninggalkan jaminan seperti itu. Kristus dan rasul-<br />

391

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!