21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

gereja. Di sinilah akan ditemukan rahasia kekurangan Roh dan kuasa Allah dalam kebangunan<br />

rohani pada zaman kita.<br />

Di berbagai denominasi, ada orang-orang yang terkenal kesalehannya oleh siapa fakta ini<br />

diakui dan disesali. Profesor Edwards A. Park, dalam mengetengahkan bahaya-bahaya<br />

keagamaan dewasa ini berkata, Salah satu sumber bahaya adalah mengabaikan mimbar<br />

sebagai tempat menguatkan dan menekankan hukum ilahi. Pada zaman-zaman sebelumnya<br />

mimbar itu adalah tempat menggemakan suara hati nurani . . . . Para pengkhotbah kita yang<br />

terkenal memberikan kebesaran dan kemuliaan kepada pidato-pidato mereka yang mengikuti<br />

teladan Guru, dan menonjolkan hukum Allah, peraturan-peraturan-Nya dan ancamanancaman-Nya.<br />

Mereka mengulang-ulangi dua pernyataan terkenal, bahwa hukum itu adalah<br />

salinan kesempurnaan ilahi, dan bahwa orang yang tidak mengasihi hukum itu tidak<br />

mengasihi Injil, karena hukum maupun Injil adalah cermin yang memantulkan tabiat Allah<br />

yang sebenarnya. Bahaya ini menuntun kepada bahaya berikutnya, yaitu meremehkan<br />

jahatnya, meluasnya dan celanya dosa itu. Sebanding dengan benarnya hukum itu<br />

demikianlah salahnya jika tidak menurutinya . . . .<br />

"Berkaitan dengan bahaya-bahaya yang sudah disebutkan, adalah bahaya menganggap<br />

remeh keadilan Allah. Kecenderungan mimbar modern ini ialah memutarbalikkan keadilan<br />

ilahi dengan kebajikan dan kemurahan ilahi, menenggelamkan kebajikan dan kemurahan itu<br />

ke dalam perasaan gantinya meninggikannya menjadi prinsip. Prisma teologi yang baru<br />

menceraikan apa yang telah dipersatukan Allah. Apakah hukum Allah itu baik atau jahat?<br />

Hukum Allah itu baik. Berarti keadilan itu baik, karena keadilan adalah sifat mutlak<br />

pelaksanaan hukum. Dari kebiasaan meremehkan hukum dan keadilan ilahi, luas dan<br />

cacadnya pelanggaran manusia, manusia dengan mudah tergelincir kepada kebiasaan<br />

meremehkan rahmat yang telah menyediakan pendamaian bagi dosa." Demikianlah Injil<br />

kehilangan nilai serta pentingnya di dalam pikiran manusia, dan tidak lama kemudian mereka<br />

siap menyingkirkan Alkitab seluruhnya.<br />

Banyak guru-guru agama mengatakan bahwa Kristus oleh kematian-Nya telah<br />

menghapuskan hukum itu, dan oleh karena itu manusia dibebaskan dari tuntutan hukum itu.<br />

Sebagian menggambarkan hukum itu sebagaikuk yang kejamdan memberatkan serta<br />

menyusahkan. Dan bertentangan dengan perhambaan hukum itu, mereka menawarkan<br />

kebebasan yang akan dinikmati di bawah Injil. Tetapi para nabi dan para rasul tidak<br />

menganggap hukum Allah yang suci itu demikian. Daud berkata, "Aku hendak hidup dalam<br />

kelegaan, sebab aku mencari titah-titah-Mu." (Maz. 119:45). Rasul Yakobus, yang menulis<br />

sesudah Kristus mati, menganggap hukum itu sebagai "hukum utama" dan "hukum yang<br />

sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang." (Yakub 2:8; 1:25). Dan Pewahyu,<br />

setengah abad setelah penyaliban Kristus, mengumumkan suatu berkat atas mereka "yang<br />

melakukan perintah-perintah-Nya, sehingga mereka berhak menghampiri pohon kehidupan,<br />

dan masuk melalui pintu gerbang ke dalam kota itu." (Wah. 22:14 -- terjemahan langsung).<br />

328

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!