21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

pelanggaran-pelanggaran mereka. Dikatakan lebih jauh, "Memang setiap hari mereka mencari<br />

Aku dan suka mengenal segala jalan-Ku. Seperti bangsa yang melakukan yang benar dan yang<br />

tidak meninggalkan hukum Allah. (Yes. 58:1,2). Di sini dimunculkan satu golongan yang<br />

menganggap dirinya benar, dan kelihatannya menunjukkan perhatian besar dalam pelayanan<br />

Allah; tetapi teguran yang keras dan sungguh-sungguh dari Penyelidik hati membuktikan<br />

bahwa mereka menginjak-injak ajaran ilahi.<br />

Jadi nabi itu menunjukkan hukum Allah yang telah mereka tinggalkan: "Engkau akan<br />

membangun reruntuhan yang sudah berabad-abad, dan akan memperbaiki dasar yang<br />

diletakkan oleh banyak keturunan. Engkau akan disebutkan 'yang memperbaiki tembok yang<br />

tembus,' 'yang membetulkan jalan supaya tempat itu dapat dihuni.' Apabila engkau tidak<br />

menginjak-injak hukum Sabat, dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila<br />

engkau menyebutkan hari Sabat hari kenikmatan, dan hari kudus Tuhan 'hari yang mulia;'<br />

apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dengan tidak<br />

mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang- senang<br />

karena Tuhan." (Yes. 58:12-14). Nubuatan ini juga berlaku pada zaman kita. "Tembok yang<br />

tembus" telah terjadi pada hukum Allah pada waktu hari Sabat diubah oleh kepausan Roma.<br />

Tetapi waktunya telah datang untuk mengembalikan lembaga ilahi ini kepada kedudukannya<br />

yang sebenarnya. "Tembok yang tembus" itu diperbaiki, dan reruntuhan yang berabad-abad<br />

akan dibangun.<br />

Hari Sabat yang dikuduskan oleh Pencipta dengan beristirahat pada hari itu dan<br />

memberkatinya, dipelihara oleh Adam di dalam keadaannya yang teidak berdosa di Taman<br />

Eden yang kudus; dipelihara oleh Adam yang jatuh ke dalam dosa namun bertobat pada waktu<br />

ia diusir dari tempat kediamannya yang menyenangkan itu. Hari Sabat itu dipelihara oleh para<br />

Bapa, mulai dari Habil sampai kepada Nuh yang benar, sampai kepada Abraham, dan kepada<br />

Yakub. Pada waktu umat pilihan itu berada di perhambaan di Mesir, banyak yang tidak<br />

mengetahui hukum Allah, karena mereka berada di tengah- tengah penyembahan berhala<br />

yang merajalela. Tetapi pada waktu Tuhan melepaskan Israel, Ia mengumumkan hukum-Nya<br />

di dalam kebesarannya yang mengerikan kepada khalayak ramai yang berkumpul, agar<br />

mereka mengetahuikehendak-Nya, dan takut akan Dia dan menuruti-Nya selamanya.<br />

Sejak waktu itu hingga sekarang, pengetahuan akan hukum Allah telah terpelihara di dunia<br />

ini, dan hari Sabat hukum yang keempat itu telah dipelihara. Walaupun "manusia berdosa"<br />

berhasil menginjak-injak hari kudus Allah, bahkan pada masa supremasi "manusia berdosa"<br />

itupun masih ada orang-orang yang setia yang tetap menghormati hukum dan hari itu di<br />

tempat-tempat yang tersembunyi. Sejak Pembaharuan, pada setiap generasi ada saja orang<br />

yang mempertahankan pemeliharaan hukum itu. Meskipun sering berada di tengah-tengah<br />

celaan dan penganiayaan, kesaksian yang terus menerus telah dibawakan mengenai kekekalan<br />

hukum Allah, dan kewajiban suci atas penciptaan Sabat itu.<br />

318

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!