21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

takut kepada-Ku, firman Tuhan semesta alam." (Mal. 3:5). Yugas juga merujuk kepada<br />

pemandangan yang sama pada waktu ia berkata, "Sesungguhnya Tuhan datang dengan beriburibu<br />

orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas<br />

orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik." (Yudas 15,15). Kedatangan ini dan<br />

kedatangan Tuhan ke dalam bait-Nya, adalah jelas dan peristiwa yang terpisah.<br />

Kedatangan Kristus sebagai imam besar kita ke dalam bilik yang mahakudus untuk<br />

memulihkan tempat kudus itu seperti yang ditampilkan di dalam Daniel 8:14; kedatangan<br />

Anak Manusia kepada Yang Lanjut Usianya seperti dinyatakan dalan Daniel 7:13; dan<br />

kedatangan Tuhan ke dalam bait-Nya yang diramalkan oleh Maleaki, adalah keterangan<br />

peristiwa yang sama. Dan ini juga dinyatakan oleh kedatangan mempelai laki-laki ke pesta<br />

pernikahan sebagaimana diterangkan Kristus dalam perumpamaan sepuluh anak dara dalam<br />

Matius 25.<br />

Dalam musim panas dan musim gugur tahun 1844, pengumuman "Mempelai datang!<br />

Songsonglah Dia!" telah diberikan. Dua golongan seperti yang dilambangkan oleh anak dara<br />

yang bijaksana dan yang bodoh itu telah terjadi -- satu golongan yang mengharap dengan<br />

sukacita kedatangan Tuhan dan yang dengan tekun menyediakan dirinya untuk bertemu<br />

dengan Tuhan; sementara segolongan lain yang dipengaruhi oleh ketakutan, dan bertindak<br />

hanya atas hawa nafsu, telah puas dengan teori kebenaran, tetapi miskin karunia Allah. Dalam<br />

perumpamaan itu disebutkan, bahwa pada waktu mempelai datang, "mereka yang telah siap<br />

sedia masuk bersama-sama dengan Dia ke ruang perjamuan kawin." Kedatangan mempelai<br />

laki-laki, yang ditampilkan di sini, terjadi sebelum pernikahan. Pernikahan melambangkan<br />

penerimaan oleh Kristus kerajaan-Nya. Kota suci, Yerusalem yang baharu, yaitu ibukota dan<br />

sebagai cerminan kerajaan itu, disebut "mempelai perempuan, isteri Anak Domba itu."<br />

Malaikat itu berkata kepada Yohanes, "Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kedapamu<br />

pengantin perempuan, mempelai Anak Domba."<br />

"Lalu di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung," kata nabi itu, "dan ia<br />

menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari Sutrga, dari Allah." (Wah.<br />

21:9,10). Jelaslah, mempelai perempuan melambangkan kota suci itu, dan anak-anak dara<br />

yang pergi menemui mempelai laki-laki adalah lambang jemaat. Dalam buku Wahyu, umat<br />

Tuhan dikatakan adalah tamu pada perjamuan kawin. (Wah. 19:9). Jika umat Tuhan adalah<br />

tamu, tidak mungkin juga melambangkan mempelai wanita. Kristus, sebagaimana dikatakan<br />

oleh nabi Daniel, akan menerima dari Yang Lanjut Usianya, " kekuasaan dan kemuliaan, dan<br />

kerajaan." Ia akan menerima Yersualem Baru, ibukota kerajaan-Nya, "yang berhias bagaikan<br />

pengantin perempuan yang berdan-dan untuk suaminya." (Dan. 7:14; Wah. 21:2). Setelah<br />

menerima kerajaan, Ia akan datang dalamkemuliaan- Nya, sebagai Raja atas segala raja dan<br />

Tuhan atas segala tuan, untuk menebus umat-Nya, yang akan "duduk makan bersama-sama<br />

dengan Abraham, Ishak dan Yakub" di meja-Nya dalam kerajaan-Nya (Matius 8:11; Luk.<br />

22:30), untuk turut ambil bagian dalam perjamuan kawin Anak Domba.<br />

299

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!