21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

pada waktunya (Ibrani 4:14-16). Lambang ini sudah digenapi bukan saja peristiwanya tetapi<br />

juga waktunya. Pada hari ke empat belas bulan yang pertama orang Yahudi pada hari dan<br />

bulan mana domba Paskah disembelih selama lima belas abad, Kristus, pada waktu memakan<br />

Paskah bersama murid-murid-Nya, memulaikan pesta yang memperingati kematian-Nya<br />

sendiri sebagai "anak domba Allah yang mengangkut dosa isi dunia ini." Pada malam itu juga<br />

ia telah ditangkap oleh tangan-tangan jahat untuk disalibkan dan dibunuh. Dan sebagai yang<br />

dilambangkan berkas buah sulung yang dilambaikan itu, Tuhan kita telah dibangkitkan dari<br />

kematian pada hari yang ketiga, "sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal!<br />

(1 Kor. 15:20), sebagai contoh dari semua orang-orang benar yang dibangkitkan, yang<br />

mempunyai tubuh yang hina akan diubahkan, "sehingga serupa dengan tubuh-Nya yang mulia.<br />

(Fil. 3:21).<br />

Dengan cara yang sama, lambang-lambang yang berhubungan dengan kedatangan kedua<br />

kali harus digenapi pada waktu yang ditentukan dalam lambang upacara kaabah. Di bawah<br />

tatanan Musa, penyucian kaabah, atau harigarfirat atau hari Pendamaian, dilakukan pada hari<br />

ke sepuluh bulan yang ke tujuh penanggalan Yahudi (Imamat 16:29-34). Pada waktu imam<br />

besar keluar dari dalam kaabah dan memberkati orang Israel setelah ia menadakan penyucian<br />

bagi semua bangsa itu, dan dengan demikian menghapuskan dosa mereka dari dalam kaabah.<br />

Jadi dipercayai bahwa Kristus, Imam Besar Agung kita, akan datang untuk menyucikan dunia<br />

ini oleh membinasakan dosa dan orang-orang berdosa, dan memberkati umat-Nya yang<br />

menantikan-Nya dengan berkat kekekalan. Hari kesepuluh dari bulan ketujuh, hari besar<br />

penyucian, hari Grafirat, waktu penyucian kaabah, yang pada tahun 1844 jatuh pula tanggal<br />

22 Oktober, dianggap sebagai hari kedatangan Tuhan. Ini sesuai dengan bukti-bukti yang<br />

sudah dikemukakan, bahwa masa 2300 hari akan berakhir pada musim gugur, dan kesimpulan<br />

itu kelihatannya tidak dapat ditolak.<br />

Dalam perumpamaan Marius 25, masa menunggu dan mengantuk diikuti oleh kedatangan<br />

mempelai laki-laki. Ini sesuai dengan argumentasi yang baru saja dikemukakan, baik dari<br />

nubuatan maupun dari lambang-lambang. Keduanya membawa keyakinan yang kuat akan<br />

kegenapannya, dan "seruan di tengah malam" itu telah disiarkan oleh ribuan orang percaya.<br />

Bagaikan gelombang pasang, pergerakan ini menyapu seluruh negerei. Dari kota ke kota, dari<br />

kampung ke kampung dan ke tempat-tempat yang jauh terpencil pekabaran itu disampaikan,<br />

sampai umat Tuhan yang menunggu benar-benar dibangunkan. Kefanatikan lenyap sebelum<br />

pengumuman ini bagaikan embun pagi sebeleum matahari terik. Orang-orang percaya melihat<br />

kebingungan dan kebimbangan mereka dibuangkan, dan pengharapan serta keberanian<br />

menggerakkan hati mereka. Pekerjaan ini terbebas dari ekstrim yang biasanya selalu<br />

menandai bilamana kebangunan manusia tanpa pengendalian pengaruh firman dan Roh Allah.<br />

Sama halnya dengan orang Israel zaman dahulu yang merendahkan diri dan kembali kepada<br />

Tuhan setelah adanya pekabaran teguran dari hamba-hamba Tuhan. Pekerjaan itu mempunyai<br />

ciri yang menandai pekerjaan Allah pada segala zaman. Hanya sedikit saja perasaan sangat<br />

gembira, tetapi lebih suka menyelidiki hati, pengakuan dosa, dan melupakan keduniawaian.<br />

280

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!