21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

menyelamatkan kaabah; Seorang yang lebih besar dari padanya telah menyatakan bahwa tak<br />

satu batupun tinggal di atas batu yang lain.<br />

Sikap keras kepala yang membabi-buta para pemimpin Yahudi dan kejahatan keji yang<br />

meraja-lela di dalam kota yang terkepung itu menimbulkan ketakutan dan kemarahan tentera<br />

Romawi, dan akhirnya Titus memutuskan untuk menyerang kaabah itu. Ia juga menetapkkan,<br />

jika mungkin, untuk menyelamatkan kaabah itu dari keruntuhan. Tetapi perintahnya itu tidak<br />

lagi diindahkan anak buahnya. Pada waktu itu ia beristirahat di kemahnya pada malam hari,<br />

orang Yahudi keluar dari kaabah itu dan menyerang tentera Romawi dengn tiba-tiba. Dalam<br />

pertempuran itu seorang tentera melemparkan obor berapi melalui lobang di serambi kaabah,<br />

dan dengan segera membakar ruangan yang dilapisi dengan kayu cedar, yang berdekatan<br />

dengan kamar yang kudus. Titus segera berlari menuju api itu, diikuti oleh jenderal-jederal<br />

dan komandan-komandan pasukannya, dan memerintahkan pasukan untuk memadamkan api<br />

itu. Namun perintahnya tidak diacuhkan. Dalam keganasannya tentera-tentera itu<br />

melemparkan obor-obor menyala ke ruangan-ruangan yang berdampingan dengan kaabah itu,<br />

dan kemudian dengan pedangnya membunuh banyak sekali orang-orangyang bersembunyi di<br />

situ. Darah mengalir di tangga kaabah, bak aliran air layaknya. Beribu-ribu orang Yahudi<br />

binasa. Selain suara peperangan itu, terdengar teriakan, "Ichabot!" -- keuliaan sudah hilang.<br />

Tidak mungkin bagi Titus menghentikan amukan tenteranya pada saat itu. Ia bersama<br />

stafnya memasuki dan memeriksa bagian dalam bagunan yang kudus itu. Mereka terpukau<br />

dan kagum karena api belum membakar tempat kudus itu. Ia membuat usaha terakhir untuk<br />

menyelamatkan tempat kudus itu. Ia melompat ke depan dan mengajak tenteranya untuk<br />

menghentikan kebakaran itu. Biasanya pasukan Liberalis harus patuh kepada atasannya.<br />

Tetapi rasa hormat kepada kaisarpun akan hilang oleh karena kebencian terhadap orang<br />

Yahudi, dan keganasan pertempuran itu, serta pengharapan akan mendapat rampasan.<br />

Tentera-tenera itu melihat disekeliling mereka kilauan emas, yang memantulkan cahaya<br />

dalam amukan api. Mereka mengira bahwa harta yang tak terhitung banyaknya di simpan di<br />

dalam kaabag itu. Tanpa menyadari, seorang tentera menyulutkan obornya yang sedang<br />

menyala ke antara engsel pintu. Dengan sekejap saja seluruh bangunan sudah menyala. Nyala<br />

api dan asap yang membutakan mata memaksa para staf mundur, dan bangunan agung itupun<br />

dibiarkan menemui nasibnya.<br />

Bagi orang Roma pemandangan itu adalah suatu yang mengerikan -- bagaimana pula bagi<br />

orang Yahudi? Seluruh puncak bukit tempat kota itu berdiri, terbakar bagaikan gunung berapi.<br />

Satu demi satu banguan itu runtuh dengan bunyi yang bergemuruh, lalu di telan lubang dalam<br />

yang menyala. Atap-atap yang terdiri dari kayu cedar bagaikan lempengan- lempengan nyala<br />

api. Menara-menara yang di atas rumah yang di sepuh bersinar bagaikan paku-paku cahaya<br />

merah. Menara gerbang terbakar dengan nyala api yang membubung tinggi. Bukit-bukit di<br />

sekitar itu terang-benderang. Orang-orang memperhatikan dengan kecemasan yang luar biasa<br />

kemusnahan kaabah itu. Tembok kota bagian luar dan bukit-bukit penuh dengan manusia<br />

yang sebagian pucat pasi oleh karena ketakutan dan putus asa, dan yang sebagian lagi dengan<br />

18

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!