21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

patung-patung, imam-imam, dan orang-orang terkubur dalam satu reruntuhan." Diperkirakan<br />

sekitar 90,000 orang binasa pada hari yang fatal itu.<br />

Dua puluh lima tahun kemudian muncullah tanda berikut, yang disebutkan dalam<br />

nubuatan -- matahari dan bulan digelapkan. Apa yang menyebabkan hal ini sangat menarik<br />

ialah kenyataan bahwa kegenapan nubuatan itu telah ditunjukkan dengan pasti. Dalam<br />

percakapan Juru Selamat dengan murid-murid-Nya di gunung Zaitun, setelah menjelaskan<br />

pencobaan yang lama bagi gereja -- 1260 tahun penganiayaan kepausan, mengenai ini Ia telah<br />

menjanjikan bahwa penyiksaan itu akan diperpendek -- maka Ia menyebutkan kejadiankejadian<br />

tertentu yang mendahului kedatangan-Nya, dan menentukan waktunya kapan ini<br />

untuk pertama kali akan disaksikan, "Tetapi pada masa itu, sesudah siksaan itu, matahari akan<br />

menjadi gelap dan bulan tidak bercahaya." ( Markus 13:24). Masa 1260 hari atau tahun itu<br />

berakhir pada tahun 1798. Seperempat abad sebelumnya, penganiayaan sudah hampir<br />

seluruhnya berakhir. Sesudah penganiayaan atau penyiksaan ini, menurut perkataan Kristus,<br />

matahari akan digelapkan. Pada tanggal 19 Mei 1780, nubuatan ini sudah digenapi.<br />

"Hampir kalau bukan seluruhnya sebagai satu-satunya jenis fenomena yang misterius dan<br />

tak terjelaskan, . . . terjadi pada tanggal 19 Mei 1780, -- di New England, langit tampak<br />

menjadi gelap tidak bisa djelaskan kenapa demikian." -- Devens, R.M., "Our First Century,"<br />

p. 89. Seorang saksi mata di Massachusetts menjelaskan kejadian itu sebagai berikut: Pada<br />

pagi hari matahari terbit bersinar terang, tetapi tidak lama kemudian awan menutupi langit.<br />

Awan-awan itu menjadi semakin turun, dan dari awan-awan yang kemudian gelap itu kilat<br />

menyambar dan guntur berbunyi serta hujan rintik-rintik turun. Menjelang pukul sembilan,<br />

awan itu menjadi semakin tipis, dan berubah warna menjadi kekuning-kuningan bagaikan<br />

warna kuningan atau tembaga, sehingga tanah, batu-batuan, pohon-pohonan, bangunbangunan,<br />

air dan orang-orang telah tampak berubah warnanya oleh terang yang aneh dan<br />

ngeri itu. Beberapa menit kemudian, awan hitam pekat menyebar ke seluruh langit kecuali<br />

lingkaran tipis di kaki langit, dan gelapnya seperti gelapnya pada pukul sembilan malam<br />

musim panas. . . .<br />

"Ketakutan, kecemasan dan kengerian merasuk pikiran orang-orang. Perempuanperempuan<br />

berdiri di pintu, melihat pemandangan alam yang gelap; laki-laki kembali ke<br />

rumah dari bekerja di ladang. Tukang kayu meninggalkan perkakasnya, tukang besi<br />

meninggalkan bengkelnya, dan para pedagang meninggalkan toko-tokonya. Murid-murid<br />

sekolah-sekolah dibubarkan, dan dengan gemetar murid-murid itu berlari pulang ke rumah<br />

masing-masing. Para pengembara atau yang sedang mengadakan perjalanan berhenti di<br />

pondok-pondok petani yang terdekat. 'Apa yang sedang terjadi,' hati dan bibir manusia<br />

bertanya-tanya. Tampaknya seperti badai akan menyapu negeri itu, atau seolah-olah hari itu<br />

merupakan hari kemusnahan segala sesuatu. "Lilin-lilin dinyalakan dan api dari perapian<br />

bercahaya begitu terang seperti pada malm tanpa sinar bulan di musim gugur …Unggas<br />

kembali ke sarangnya dan tidur, ternak berkumpul di kandangnya, katak-katak berisik,<br />

206

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!