21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

Selama pemerintahan raja Herodes, kota Yerusalem bukan saja telah banyak dipercantik,<br />

tetapi dengan pendirian menara-menara, tembok-tembok, dan kubu-kubu, menambah kepada<br />

ketahanan letak kota, sehingga memberikan kesan bahwa tak mungkin kota itu bisa<br />

ditaklukkan. Ia yang pada waktu ini meramalkan secara terbuka mengenai kebinasaan kota<br />

Yerusalem, akan di sebut pengamar gila, seperti Nuh pada zamannya. Tetapi Kristus telah<br />

mengatakan, "Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataan-Ku tidak akan berlalu."(Matius<br />

24:35). Oleh karena dosa-dosanya, kemurkaan telah dikenakan atas Yerusalem, dan kedegilan<br />

ketidak-percayaannya telah memastikan kebinasaanya.<br />

Tuhan telah menyatakan melalui nabi Mika, "Baiklah dengarkan ini, hai para kepala kaum<br />

Yakub, dan para pemimpin kaum Israel! Hai kamu yang muak terhadap keadilan dan<br />

membengkokkan segala yang lurus, hai kamu yang mendirikan Sion dengan darah dan<br />

Yerusalem dengan kelaliman! Para kepalanya memutuskan hukum karena suap, dan para<br />

imamnya memberi pengajaran karena bayaran, para nabinya menenung karena uang, padahal<br />

mereka bersandar kepada Tuhan dengan berkata: Bukankah Tuhan ada di tengah-tengah kita!<br />

Kita tidak datang malapetaka menimpa kita!" (Mika 3:9-11).<br />

Kata-kata ini menggambarkan dengan jelas penduduk kota Yerusalemyang korup dan<br />

yang menganggap dirinya benar. Sementara mereka mengatakan bahwa mereka melakukan<br />

perintah hukum Allah dengan ketat, mereka sedang melanggar semua prinsip hukum itu.<br />

Mereka membenci Kristus, oleh karena kesucian-Nya dan kekudusan-Nya menyatakan<br />

kejahatan mereka. Dan mereka menuduh-Nya sebagai penyebab semua kesusahan yang<br />

menimpa mereka, sebagai akibat dosa-dosa mereka. Meskipun mereka mengenal Dia sebagai<br />

seorang yang tidak berdosa, mereka telah menyatakan bahwa kematian- Nya perlu demi<br />

keselamatan mereka sebagai bangsa. "Apabila kita membiarkan Dia," kata para pemimpin<br />

Yahudi, "maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang<br />

dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita." (Yoh. 11:48). Jikalau Kristus<br />

dikorbankan, mereka akan bisa kembali menjadi bangsa yang kuat dan bersatu. Demikian<br />

mereka memberi alasan dan mereka menyetujui keputusan imam besar mereka, bahwa adalah<br />

lebih baik seorang mati daripada seluruh bangsa itu binasa.<br />

Jadi pemimpin-pemimpin Yahudi telah "membangun Sion dengan darah dan Yerusalem<br />

dengan kelaliman." Dan, sementara mereka membunuh Juru Selamat mereka oleh sebab Dia<br />

menegur dosa-dosa mereka, demikianlah mereka membenarkan diri sendiri, bahwa mereka<br />

menganggap diri mereka sebagai umat Allah, dan mengharapkan Tuhan untuk melepaskan<br />

mereka dari musuh-musuh mereka. "Sebab itu," nabi itu melanjutkan, "oleh karena kamu<br />

maka Sion akan di bajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing dan<br />

gunung Bait Suci akan menjadi bukit yang berhutan." (Mika 3:12).<br />

Hampir selama 40 tahun, sesudah kebinasaan Yerusalem diumumkan oleh Kristus sendiri,<br />

Tuhan menunda penghakiman-Nya atas kota dan bangsa itu. Cukup mengagumkan panjang<br />

sabar Allah terhadap para penolak Injil-Nya dan para pembunuh Anak-Nya. Perumpamaan<br />

13

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!