21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

mendengarkannya atau mengajarkannya, atau bahkan berbicara mengenai itu akan<br />

mendatangkan hukuman mati di atas tiang gantungan. Berdoa kepada Allah di tempat<br />

tersembunyi, tidak menyembah patung, atau menyanyikan nyanyian Mazmur juga bisa<br />

dihukum mati. Bahkan mereka yang menyangkal kesalahannya juga dipersalahkan. Jika lakilaki,<br />

dibunuh dengan pedang, dan jika wanita, dikubur hidup-hidup. Ribuan orang binasa di<br />

bawah pemerintahan Charles dan Philip II.<br />

Pada suatu waktu seluruh anggota suatu keluarga dibawa ke hadapan pemeriksa, dituduh<br />

menghindari upacara misa, dan berbakti di rumah. Pada pemeriksaan ini, yang biasanya<br />

dilakukan dengan rahasia, anak yang paling muda menjawab, “Kami bertelut berdoa, kiranya<br />

Allah menerangi pikiran kami dan mengampuni dosa-dosa kami. Kami berdoa bagi<br />

pemerintah kami, kiranya pemerintahannya makmur, sejahtera dan hidupnya berbahagia.<br />

Kami berdoa bagi hakim-hakim kami, semoga Allah melindunginya.”—Wyliee, b. 18, psl. 6.<br />

Sebagian dari para hakim yang mendengarnya sangat terkesan, namun sang ayah dan seorang<br />

dari anak-anaknya dihukum mati di tiang gantungan.<br />

Kemarahan para penganiaya diimbangi iman para syuhada. Bukan hanya para lelaki, tetapi<br />

juga perempuan cantik yang lemah lembut dan wanitawanita muda menunjukkan keberanian<br />

yang pantang mundur. “Para isteri berdiri di samping tiang gantungan suaminya, dan<br />

sementara suami menahan api yang membakarnya, mereka membisikkan kata-kata<br />

penghiburan, atau menyanyikan lagu-lagu pujian untuk memberi semangat.” “Wanitawanita<br />

muda memasuki lubang kubur mereka seolah-olah mereka memasuki kamar mereka pada<br />

waktu mau tidur malam, atau pergi ke tempat pembakaran dengan memakai pakaian<br />

terbagusnya seolah-olah mereka mau pergi ke pesta pernikahannya.”—Ibid.<br />

Seperti pada waktu kekafiran berusaha membinasakan Injil, darah orangorang Kristen itu<br />

menjadi benih kabar Injil “—Lihat Tertullian’s “Apology,” Alinea 50. Penganiayaan<br />

menambah jumlah orang-orang yang bersaksi bagi kebenaran. Tahun demi tahun raja semakin<br />

gusar oleh tekad orang-orang yang tak tertundukkan itu, lalu berusaha meningkatkan<br />

usahausaha kejamnya, tetapi hasilnya sia-sia. Di bawah William dari Orange, akhimya<br />

Revolusi membawa kebebasan beribadat kepada Allah bagi negeri Belanda. Di Pegunungan<br />

Piedmont, di dataran Perancis dan pantai-pantai Negeri Belanda, kemajuan pekabaran Injil<br />

ditandai dengan pertumpahanpertumpahan darah murid-murid Injil. Tetapi di negeri-negeri<br />

di sebelah utara, Injil itu masuk dengan aman. Para mahasiswa dari Wittenberg, yang kembali<br />

ke kampung halamannya, membawa iman yang diperbarui itu ke Skandinavia. Penerbitan<br />

tulisan-tulisan Luther juga menyebarkan terang kebenaran itu. Orang-orang utara yang<br />

sederhana dan keras berbalik dari kebejatan, kemegahan dan ketakhyulan Roma, dan<br />

menyambut kemurnian, kesederhanaan dan kebenaran yang memberi kehidupan Alkitab.<br />

Tausen, “Sang Pembaru Denmark,” adalah anak seorang petani. Sejak kecil ia sudah<br />

menunjukkan intelektual yang keras. Ia haus akan pendidik an, tetapi keinginannya ini tidak<br />

terpenuhi oleh karena keadaan orangtuanya. Kemudian ia memasuki sebuah biara. Di sini,<br />

168

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!