21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

bersabda, “Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang menjadi kebijaksanaanmu dan akal<br />

budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu mendengar segala ketetapan ini akan berkata:<br />

Memang bangsa yang besar ini adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.” (Ulangan 4:6).<br />

Pada waktu Perancis menolak karunia Surga, ia menaburkan bibit anarki dan kebinasaan. Dan<br />

sebagai sebab dan akibatnya adalah Revolusi dan Pemerintahan Teror.<br />

Lama sebelum penganiayaan dibangkitkan oleh selebaran-selebaran itu, Farel, si<br />

pemberani dan yang rajin telah melarikan diri dari tanah kelahirannya. la pergi ke Swiss, dan<br />

dengan usahanya ia mendukung pekerjaan Zwingli. Ia membantu majunya gerakan<br />

Pembaruan. Ia menggunakan waktunya selanjutnya di sini, namun ia terus memberikan<br />

pengaruh yang menentukan kepada Pembaruan di Perancis. Pada tahun pertama<br />

pengasingannya, usaha-usaha secara khusus ditujukan kepada peyebaran Injil di tanah airnya.<br />

Ia menggunakan banyak waktu berkhotbah kepada teman-teman senegaranya dekat<br />

perbatasan, di mana dengan kewaspadaan yang tinggi ia memperhtikan pertentangan itu, dan<br />

membantu mereka dengan kata-kata dorongan dan nasihat. Dengan bantuan orang-orang yang<br />

diasingkan lainnya, tulisan-tulisan para Pembaru Jerman diterjemahkan ke dalam bahasa<br />

Perancis, dan bersama-sama dengan Alkitab bahasa Perancis dicetak dalam jumlah yang besar.<br />

Buku-buku atau tulisan-tulisan ini dijual secara luas di Perancis oleh para kolportir. Bukubuku<br />

itu dijual dengan harga yang lebih rendah kepada para kolportir, sehingga dengan<br />

keuntungan pekerjaan mereka sanggup meneruskan penyebaran buku-buku itu.<br />

Farel memulai pekerjaannya di Swiss dengan menyamar sebagai guru sekolah yang<br />

sederhana. Ia pergi ke salah satu gereja yang terpencil, dan di sanalah ia membaktikan dirinya<br />

mengajar anak-anak. Selain mata pelajaran yang biasa, dengan hati-hati ia memperkenalkan<br />

kebenaran Alkitab, dengan harapan melalui anak-anaknya dapat menjangkau orang-orang tua.<br />

Ada beberapa orang yang percaya, tetapi imam-imam segera datang untuk menghentikan<br />

kegiatan itu, dan orang-orang yang masih percaya kepada ketakhyulan bangkit menentangnya.<br />

‘Tidak mungkin ini Injil Kristus,” desak para imam, “karena dengan mengkhotbahkannya<br />

tidak membawa damai, melainkan perang “—Wylie, b. 14, psl. 3.<br />

Sebagaimana murid-murid yang mula-mula, bilamana dianiaya di suatu kota ia pergi ke<br />

kota lain. Dari desa ke desa, dari kota ke kota, ia pergi berjalan kaki menahan lapar, dingin<br />

dan keletihan, dan di mana-mana hidupnya terancam bahaya. Ia berkhotbah di pasar-pasar, di<br />

gereja-gereja, kadang-kadang di mimbar katedral. Kadangkadang ia mendapati gereja itu<br />

kosong tanpa pendengar. Suatu waktu khotbahnya diganggu dengan teriakan dan cemoohan.<br />

Untuk kesekian kalinya ia diseret dengan kasar dari mimbar. Lebih dari sekali ia diserang<br />

orang gembel, dan dipukuli hampir mati. Namun, ia terus maju. Walaupun ia sering ditolak,<br />

tetapi dengan tidak mengenal lelah ia datang kembali. Ia melihat kota-kota kecil dan besar<br />

yang menjadi benteng kepausan, satu demi satu membuka pintu gerbangnya bagi kabar Injil.<br />

Gereja kecil, di mana ia pertama sekali bekerja, tidak lama kemudian menerima iman yang<br />

diperbarui itu. Kota-kota Morat dan Neuchatel juga menolak upacaraupacara Romawi, dan<br />

membuangkan patung-patung berhala dari gerejagereja mereka.<br />

161

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!