21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

menjadi korban penipuan diri sendiri. Sekarang, walaupun mungkin mereka percaya bahwa<br />

mereka sedang melakukan pekerjaan Allah dalam menyiksa umat-Nya, namun<br />

kesungguhsungguhan mereka itu tidak membuat mereka tidak bersalah. Mereka telah dengan<br />

sengaja menolak terang yang akan menyelamatkan mereka dari penipuan, dari penodaan jiwa<br />

mereka dengan dosa penumpahan darah.<br />

Mereka telah bersumpah untuk menumpas bidat di katedral yang besar, di mana hampir<br />

tiga abad kemudian, “Dewi Pemikir” akan dinobatkan bangsa itu yang telah menolak Allah<br />

yang hidup. Sekali lagi arak-arakan dibentuk dan utusan Perancis pergi memulai pekerjaan<br />

yang mereka telah bersumpah untuk melakukannya. “Tiang-tiang gantungan didirikan dalam<br />

jarak yang berdekatan, tempat membakar hidup-hidup orang-orang Kristen Protestan tertentu.<br />

Dan telah diatur, agar tumpukan kayu api dinyalakan pada waktu raja mendekat, dan arakarakan<br />

harus berhenti meyaksikan pelaksanaan hukuman mati itu.”—Wylie, b. 13, psl. 21.<br />

Rincian penganiayaan yang ditanggung oleh saksi-saksi Kristus itu terlalu ngeri untuk<br />

diceritakan kembali, tetapi para korban itu sedikit pun tidak goyah. Pada waktu didorong<br />

untuk menarik kembali imannya, seseorang justru berkata, “Saya hanya percaya pada apa<br />

yang dahulu dikhotbahkan oleh para nabi dan rasul, dan apa yang dipercayai oleh persekutuan<br />

semua orang saleh. Iman saya percaya pada Allah yang akan melawan semua kuasa<br />

neraka.”—D’Aubigne, “History of the Re-formation in the Time of Calvin,” b. 4, psl. 12.<br />

Berulang-ulang arak-arakan itu berhenti di tempat-tempat penganiayaan. Setelah kembali<br />

di istana raja dari mana arak-arakan itu dimulai, orangorang ramai itu membubarkan diri, dan<br />

raja serta para pejabat tinggi agama pulang, merasa puas dengan pekerjaan hari itu, dan<br />

mengucapkan selamat kepada mereka sendiri, dan bahwa pekerjaan yang sekarang dimulai<br />

akan diteruskan sampai selesai pembasmian para bidat itu. Injil perdamaian yang telah ditolak<br />

oleh Perancis cepat atau lambat pasti akan tercabut, dan akibatnya sungguh mengerikan. Pada<br />

tanggai 21 Januari 1793, dua ratus lima puluh delapan tahun sesudah Perancis bersumpah<br />

untuk menganiaya para Pembaru, arak-arakan lain melintasi jalan-jalan kota Paris, dengan<br />

tujuan yang sangat berbeda. “Sekali lagi raja menjadi figur utama. Sekali lagi ada kegaduhan<br />

dan teriakan. Sekali lagi terdengar teriakan mencari lebih banyak mangsa atau korban. Sekali<br />

lagi ada tiang-tiang gantungan atau panggung. Dan sekali lagi pemandangan hari itu ditutup<br />

dengan pelaksanaan hukuman yang mengerikan. Louis XVI, yang berjuang melawan para<br />

penjaga penjara dan para pelaksana hukuman, diseret ke tempat pelaksanaan hukuman, dan<br />

di sini ia dipegangi dengan kuat sampai kampak dijatuhkan memotong lehernya, dan<br />

kepalanya yang sudah terpisah dari badan itu bergulir dari atas panggung pelaksanaan<br />

hukuman “—Wylie, b. 13, psl. 21. Bukan hanya raja yang menjadi korban. Di dekat tempat<br />

yang sama dua ribu delapan ratus orang anak manusia dibinasakan dengan pisau gulotin (alat<br />

pemenggal) selama hari-hari berdarah Pemerintahan Teror itu.<br />

Pembaruan telah memberikan kepada dunia ini Alkitab yang terbuka, membukakan<br />

ajaran-ajaran hukum Allah, dan mendorong hati nurani manusia. Kasih yang tak terbatas itu<br />

telah membukakan kepada manusia ketetapan-ketetapan dan prinsip-prinsip surga. Allah telah<br />

160

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!