21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

murka karena keberanian orang memasuki daerah istana dan menempelkan selebaran itu.<br />

Dalam keheranannya ia berdiri sejenak gemetar tanpa bicara Kemudian amarahnya meluap<br />

dengan kata-kata beikut ini, “Tangkap semua orang tanpa kecuali yang dicurigai sebagai<br />

pengikut Lutherisme. Saya akan membinasakan mereka semua.”—D’Aubigne, “History of<br />

the Reformation in the Time of Calvin ” b. 4, psl. 10. Dadu telah dilemparkan. Raja telah<br />

menentukan dirinya sepenuhnya berada di pihak Roma.<br />

Usaha-usaha segera dilakukan untuk menangkap semua pengikut Luther di Paris. Seorang<br />

pekerja yang miskin pengikut iman yang diperbarui, yang biasa memanggil orang-orang<br />

percaya ke perkumpulan rahasia mereka, telah ditangkap dan diancam dengan hukuman mati<br />

di tiang gantungari waktu itu juga, diperintahkan untuk menuntun pesuruh-pesuruh kepausari<br />

ke rumah-rumah orang-orang Protestan di kota itu. Ia terkejut mendengar maksud jahat itu,<br />

tetapi ketakutan akan nyala api menguasai dirinya, lalu setuju menjadi pengkhianat saudarasaudaranya.<br />

Dengan didahului oleh sejumlah besar orang, dan dikelilingi oleh serombongan<br />

imam, pembawa dupa, para biarawan dan tentara, Morin, detektif kerajaan bersama<br />

pengkhianat, dengan perlahan-lahan dan dengan tenang melalui jalan-jalan kota. Pertunjukan<br />

ini adalah pura-pura menghormati “sakramen kudus”, suatu pemulihan kepada penghinaan<br />

yang dilontarkan para pemrotes kepada upacara misa. Tetapi di balik pertunjukan itu<br />

tersembunyi maksud jahat. Pada waktu tiba bertepatan dengan rumah seorang pengikut Luther,<br />

pengkhianat itu memberi tanda tanpa berkata apa-apa. Rombongan itu berhenti, rumah itu<br />

dimasuki, dan keluarga penghuninya diseret ke luar dan dirantai, dan begitulah rombongan<br />

manusia kejam itu maju terus mencari m angsanya. Mereka “tidak melewatkan satu rumah<br />

pun, besar atau kecil, maupun fakultas-fakultas Universitas Paris Morin menggoncangkan<br />

seluruh kota .... Benar-benar suatu teror.”—Ibid, b. 4, psl. 10.<br />

Para korban dihukum mati dengan siksaan kejam. Secara khusus diperintahkan agar api<br />

dikecilkan untuk memperpanjang penderitaan mereka. Tetapi mereka mati sebagai penakluk<br />

atau pemenang. Ketetapan hati me-reka tak tergoyahkan, kedamaian mereka tidak dapat<br />

ditutupi. Para peng-aniaya, yang tak mampu menggoyahkan hati mereka, merasa dikalahkan.<br />

“Tiang-tiang gantungan dibagikan ke segenap bagian kota Paris, dan pem-bakaran<br />

berlangsung pada hari berikutnya. Tujuannya untuk menyebarkan tempat pelaksanaan<br />

hukuman mati itu ialah untuk menteror para bidat. Namun, pada akhimya mendatangkan<br />

kemajuan bagi pekabaran Injil. Se-luruh Paris dapat melihat manusia yang bagaimana<br />

dihasilkan oleh pan-dangan baru itu. Tidak ada mimbar seperti tumpukan para syuhada itu.<br />

Sukacita yang damai yang menerangi wajah-wajah orang ini sementara mereka berjalan<br />

terus... ke tempat pelaksanaan hukuman mati, keperkasaan mereka sementara berdiri di<br />

tengah-tengah api yang menyala-nyala, kerendahan hati mereka untuk mengampuni sekalipun<br />

mereka disakiti, mengubahkan tidak sedikit pada waktu itu kemarahan menjadi belas kasihan,<br />

kebencian menjadi kasih sayang, dan kata-kata pembelaan dengan kemahiran berbicara yang<br />

tidak bisa disangkal demi kepentingan Injil.”—Wylie, b. 13, psl. 20.<br />

157

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!