21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

besar. “Salib-salib, penganiayaan-penganiayaan dan persekongkolan Setan, yang telah lebih<br />

dahulu diamarkan kepadaku, tidak berkurang,” katanya, “bahkan lebih berat daripada yang<br />

dapat saya tanggung. Tetapi Allah adalah Bapaku, Ia telah memberikan dan akan terus<br />

memberikan kekuatan yang saya perlukan.”—D', Aubigne, b. 12, psl. 9.<br />

Sebagaimana pada zaman rasul-rasul, penganiayaan telah “menyebab-kan kemajuan Injil.”<br />

(Filipi 1:12). Diusir dari Paris dan Meaux, “mereka yang tersebar itu menjelajahi seluruh<br />

negeri sambil memberitakan Injil.” (Kisah 8:4). Dan demikianlah terang itu memasuki<br />

beberapa propinsi terpencil di Perancis. Allah masih terus menyediakan pekerja-pekerja<br />

untuk meluaskan pe-kerjaan. Di salah satu sekolah di Paris ada seorang pemuda pendiam dan<br />

yang penuh perhatian, la telah memperlihatkan kemampuan pikirannya dan kemurnian<br />

hidupnya, semangat intelektualnya dan pengabdian agamanya. Kecerdasannya yang menonjol<br />

telah membuatnya menjadi kebanggaan perguruan tinggi di mana ia kuliah, dan telah<br />

diperkirakan bahwa John Calvin akan menjadi salah seorang pembela gereja yang paling kuat<br />

dan disegani. Akan tetapi sinar terang Ilahi menembusi tembok pendidikan dan ketakhyulan<br />

di mana Calvin berada. Ia mendengar ajaran atau doktrin baru dengan gentar, tanpa ragu-ragu<br />

bahwa para bidat itu pantas untuk dibakar. Namun tanpa disengaja ia telah berhadapan muka<br />

dengan muka dengan para bidat, dan terpaksa menguji kemampuan teologi Romanisme<br />

melawan ajaran Protestan.<br />

Seorang keponakan Calvin, yang telah bergabung dengan para Pembaru, berada di Paris.<br />

Dua orang berkeluarga ini sering bertemu, dan memperbincangkan hal-hal yang mengganggu<br />

Kekristenan. “Hanya ada dua agama di dunia ini,” kata Olivetan, orang Protestan itu. “Salah<br />

satu di antaranya ialah agama yang diciptakan oleh manusia, yang oleh manusia<br />

menyelamatkan dirinya melalui upacara-upacara dan perbuatan-perbuatan baik. Dan yang<br />

satu lagi ialah agama yang dinyatakan di dalam Alkitab, dan yang mengajar manusia untuk<br />

mencari keselamatan yang semata-mata adalah kasih karunia Allah yang diberikan dengan<br />

cuma-cuma.” “'Saya tidak memerlukan ajaran barumu itu,” seru Calvin, “apakah kamu pikir<br />

saya telah hidup dalam kesalahan selama hidup saya?”—Wylie, b. 13, psl. 7.<br />

Tetapi pikiran telah timbul di benaknya yang tidak bisa dihilangkan-nya. Dalam<br />

kesendirian di kamarnya, ia merenungkan kata-kata kepona-kannya itu. Ia percaya dosa<br />

melekat kepadanya. Ia melihat dirinya tanpa perantara, di hadapan Hakim yang kudus dan<br />

adil. Pengantaraan orangorang saleh, pekerjaan-pekerjaan baik, upacara-upacara gereja,<br />

semuanya tidak berkuasa untuk menghapuskan dosa. Ia tidak dapat melihat apa-apa pun selain<br />

keputusasaan abadi yang menyelubunginya. Sia-sia segala usa-ha para doktor gereja untuk<br />

menghilangkan kesusahannya. Pengakuan dosa, penyiksaan diri, semuanya adalah sia-sia.<br />

Tidak dapat memperdamaikan jiwa dengan Allah. Sementara bergumul dalam kesia-siaan ini,<br />

Calvin berkesempatan per-gi ke sebuah alun-alun untuk menyaksikan pembakaran seorang<br />

bidat. la sangat kagum melihat ekspresi kedamaian yang memenuhi wajah syuhada itu. Di<br />

tengah-tengah penyiksaan kematian yang mengerikan dan hukuman gereja yang menakutkan<br />

itu, sang martir atau syuhada itu menyatakan satu iman dan keberanian, yang bagi mahasiswa<br />

153

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!