21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

merasa heran dan sedih melihat bahwa yang menjadi korban adalah seorang dari keluarga<br />

bangsawan Perancis yang terbaik dan paling pemberani. Keheranan, kemarahan, makian dan<br />

kebencian serta dendam kesumat meliputi wajah orang ramai. Tetapi pada satu wajah tidak<br />

ada kemurungan. Pikiran sang martir atau syuhada itu jauh dari suasana kemurungan dan<br />

kekacauan. Ia menyadari hanya hadirat Tuhannya.<br />

Kereta narapidana yang ditumpanginya, wajah-wajah seram para peng-aniaya, kematian<br />

yang mengerikan yang akan dijalaninya,—semua ini ti-dak dihiraukannya. Ia yang hidup dan<br />

yang telah mati, dan yang telah hi-dup kembali untuk selama-lamanya, dan yang mempunyai<br />

anak kunci maut dan neraka, ada disampingnya. Wajah Berquin disinari dengan terang dan<br />

kedamaian surga. Ia mengenakan sendiri pakaian yang mewah, memakai “satu jubah dari<br />

beludru, baju kuno yang terbuat dari satin dan sutra, dan celana ketat yang berwarna<br />

keemasan.”—D’Aubigne, “History of the Reformation in the Time of Calvin,” b. 2, psl. 16.<br />

Ia sudah mau menyaksikan imannya dihadirat Raja segala raja dan alam semesta yang<br />

menyaksikannya, dan tidak ada tanda dukacita yang menodai sukacitanya.<br />

Ketika arak-arakan bergerak perlahan melalui jalan-jalan yang sudah dipadati orang,<br />

orang-orang merasa heran melihat pembawaannya yang penuh kedamaian yang tidak<br />

terselubung dan sukacita kemenangan. Kata mereka, “Ia seperti seseorang yang duduk di<br />

sebuah bait suci dan mere-nungkan perkara-perkara suci.”—Wylie, b. 13, psl. 9. Dari tiang<br />

gantungan, Berquin berupaya mengucapkan beberapa perkataan kepada orang banyak. Tetapi<br />

para biarawan, yang takut akan akibatnya, mulai berteriak, dan para prajurit membenturbenturkan<br />

senjata mereka sehingga suara berisik itu menghilangkan suara sang syuhada.<br />

Demikianlah pada tahun 1529 penguasa negara dan gereja kota Paris yang sudah beradab,<br />

“telah memberikan contoh yang paling buruk kepada penduduk tahun 1793, yang<br />

mendiamkan kata-kata suci orang yang sedang berada di panggung hukuman mati.”—Ibid.<br />

Berquin dicekik dengan tali, dan tubuhnya hangus dimakan api. Berita kematiannya<br />

menimbulkan dukacita pada sahabat-sahabat Pembaruan di seluruh Perancis. Tetapi<br />

teladannya tidak hilang. “Kita juga siap,” kata saksisaksi kebenaran itu, “menghadapi<br />

kematian dengan sukacita, menunjukkan pandangan kita pada kehidupan yang akan<br />

datang.”— D’Aubigne, “History of the Reformation in the Time of Calvin,” b. 2, psl. 16.<br />

Selama penganiayaan di Meaux, guru-guru iman yang diperbarui itu tidak diizinkan untuk<br />

berkhotbah, dan mereka pergi ke ladang-ladang yang lain. Lefevre kemudian pergi ke Jerman.<br />

Dan Farel kembali ke kota asalnya di bagian Timur Perancis, untuk menyebarkan terang di<br />

tempat masa kanakkanaknya. Telah diterima kabar mengenai apa yang teijadi di Meaux, dan<br />

kebenaran yang diajarkannya dengan tidak mengenal rasa takut, mendapat tempat di dalam<br />

hati para pendengar. Segera para penguasa bangkit untuk membungkamkannya, dan ia telah<br />

menghilang dari kota. Walaupun ia tidak bisa lagi bekerja dengan terang-terangan, ia<br />

menjelajahi lembah dan desa-desa mengajar di rumah-rumah tinggal pribadi, dan di padangpadang<br />

terpencil, dan berlindung di hutan-hutan dan di celah-celah bukit batu yang telah<br />

sering dikunjunginya semasa kecilnya. Allah mempersiapkannya bagi pencobaan yang lebih<br />

152

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!