21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

ia boleh mendapat bantuan yang berarti dari Alkitab, lalu ia mulai mempelajarinya dengan<br />

tujuan ini. Benar, di sini ia menemukan orang-orang saleh, tetapi tidak seperti yang<br />

digambarkan oleh kalender Romawi. Pikirannya dibanjiri oleh terang Ilahi. Dalam<br />

kekagumannya dan kemuakannya ia meninggalkan tugasnya itu, dan membaktikan dirinya<br />

kepada firman Allah. Kebenaran-kebenaran yang berharga yang ditemukannya di sana segera<br />

diajarkannya.<br />

Pada tahun 1512 sebelum Luther maupun Zwingli memulai pekerjaan pembaharuan,<br />

Lefevre menulis, “Aliahlah yang mengaruniakan kepada kita, oleh iman, kebenaran yang<br />

hanya oleh karena karunia, membenarkan kita bagi hidup kekal.”-Wylie, b. 13, psl. 1.<br />

Berpegang pada rahasia penebusan, ia berkata, “Oh, betapa tak terkatakan besamya<br />

penggantian itu. Yang tak berdosa menanggung hukuman, dan ia yang bersalah dibebaskan.<br />

Yang diberkati menanggung kutuk, dan yang terkutuk dibawa kepada berkat. Kehidupan itu<br />

mati, dan yang mati itu dihidupkan. Yang Mulia masuk ke dalam kegelapan, dan dia yang<br />

tidak tahu apa-apa selain bermuka kebingungan, disalut dengan kemuliaan—D', Aubigne, b.<br />

12, psl. 2.<br />

Dan sementara ia mengajarkan bahwa kemuliaan keselamatan sematamata adalah milik<br />

Allah, ia juga menyatakan bahwa tugas penurutan adq. lah milik manusia. “Jika engkau adalah<br />

anggota gereja Kristus,” katanya, “engkau adalah anggota tubuh-Nya. Jika engkau adalah<br />

anggota tubuh- Nya, maka engkau penuh dengan alamiah Ilahi . . . . Oh, sekiranya manusia<br />

memahami peluang ini, betapa mumi, bersih, dan suci kehidupan mereka dan betapa kejinya<br />

kemuliaan dunia ini dibandingkan dengan kemuliaan yang ada dalam diri mereka yaitu<br />

kemuliaan yang tidak dapat dilihat oleh mata.” —Idem. Ada beberapa mahasiswa Lefevre<br />

yang mendengarkan perkataannya dengan sungguh-sungguh, dan terus menyatakan<br />

kebenaran, lama sesudah suara gurunya itu didiamkan. Salah seorang di antaranya ialah<br />

William Farel. Ia adalah anak dan orangtua yang saleh dan dididik menerima, de-ngan iman<br />

yang sungguh-sungguh, ajaran-ajaran gereja. Sehingga ia boleh berkata mengenai dirinya<br />

seperti Rasul Paulus, “Aku telah hidup sebagai seorang Farisi menurut mazhab yang paling<br />

keras dalam agama kita.” (Kisah 26:5). Sebagai seorang pengikut Roma yang taat, dengan<br />

semangat yang berapi-api ia berusaha membinasakan semua mereka yang berani menentang<br />

gereja. “Saya akan menggertakkan gigiku bagaikan serigala yang ganas,” katanya kemudian<br />

waktu berbicara mengenai dirinya waktu itu, “bilamana saya mendengar seseorang berbicara<br />

menentang paus.”—Wylie, b. 13, psl. 2.<br />

Ia tidak mengenal lelah memuja para orang saleh. Bersama-sama dengan Lefevre<br />

mengunjungi gereja-gereja di Paris, beribadat di mezbahmezbah dan memuja dengan<br />

persembahan-persembahan di tempat-tempat pemujaan kudus. Tetapi semuanya ini tidak<br />

dapat membawa kedamaian kepada jiwanya. Perasaan berdosa terus melekat pada dirinya,<br />

yang tidak dapat dihapuskan oleh semua tindakan pemujaan yang dilakukannya. Ia<br />

mendengarkan kata-kata Pembaru sebagai suara dari surga, “Keselamatan adalah kasih<br />

karunia Allah.” “Yang kudus dihukum, dan penjahat dibebaskan.” “Hanya salib Kristus saja<br />

148

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!