21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

Ketika kelompok evangelikal bertemu untuk berkonsultasi, mereka saling memandang<br />

dengan pandangan cemas. Mereka saling bertanya. Apa yang harus kita lakukan?" Masalah<br />

terbesar dunia sekarang dalam ujian. "Akankah pemimpin-pemimpin Pembaharuan menyerah,<br />

dan menerima keputusan itu? Betapa mudahnya para Pembaharu dalam krisis seperti ini<br />

saling berbantah ke jalan yang salah! Betapa banyaknya dalih dan alasan-alasan yang masuk<br />

akalyang bisa dikemukakan untuk alasan penyerahan! Para pangeran pengikut Luther telah<br />

dijamin untuk menjalankan agamanya dengan bebas. Keuntungan yang sama telah diberikan<br />

kepada pengikut-pengikut mereka yang menerima pandangan baru, sebelum peraturan ini<br />

diluruskan. Bukankah hal ini menyenangkan mereka? Betapa banyaknya kesusahan yang bisa<br />

dihindarkan oleh penyerahan! Bahaya dan pertentangan apa lagi yang akan didatangkan oleh<br />

perlawanan bagi mereka? Marilah kita rangkul perdamaian; marilah kita menangkap tangkai<br />

pohon zaitun yang disodorkan oleh Roma, dan menutup luka-luka Jerman. Dengan<br />

argumentasi seperti ini mungkin para Pembaharu dapat menerima keputusan itu dan yang<br />

sudah pasti dikeluarkan tidak lama lagi sebagai kehancuran mereka.<br />

Dengan gembira mereka memandang kepada prinsip, pada mana persetujun itu didasarkan,<br />

dan mereka bertindak dalam iman. Apakah prinsip itu? Itu adalah hak Roma untuk memaksa<br />

hati nurani dan melarang hak bertanya dengan bebas. Tetapi bukankah mereka sendiri<br />

bersama pengikut-pengikut Prostestannya menikmati kebebasan beragama? Ya, sebagai suatu<br />

keinginan yang secara khusus ditetapkan di dalam persetujuan itu, tetapi bukan sebagai hak.<br />

Sebagaimana yang berlaku bagi semua yang berada di luar persetujuan itu, prinsip kekuasaan<br />

besar yang berlaku ialah mengatur, sedangkan hati nurani di luar pengadilan. Roma adalah<br />

hakim yang mutlak, dan harus dituruti. Penerimaan persetujuan yang diusulkan itu akan<br />

menjadi penerimaan nyata bahwa kebebasan beragama harus terbatas kepada Saxony yang<br />

telah diperbaharui.<br />

Dan bagi negeri-negeri Kristen lainnya, kebebasan bertanya dan pengakuan percaya yang<br />

diperbaharui tetap merupakan suatu kejahatan, dan harus dihukum dengan penjara di bawah<br />

tanah dan tiang gantungan. Dapatkah mereka menyetujui kebebasan beragama yang dibatasi<br />

pada suatu tempat? Yaitu mengumumkan bahwa Pembaharuan telah menobatkan orang yang<br />

terakhir?, atau memenangkan sejengkal tanah yang terakhir? Dan di mana saja Roma berkuasa<br />

pada waktu ini, di sana kekuasaannya akan tetap abadi? Dapatkah para Pembaharu berkata<br />

bahwa mereka tidak bersalah terhadap darah ratusan, bahkan ribuan orang yang telah<br />

mengorbankan nyawanya di negeri-negeri kekuasaan kepausan, dalam pelaksanaan<br />

persetujuan itu? Ini adalah suatu pengkhianatan kepada kepentingan Injil dan kebebasan<br />

negeri-negeri Kristen, pada saat yang begitu penting. -- Wylie, b. 9, Ch. 15. Sebaliknya,<br />

mereka "mengorbankan segalanya, bahkan negara mereka, mahkota mereka dan hidup<br />

mereka." -- D'Aubigne, b. 13, Ch. 5.<br />

"Mari kita tolak dekrit ini," kata para pangeran. "Dalam masalah hati nurani, orang banyak<br />

tidak mempunyai kuasa." Para deputi menyatakan, "Kita berhutang kepada dekrit tahun 1526<br />

atas perdamaian yang dinikmati seluruh kekaisaran. Penghapusannya akan memenuhi seluruh<br />

138

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!