21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

serangan-serangan yang datang dari segala sudut. Firman Allah membuktikan dirinya sebagai<br />

senjata ampuh dalam setiap pertikaian. Dengan Firman itu ia berperang melawan kuasa<br />

kepausan, dan filsafat rasionalistik para orang-orang terpelajar, sementara ia sendiri teguh<br />

bagaikan batu karang melawan kefanatikan yang berusaha mau bersekutu dengan<br />

Pembaharuan.<br />

Setiap unsur penentang ini berusaha mengesampingkan Alkitab, dan meninggikan<br />

kebijaksanaan manusia sebagai sumber kebenaran keagamaan dan pengetahuan.<br />

Rasionalisme mendewa-dewakan akal sehat, dan membuat ini sebagai ukuran atau kriteria<br />

bagi agama. Romanisme, yang mengatakan kekuasaan tertinggi kepausan suatu ilhamyang<br />

diturunkan dari para rasul, dan tidak bisa diubah sepanjang masa, memberikan kesempatan<br />

yang cukup bagi segala jenis pemborosan dan korupsi serta kebejatan yang bersembunyi<br />

dibalik kesalehan perintah rasul. Inspirasi atau ilham yang dikatakan oleh Munzer dan kawankawannya,<br />

bermula dari sumber yang tidak lebih tinggi dari tingkah laku aneh imaginasi, dan<br />

pengaruhnya merong-rong semua kekuasaan manusia atau ilahi. Kekristenan yang benar<br />

menerima firman Allah sebagai rumah perbendaharaan kebenaran yang diilhamkan, dan<br />

sebagai penguji segala jenis ilham.<br />

Sekembalinya dari Wartburg, Luther menyelesaikan terjemahan Perjanjian Baru, dan Injil<br />

itu tidak lama kemudian diberikan kepada rakyat Jerman dalam bahasa mereka sendiri.<br />

Terjemahan ini disambut dengan sukacita besar oleh mereka yang cinta kebenaran, tetapi<br />

ditolak dengan penghinaan oleh mereka yang memilih tradisi dan peraturan manusia. Para<br />

imam merasa khawatir oleh karena mereka berpikir bahwa rakyat jelata sekarang sanggup<br />

mendiskusikan ajaran firman Allah dengan mereka, dan dengan demikian kebodohan mereka<br />

akan terungkap. Senjata pertimbangan jasmani mereka tidak berkuasa melawan pedang Roh<br />

itu. Roma memanggil seluruh penguasanya untuk mencegah pengedaran Alkitab itu. Tetapi<br />

dekrit, kutukan, dan penyiksaan tampaknya seperti tidak ada gunanya. Semakin Alkitab itu<br />

dicela dan dilarang, semakin besar keinginan orang untuk mengetahui apa sebenarnya yang<br />

diajarkannya. Semua yang sudah bisa membaca ingin mempelajari firman Allah bagi mereka<br />

sendiri. Mereka membawanya kemana saja, dan membacanya berulang-ulang, dan tidak<br />

merasa puas sebelum dapat menghafalkan sebagian besar isinya. Setelah melihat penerimaan<br />

yang baik terhadap Perjanjian Baru, Luther segera memulai menerjemahkan Perjanjian Lama,<br />

dan menerbitkannya sebagian-sebagian segera setelah selesai diterjemahkan.<br />

Tulisan-tulisan Luther mendapat sambutan baik, baik dikota-kota maupun didesa-desa.<br />

"Apa yang ditulis oleh Luther dan sahabat-sahabatnya, diedarkan oleh orang-orang lain. Para<br />

biarawan, yang menyadari ketidak-sahan kewajiban dan syarat-syarat biara, ingin mengubah<br />

kebiasaan hidup bermalas-malas dengan kehidupan yang giat dan aktif, tetapi terlalu bodoh<br />

untuk menyiarkan firman Allah. Mereka ini pergi menjelajahi seluruh propinsi, mengunjungi<br />

desa-desa dan gubuk- gubuk, menjual buku-buku tulisan Luther dan teman-temannya. Tidak<br />

lama kemudian Jerman dibanjiri oleh kolportir- kolportir yang tangguh ini." -- Idem, b. 9,<br />

Ch. 11.<br />

133

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!