21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

Create successful ePaper yourself

Turn your PDF publications into a flip-book with our unique Google optimized e-Paper software.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

kekuasaan Roma. Digerbang gerbang rumah dan ditempat tempat umum, ditempelkan kertas<br />

pengumuman. Sebagian mengutuk dan sebagian lagi membela Luther. Salah satu kertas<br />

pengumuman itu telah dituliskan dengan kata kata orang bijak, "Wai engkau tanah, kalau<br />

rajamu seorang kanak kanak" (Pengkhotbah 10:16). Semangat dukungan populer kepada<br />

Luther diseluruh Jerman meyakinkan baik kaisar maupun Mahkamah, bahwa setiap tindakan<br />

yang tidak adil kepada Luther akan membahayakan perdamaian diseluruh kekaisaran, dan<br />

bahkan stabilitas takhta.<br />

Frederick dari Saxony tetap tenang namun mengamati keadaan, menyembunyikan dengan<br />

hati hati perasaannya terhadap Pembaharu. Sementara pada waktu yang sama ia menjaga<br />

dirinya tanpa mengenal lelah, memperhatikan gerak geriknya dan gerak gerik musuh<br />

musuhnya. Tetapi banyak juga yang tidak berusaha menyembunyikan rasa simpatinya kepada<br />

Luther. Ia dikunjungi oleh para pangeran, kaum bangsawan, orang orang terkemuka, baik<br />

awam maupun para ulama. "Kamar doktor yang sempit," tulis Spalatin, "tidak dapat<br />

menampung semua pengunjung yang datang." Martyn, Vol. I, p. 404. Orang orang<br />

memandang kepadanya seolah olah ia lebih dari sekedar manusia. Bahkan orang orang yang<br />

tidak percaya kepada ajaran ajarannyapun mengagumi integritasnya yang tinggi, yang<br />

membuatnya berani mati daripada melanggar hati nuraninya.<br />

Usaha yang sungguh sungguh dilakukan untuk memperoleh persetujuan Luther untuk<br />

berkopromi dengan Roma. Kaum bangsawan dan para pangeran menyampaikan kepadanya<br />

bahwa jika ia tetap pada pendiriannya menentang gereja dan konsili, ia akan dilenyapkan dari<br />

kekaisaran, dan dia tidak akan mempunyai perlindungan lagi. Luther memberi jawaban<br />

kepada usaha ini, "Injil Kristus tidak dapat dikhotbahkan tanpa perlawanan . . . . Kalau begitu<br />

mengapa rasa takut atau cemas akan bahaya memisahkan aku dari Tuhanku dan dari firman<br />

Nya, yang adalah kebenaran satu satunya? Tidak. Lebih baik saya serahkan tubuhku, darahku<br />

dan hidupku." D'Aubigne, b. 7, Ch. 10.<br />

Sekali lagi ia didesak agar menyerah kepada pengadilan kaisar, dan kemudian tidak ada<br />

lagi yang perlu ditakutkan. "Aku setuju," jawabnya, "dengan segenap hatiku, agar kaisar, para<br />

pangeran dan bahkan orang Kristen yang paling hina, harus memeriksa dan menimbang karya<br />

karyaku, tetapi dengan satu syarat, bahwa mereka membuat firman Allah sebagai ukuran.<br />

Manusia tidak bisa berbuat lain selain menurutinya. Janganlah bertindak kejam terhadap hati<br />

nuraniku yang terikat dan terantai kepada Alkitab." Idem, b, Ch. 10. Kepada himbauan lain ia<br />

berkata, "Aku setuju melepaskan surat jaminan keselamatanku. Saya menempatkan diriku dan<br />

hidupku ditangan kaisar, tetapi firman Allah . . . sekali lagi tidak!" Idem, b. 7, Ch. 10. Ia<br />

mengatakan kesediaannya menyerah kepada keputusan konsili umum, tetapi hanya dengan<br />

syarat bahwa konsili diminta memutuskan sesuai dengan Alkitab. Selanjutnya ia<br />

menambahkan, "Dalam urusan apa firman Allah dan iman setiap orang Kristen disamakan<br />

dengan paus dalam menghakimi meskipun didukung oleh sejuta konsili." Martyn, Vo. I, p.<br />

410. Akhirnya baik kawan maupun lawan yakin bahwa usaha usaha selanjutnya untuk<br />

perdamaian tidak akan ada gunanya.<br />

112

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!