21.04.2023 Views

Akar Pemberontakan

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

Akar Pemberontakan tumbuh dari tanah subur ketidakpuasan yang mendalam, penentuan nasib sendiri, dan perjuangan yang tak pernah puas untuk kebebasan dan kekuasaan. Berakar pada bentrokan dua kerajaan kuno dan terbentang di pusat-pusat spiritual dunia, plot buku ini menyatakan permusuhan yang ganas dan tak terkendali terhadap kebenaran; menghasilkan sekuel tirani dan revolusi yang diperangi serta wabah permusuhan dan penganiayaan, yang semuanya menghasilkan buah pahit anarki. Misteri pemberontakan mendominasi kursi pemerintahan dan berkobar di hati umat manusia. Berkembang menjadi subversi yang matang, penuh semangat dan berani, instrumen pemberontakan membangun dan membangun tatanan kekacauan dan paksaan; memerintahkan kepatuhan dan kerja sama universal. Karena buku ini secara efektif memberikan pencerahan tentang dasar-dasar rahasia dari satu pemerintahan dunia dan imperialisme hegemonik, pembaca dipersenjatai untuk menghadapi dan melawan penipuan terbesar sepanjang masa.

SHOW MORE
SHOW LESS

You also want an ePaper? Increase the reach of your titles

YUMPU automatically turns print PDFs into web optimized ePapers that Google loves.

<strong>Akar</strong> <strong>Pemberontakan</strong><br />

keinginan untuk membalas, memohon kepada paus agar mengambil tindakan terhadapnya.<br />

Dengan segera dikeluarkan dekrit yang melarang dan mengharamkan doktrin-doktrin Luther.<br />

Diberikan waktu enam puluh hari kepada sang Reformis dengan pengikut-pengikutnya,<br />

sesudah itu, jika mereka tidak menarik kembali pernyataannya, semua mereka akan<br />

dikucilkan dari gereja.<br />

Keadaan itu adalah suatu kemelut yang mengerikan bagi Pembaruan. Selama berabadabad<br />

keputusan pengucilan Roma telah menakutkan rajaraja yang berkuasa sekalipun.<br />

Keputusan seperti itu telah membuat kerajaan yang kuat mengalami bencana dan kehancuran.<br />

Mereka yang dijatuhi hukuman pengucilan, pada umumnya dipenuhi ketakutan dan kengerian.<br />

Mereka tidak diperbolehkan berhubungan dengan sesamanya, dan diperlakukan sebagai orang<br />

terbuang yang tidak dilindungi oleh undang-undang, dan akan diburu untuk dibinasakan.<br />

Luther tidak buta terhadap topan yang akan menimpanya, tetapi ia tetap teguh, percaya kepada<br />

Kristus yang akan menjadi penopang dan perisainya. Dengan iman dan keberanian untuk mati<br />

syahid atau menjadi syuhada ia menulis, “Apa yang akan terjadi saya tidak tahu, atau saya<br />

tidak perduli untuk mengetahuinya —Biarlah pukulan itu menghantam ke mana ia mau<br />

menghantam, saya tidak takut. Tidak sehelai daun pun yang jatuh tanpa kehendak Bapa kita.<br />

Betapa Dia lebih memeliharakan kita! Adalah suatu perkara enteng untuk mati demi Firman<br />

itu, karena Firman yang telah menjadi daging itu Sendiri juga telah mati. Jikalau kita mati<br />

bersama Dia, kita akan hidup bersama Dia. Dan melalui apa yang Dia telah lalui sebelum kita,<br />

kita akan berada di mana Dia ada dan tinggal bersama Dia selama-lamanya.”—Ibid,b. 6, Ch.<br />

9.<br />

Pada waktu surat keputusan paus sampai kepada Luther, ia berkata, “Saya menganggapnya<br />

remeh dan menentang itu sebagai palsu, selaku seorang yang beriman kepada Tuhan. . . .<br />

Kristus sendirilah yang dipersalahkan dalam hal ini ... . Saya bersukacita menanggung derita<br />

seperti itu kalau alasan-alasannya baik. Saya telah merasakan kebebasan yang besar di dalam<br />

hati saya, sebab akhimya saya tahu bahwa paus adalah antikristus, dan bahwa takhtanya<br />

adalah takhta Setan sendiri.”—Ibid.<br />

Namun, perintah Roma itu bukan tanpa akibat. Untuk memaksakan penurutan kepada<br />

perintah itu digunakanlah pedang, penyiksaan dan penjara. Orang-orang yang lemah dan yang<br />

percaya kepada takhyul gemetar meng-hadapi dekrit paus itu. Dan sementara banyak yang<br />

bersimpati kepada Luther, banyak juga yang merasa hidup itu terlalu mahal untuk<br />

dikorbankan demi pembaruan. Segala sesuatu tampaknya seolah-olah menyatakan bahwa<br />

pekerjaan Pembaru itu sudah mau terhenti. Akan tetapi Luther tetap tidak takut. Roma telah<br />

melemparkan lembing kutukannya melawan dia. Dan dunia melihatnya, tanpa ragu-ragu<br />

bahwa ia akan binasa atau dipaksa menyerah. Tetapi dengan kuasa yang dahsyat ia balik<br />

melemparkan lembing kutukan kepada paus, dan dengan terbuka ia menyatakan ketetapan<br />

hatinya untuk meninggalkan kepausan selama-lamanya. Di hadapan kerumunan para<br />

mahasiswa, para doktor dan masyarakat dari segala lapisan Luther membakar surat keputusan<br />

paus itu, bersama buku undang-undang serta surat-surat keputusan dan tulisan-tulisan lain<br />

94

Hooray! Your file is uploaded and ready to be published.

Saved successfully!

Ooh no, something went wrong!